BAB-2 ETIKA POLITIKA
1. SEJARAH ETIKA POLITIK
Politik adalah seni yang bersangkut paut dengan proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang berbeda-beda kepentingannya, di mana pengambilan keputusan ini menyangkut masa depan orang banyak. Proses pengambilan keputusan ini disebut “strategi”.
Yayasan LAI berdiri sejak tanggal 9 Februari 1954 dan telah mencetak lebih dari dua setengah juta eksemplar Alkitab.
1.1 Situasi Sosial Politik Pada Awal Sejarah Gereja
Gereja lahir dan berkembang di dunia sebagai hasil dari pemberitaan Injil. Secara politis, dunia yang di dalamnya gereja lahir dan berkembang dibagi atas dua negara besar yaitu: Kekaisaran Romawi dan Kerajaan Partia (sesudah th. 225M:Persia). Dalam abad pertama sesudah Masehi bangsa Yahudi hidup ber-serak-serak, di dalam Kekaisaran Romawi dan di luarnya. Di antara orang-orang Yahudi itu ada yang menolak dengan keras setiap pengaruh agama dan kebudayaan asing, dan ada yang bersikap lebih terbuka. Tetapi dalam satu hal kedua golongan ini sepakat,: Taurat Musa merupakan inti ibadahmereka.
Dalam kekaisaran Romawi, orang-orang Yahudi hanya merupakan minoritas. Mayoritas penduduknya menganut agama-agama dan kebudayaan lain, yaitu Helenisme. Kedalam lingkungan inilah gereja terjun masuk,ketika Injil dikabarkan kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:20).
Bandingkan:
· Sama seperti penduduk Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, demikian juga penduduk Kekaisaran Romawi terdiri dari banyak bangsa, bahasa dan adat istiadat yang berlainan. Bahasa perantaranya, yaitu bahasa Yunani yang juga dipakai dalam semua kitab PB.(PB bahasa aslinya bahasa Yunani sedangkan PL bahasa aslinya bahasa Ibrani).
· Sama seperti di Indonesia sekarang ini suku-suku bangsa mulai lepas dari adat dan agama mereka masing-masing, begitu pula halnya bangsa-bangsa di Kekaisaran Romawi. Orang-orang mulai gelisah dan merasa terasing dalam kekaisaran yang terlalu luas itu. Pegangan dan harapan yang dicari orang itu ditawarkan dari tiga pihak yaitu: pihak agama,filsafat dan negara.
Dari beberapa segi, keadaan dalam masyarakat Yunani-Romawi itu menguntungkan untuk pemberitaan Injil karena satu negara dan satu bahasa. Pada masa pertama, pusat pekabaran Injil yang pertama ialah kota Antiokia. Di sini untuk pertama kali timbul jemaat atas orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:20). Utusan jemaat Antiokia yang paling terkenal ialah Paulus. Pada zaman ini sudah timbul berbagai cara yang berbeda untuk mengungkapkan keselamatan yang diberikan oleh Allah di dalam diri Yesus Kristus.
Dalam abad ke-2 agama Kristen tersebar di daerah yang sangat luas. Organisasi gereja semakin rapih dan orang-orang Kristen terkemuka mulai menjawab tantangan yang dihadapkan kepada gereja oleh lingkunganya. Sekitar tahun 150, gereja menghadapi krisis yang gawat, yang mempercepat perkembangan pemikiran teologi dan organisasi gereja. Krisis ini disebabkan oleh munculnya aliran-aliran Gnostik.
Sekitar tahun 250 jumlah orang Kristen sudah agak besar. Mereka tersebar sampai Persia dan India. Yang paling banyak jumlahnya terdapat di Asia Barat, teristimewa di Asia Kecil dan Siria. Mereka terutama tinggal dikota-kota dan mereka adalah rakyat kecil. Negara mulaimenjadi lebih keras, disebabkan musuh-musuh menyerang batas-batas kekaisaran di mana-mana. Kaisar Decius (249-251) ingin mempertahankan kedaulatan negaradengan menggunakan agama selaku alat untuk meredakan amarah para dewa. Semua orang harus memprsembahkan korban kepada dewa-dewa. Kalau orang Kristen menolak dianggap sebagai penghianat-penghianat. Negara memilih uskup-uskup sebagai sasarannya, supaya anggota jemaat kehilangan pemimpinya dan menyerah. Uskup Kartago yang termasyur itu, yaitu Cyprianus mati dibunuh sebagai syahid.
Pada tahun 303, dibawah pemerintahan Kaisar Diocletianus, mulailah penganiayaan yang lebih hebat dari sebelumnya. Semua orang Kristen dipecat dari jabatan pemerintah, atau tentara; gedung-gedung gereja dirusak, Kitab-kitab suci dibakar dan sekali lagi uskuplah sasarannya. Tindakan ini dimaksudkan untuk melumpuhkan gereja. Penghambatan ini berlangsung selama 8 tahun.
Pemerintah tidak berhasil mempertahankan negara dengan jalan memusnahkan gereja. Untuk mendapatkan kembali dukungan gereja, maka haluan baru yang ditempukoleh Kaisar Konstantinus Agung (306-337) dengan mengeluarkan Edik Milano (303). Setelah berhasilmerebut takta, maka tahun 313 iamengumumkan bahwa gereja mendapatkan kebebasan penuh. Milik gereja yang telah dirampas selama masa penghambatan harus dikembalikan.
Pada waktu Edik Milano diumumkan, Konstantinus belum menjadi Kristen, walaupum ia tertarik pada iman Kristen. Alasan-alasannya untuk tindakan itu bersifat politis.
Berkat dukungan negara, gereja menjadi kaya raya dan jumlah orang Kristen menjadi melonjak. Tetapi, banyak orang yang tidak merasa senang. Mereka ingin tetap memelihara cita-cita lama agama Kristen, oleh sebab itu mereka menjauhi kelompok-kelompok Kristen yang suam, dan hidup menyendiri sambil beraskese. Gereja di Asia Tengah dan Timur zaman sekarang, baru lahir pada abad ke-20, ke-19 atau paling-paling abad ke-16, biasanya disebut gereja “muda”. Tetapi gereja Nestorian di Irak dan Iran telah ada sejakabad ke-2 dan termasuk gereja yang paling “tua”.
1.2 Situasi Politik Pada Masa Paulus
Comments