Materi pembelajaran
Mata pelajaran : IPAL
Kelas : XI
Pertemuan : 8
Adlokdsi waktu : 4 Jam Pelajaran
Materi Pokok : nabi-nabi Kecil( Obaja, Yunus, Mikha)
Penulis : Obaja
Tema : Hukuman atas Edom
Tanggal Penulisan: + 840 SM
Latar Belakang
Penulis kitab yang pendek ini ialah seorang nabi bernama Obaja; di dalam kitab ini, keturunan dan keterangan lain tentang hidupnya tidak diberikan.
Nama "Obaja" cukup umum, dan berarti "hamba Tuhan"; 12 atau 13 orang dalam
Alkitab memakai nama ini (mis. 1Raj 18:3-16; 2Taw 17:7; 2Taw 34:12-13).
Apakah Obaja yang menulis kitab ini disebut di lain tempat dalam PL
tergantung pada tanggal nubuatnya. Karena tidak disebutkan seorang raja,
kita tidak mengetahui dengan pasti tanggal penulisan kitab ini. Satu-satunya
fakta sejarah yang disinggung dalam teksnya ialah saat orang Edom
bersukacita atas suatu penyerbuan Yerusalem, dan bahkan ikut serta dalam
menjarahnya (ayat Ob 1:11-14); akan tetapi, tidak jelas penyerbuan mana
terhadap Yerusalem yang dimaksudkan Obaja.
Ada lima penyerbuan penting
sepanjang zaman PL:
(1) oleh Sisak, raja Mesir tahun 926 SM, di masa pemerintahan Rehabeam
(2) oleh pasukan Filistin dan Arab pada masa pemerintahan Yoram sekitar
tahun 848-841 SM (lih. 2Taw 21:16-17);
(3) oleh Raja Yoas dari Israel pada masa pemerintahan Amazia sekitar tahun
790 SM (lih. 2Raj 14:13-14);
(4) oleh Sanherib, raja Asyur, pada masa pemerintahan Hizkia tahun 701 SM
(2Raj 18:13); dan
(5) oleh pasukan Babel selama tahun 605-586 SM (2Raj 24-25:30).
Sebagian besar ahli percaya bahwa Obaja bernubuat pada masa (2) atau (5). Kebinasaan Yerusalem oleh Nebukadnezar kelihatannya kurang mungkin dari keduanya karena tidak disebut tentang kebinasaan seluruh Yerusalem atau diangkutnya penduduknya ke dalam pembuangan. Nabi yang lain ketika mengacu kepada kebinasaan Yerusalem selalu memperkenalkan musuh itu sebagai Nebukadnezar dan Babel, bukan hanya "orang-orang
luar" dan "orang-orang asing" (ayat Ob 1:11). Demikianlah peristiwa yang mengakibatkan nubuat Obaja sangat mungkin yang kedua di atas, ketika pasukan Filistin dan Arab menjarah Yerusalem. Menjelang terjadinya peristiwa ini, orang Edom (yang dikuasai Yerusalem) telah berhasil membebaskan diri (2Taw 21:8-10). Sukacita mereka atas
kejatuhan Yerusalem tidak lama sesudah itu dapat dipahami. Karena masa pemerintahan Yoram adalah 848-841 SM, dan karena penjarahan Yerusalem telah terjadi ketika Obaja menulis, maka 840 SM merupakan tanggal yang mungkin bagi penulisan kitab ini.
Sebagian dari latar belakang nubuat ini mengingatkan kembali pada Kej 25:19-34; Kej 27:1--28:9 yaitu persaingan berkepanjangan di antara Esau (bapak orang Edom) dan Yakub (bapak ke-12 suku Israel).
Sekalipun kita membaca dalam kitab Kejadian tentang perdamaian kedua saudara ini (Kej 33:1-20), kebencian di antara keturunan mereka sering kali menimbulkan pertempuran sepanjang sejarah alkitabiah (bd. Bil 20:14-21;
1Sam 14:47; 2Sam 8:14; 1Raj 11:14-22*). Sesuai dengan sejarah permusuhan
mereka, orang Edom bersukacita karena kesulitan Yerusalem.
Tujuan
Kitab nubuat ini ditulis
(1) untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena sukacita
mereka atas penderitaan Yehuda, dan
(2) untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas
Edom.
Obaja menubuatkan hasil akhir dari tindakan Allah: bagi orang Edom --
kebinasaan; bagi umat Allah Israel -- pembebasan pada hari Tuhan yang
akan datang.
Survai
Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama (ayat Ob 1:1-14), Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Hukuman Allah yang diramalkan akan mendatangi mereka, dan sang nabi tidak menawarkan harapan untuk penangguhan berdasarkan ajakan untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan; mereka akan dimusnahkan untuk selama-lamanya (ayat Ob 1:10). Bagian kedua (ayat Ob 1:15-21)
bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai nubuat Obaja.
(1) Kitab ini adalah kitab PL yang paling pendek.
(2) Obaja menjadi salah seorang dari tiga nabi yang dipanggil Allah untuk
mengalamatkan berita tertulis mereka hampir seluruhnya kepada bangsa
lain dan bukan kepada Israel atau Yehuda (kedua nabi lain adalah Yunus
dan Nahum).
(3) Ada banyak persamaan di antara kitab Obaja dengan Yer 49:7-22.
(4) Kitab ini tidak dikutip atau disebut dalam PB.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Walaupun PB tidak secara langsung mengacu kepada Obaja, sengketa di antara
Esau dan Yakub yang mendasari kitab ini juga diuraikan dalam PB. Paulus menunjuk kepada persaingan Esau-Yakub dalam Rom 9:10-13, tetapi melanjutkannya dengan mengingatkan kita akan berita pengharapan Allah: semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka, Yahudi atau bukan Yahudi, dan berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Rom 10:9-13; Rom 15:7-12).
Kitab Yunus
Penulis : Yunus
Tema : Luasnya Kasih Sayang Allah yang Menyelamatkan
Tanggal Penulisan: + 760 SM
Latar Belakang
Yunus, yang namanya berarti "merpati", diperkenalkan sebagai putra Amitai
(Yun 1:1). Ia disebut dalam 2Raj 14:25 sebagai
(1) nabi kepada kerajaan utara Israel semasa pemerintahan Yerobeam II
(793-753 SM);
(2) ia berasal dari Gat-Hefer, tiga sampai lima kilometer utara Nazaret di
Galilea.
Jadi, orang Farisi salah ketika mengatakan bahwa tidak pernah ada nabi dari Galilea (Yoh 7:52). Pelayanan nubuat Yunus terjadi tidak lama sesudah masa pelayanan Elisa (bd. 2Raj 13:14-19), bertumpang-tindih dengan masa pelayanan Amos (bd. Am 1:1) dan diikuti oleh pelayanan Hosea (bd. Hos 1:1). Sekalipun kitab ini tidak menunjukkan penulisnya, sangat mungkin penulis itu Yunus sendiri.
Pertobatan Niniwe sebagai tanggapan terhadap pemberitaan Yunus sangat
mungkin terjadi pada masa pemerintahan salah seorang dari dua raja
Asyur:
(1) Adad-nirari III (810-783 SM) yang pemerintahannya ditandai oleh
peralihan ke monoteisme, atau
(2) Asyurdan III (733-755 SM) yang pemerintahannya mengalami dua wabah besar
(765 dan 759 SM) serta sebuah gerhana matahari (763 SM), yang
masing-masing mungkin ditafsirkan sebagai tanda hukuman ilahi sehingga
mempersiapkan ibu kota Asyur itu untuk menerima berita nubuat Yunus.
Niniwe terletak sekitar 800 kilometer timur laut Galilea.
Tujuan
Kitab ini tampaknya ditulis dengan tiga tujuan:
(1) untuk menunjukkan kepada Israel dan bangsa-bangsa lainnya besarnya dan
luasnya kasih sayang tindakan Allah yang menyelamatkan melalui
pemberitaan pertobatan;
(2) untuk menunjukkan melalui pengalaman Yunus betapa jauhnya Israel telah
jatuh dari panggilan misioner yang semula untuk menjadi terang penebusan
bagi orang-orang yang tinggal dalam gelap (Kej 12:1-3; Yes 42:6-7;
Yes 49:6); dan
(3) untuk memperingatkan Israel yang murtad bahwa Allah dalam kasih dan
kemurahan-Nya telah mengutus bukan hanya satu tetapi banyak nabi setia
yang menyampaikan berita pertobatan-Nya agar menghindarkan hukuman atas
dosa yang tak dapat dielakkan.
Tetapi berbeda dengan Niniwe, Israel telah menolak nabi-nabi Allah dan
tawaran-Nya untuk bertobat dan menerima kemurahan-Nya.
Kitab Yunus mengisahkan panggilan sang nabi untuk pergi ke Niniwe dan tanggapannya. Pasal 1 (Yun 1:1-17) menceritakan ketidaktaatan Yunus pada mulanya serta hukuman Allah sesudah itu. Yunus tidak pergi ke timur laut ke Niniwe, malah naik kapal yang berlayar ke barat ke Tarsis (di Spanyol), tujuan terjauh yang mungkin ke arah yang berlawanan dengan kehendak Allah. Tidak lama kemudian Yunus menghadapi tindakan balasan Allah dalam bentuk badai besar di Laut Tengah, dipermalukan karena ketahuan para pelaut
sehingga dibuang ke laut. Dengan takdir Tuhan telah tersedia seekor "ikan besar" yang siap menyelamatkan hidupnya. Pasal 2 (Yun 2:1-10) mengisahkan doa Yunus dari ruangan unik di dalam perut ikan, ketika ia bersyukur kepada Allah karena menyelamatkan hidupnya, berikrar untuk menaati panggilan Allah, lalu dimuntahkan oleh ikan itu ke darat. Pasal 3 (Yun 3:1-10) mengisahkan kesempatan kedua bagi Yunus untuk pergi ke Niniwe dan pemberitaan amanat Allah kepada penduduk kota itu. Dalam peristiwa kebangunan rohani satu kota yang paling mengesankan dalam sejarah, raja Niniwe menyerukan agar seluruh kota berpuasa dan bertobat,sehingga mereka diselamatkan dari hukuman Allah. Pasal 4 (Yun 4:1-11) berisi keluhan Yunus kepada Allah karena meluputkan kota yang memusuhi
Israel ini. Dengan menggunakan pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, Allah mengajarkan nabi-Nya yang marah-marah bahwa Dia senang menyediakan kasih karunia-Nya bagi setiap orang, bukan hanya Israel dan Yehuda.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
(1) Kitab ini salah satu di antara hanya dua kitab nubuat PL yang ditulis
seorang nabi yang lahir dan dibesarkan di kerajaan utara Israel (yang
lain adalah Hosea).
(2) Kitab ini merupakan karya agung gaya sastra cerita prosa yang singkat;
hanya doa ucapan syukur Yunus (Yun 2:2-9) ditulis dalam bentuk
syair.
(3) Kitab ini penuh dengan tindakan adikodrati Allah; selain dari penetapan
waktu badai yang diatur dan munculnya si ikan besar, ada ponon jarak,
seekor cacing dan angin timur, dan (yang paling hebat) pertobatan
seluruh kota Niniwe.
(4) Kitab ini berisi berita PL yang terjelas bahwa kasih karunia Allah yang
menyelamatkan adalah bagi orang bukan Yahudi dan juga orang Yahudi.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yesus menyamakan diri-Nya dengan Yunus, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!" (Mat 12:39-41).
Keterandalan Sejarah Kitab Ini
Para teolog liberal dan orang tidak percaya memandang kitab ini sebagai kisah khayal yang dibuat antara abad ke-5 sehingga abad ke-3 SM yang dimaksudkan untuk menentang nasionalisme Yahudi yang sempit dalam Yudaisme pasca pembuangan. Menurut pandangan ini, kitab Yunus tidak berisi peristiwa-peristiwa sejarah yang aktual. Akan tetapi, bagian lain PL menyebut Yunus sebagai nabi yang diakui dari abad ke-8 SM (2Raj 14:25).
Dalam PB, Yesus sendiri mengacu kepada Yunus
(1) sebagai tanda nubuat PL terkemuka mengenai keberadaan-Nya selama tiga
hari di dalam kubur dan kebangkitan-Nya sesudah itu
(2) sebagai benar-benar memberitakan pertobatan kepada orang Niniwe yang
kemudian bertobat (Mat 12:41; Luk 11:30,32), dan
(3) sebagai bagian sejarah PL sama seperti dengan kunjungan ratu Syeba ke
istana Salomo (Mat 12:42; Luk 11:31).
Jelaslah, Yesus memandang kitab ini sebagai dapat diandalkan dari segi
sejarah; memandang kitab ini secara lain bukan saja menyatakan bahwa kita
mempunyai Alkitab yang bisa salah, tetapi juga Juruselamat yang bisa salah.
Kitab Mikha
a. Kitab Mikha adalah salah satu kitab di dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ditempatkan di urutan ke-6 dalam kumpulan "Kitab Nabi-nabi Kecil" Memuat perkataan nubuat nabi Mikha orang Moresyet-Gat. Mikha hidup sejaman dengan Yesaya dan berasal dari Moresyet, sebuah desa di Yehuda, di kerajaan Israel selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Tuhan pasti menghukum bangsa Yehuda karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Akan tetapi, dalam kotbah Mikha, terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2-4); dan, dalam satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Tuhan kita."
Hal istimewa yang tampak adalah bahwa kitab ini dimulai dengan kata-kata:
"Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!" (Mikha 1:2)
Ini tepat sama dengan kata-kata terakhir nabi lain yang juga bernama Mikha, yaitu Mikha bin Yimla, yang bernubuat pada abad sebelumnya pada zaman raja Yosafat dan Ahab: "Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!" (1 Raja-raja 22:28)
b. Pembagian
Kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian rangkaian nubuat yang masing-masing dimulai dengan panggilan "Dengarlah", dan sebagainya, kemudian ditutup dengan sebuah janji:
1. pasal 1-2;
2. pasal 3-5, khususnya ditujukan kepada para pemimpin rakyat;
3. pasal 6-7.
c. Tentang penulis
Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Sejumlah pakar Perjanjian Lama mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang ditemukan dalam kitab ini sekarang. Ada kesepakatan bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.
d. Waktu penulisan
Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM). Jika waktu itu dihitung dari awal pemerintahan Yotam sampai akhir pemerintahan Hizkia, maka berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 55 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif pada akhir abad ke-8 SM dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi Kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah
Pesannya dalam Mikha 1:2-9 disampaikan sebelum kehancuran Samaria pada 721 SM. Imbauan para pendukung Yeremia terhadap nubuat Mikha mengukuhkan hubungannya dengan Hizkia: Memang beberapa orang dari para tua-tua negeri itu tampil juga ke depan dan berkata kepada kumpulan rakyat itu, katanya: "Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat pada zaman Hizkia, raja Yehuda..." (Yeremia 26:17-18).
e. Tempat penulisan
Pesan Mikha sangat menyentuh rakyat jelata diperkirakan disampaikan di sebuah kota kecil di barat daya Yerusalem, Moresyet Gat. Kebanyakan dari pesan yang berisi pengharapan diduga berasal dari Mikha, tetapi sering kali isinya yang bersifat umum mempersulit upaya untuk merekonstruksikan lingkup historisnya yang lebih spesifik. Meskipun kita membaca buku kanonik ini melalui mata komunitas iman setelah pembuangan, yang muncul dalam Mikha 7:8-20, makna penting bagian-bagian ini terletak di dalam pesan rohani dari teks-teks kenabian ini. Karena alasan ini, para pakar memeriksa pesan-pesan pengharapan ini dengan sangat hati-hati. Mereka beratnya, apakah pesan-pesan itu memang berasal dari Mikha, ataukah dari nabi-nabi yang berasal dari masa yang belakangan. Sementara itu, edisi akhir buku ini jelas memberikan kesan bahwa kitab ini berasal dari masa awal pasca-pembuangan.
f. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan buku ini adalah mengungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial yang terjadi dan merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin. Mikha mengutuk praktik-praktik keagamaan yang tercerai dari perilaku etis (Mikha 3:9-10,6:3-5,6-8). Mikha agaknya bukanlah seorang nabi yang profesional. Ia mengecam para nabi yang memberikan orakel atau nubuat dengan bayaran (Mikha 3:11), atau yang menyesuaikan isi pesan kenabiannya sesuai dengan kemurahan hati para kliennya (Mikha 3:5). Kredensinya adalah ilham ilahi, dan Mikha tetap bergeming dalam membela kebenaran moral (Mikha 3:8). Mikha tampak sadar benar akan panggilannya. Hal ini diperlihatkan oleh kegigihannya untuk berbicara tentang masalah-masalah pada zamannya dalam kerangka kewajiban ikatan perjanjian Israel. Di balik perjanjian itu, meskipun Israel gagal mempertahankan ikatan itu, terdapat Allah perjanjian yang akan memimpin bangsa-Nya ke masa depan yang gemilang.
g. Tema kitab
Buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1. Pasal 1-3 terutama terdiri atas orakel penghukuman.
2. Pasal 4-5 berisi orakel pengharapan.
3. Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan.
Pasal 1-3 terutama terdiri dari orakel penghakiman. Motif penghakiman ini begitu kuat dalam kitab ini sehingga Mikha hanya memberitakan penghukuman. Penghukuman yang diberitakan ini terlihat dalam kehancuran Samaria, datangnya para penyerbu ke Yerusalem, dalam hilangnya tanah-tanah mereka yang merampas tanah dan Allah akan memalingkan wajah-Nya dari mereka. Pesan Mikha juga tampak dalam rasa malunya terhadap para nabi palsu, dalam pengepungan Yerusalem, dan pembersihan negeri itu dari penyembahan berhala dan militerisme.
Pasal 4-5 terdiri dari orakel pengharapan. Nabi mengatakan bahwa syarat-syarat itu tidak akan bertahan selamanya. Penghakiman akan terjadi tetapi sisa-sisa Israel yang diselamatkan dan yang setia akan bertahan. Raja yang baru dari keturunan Daud akan dilahirkan di Betlehem dan menggantikan raja yang sekarang yang lemah. Ia akan memerintah di dalam kemuliaan nama Yahweh. Rakyatnya akan tinggal dengan aman, dan ia akan diagungkan hingga ke seluruh ujung bumi.
Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan. Mikha meletakkan protes di bibir rakyat, menawarkan tanggapan iman yang diharapkan Allah. Penghukuman Allah menjadi spesifik dalam 6:9-16. Kekerasan, penipuan, dan praktik bisnis curang merajalela. Semuanya itu akan menyebabkan kehancuran terhadap negeri. Referensi kepada Omri dan Ahab menunjukkan bahwa korupsi yang sama yang telah menghancurkan kerajaan utara kini telah menyebar ke Kerajaan Yehuda.
Kesimpulannya, para pendengar Mikha di kemudian hari menerima pesannya. Kata-kata pengharapannya memberikan hati yang aru kepada mereka untuk hidup sebagai umat Allah di dunia yang gelap.
h. Penggenapan Nubuat
Menurut Musa, seseorang benar-benar nabi utusan Tuhan bila nubuat yang disampaikannya sungguh terjadi.[6]. Berikut adalah nubuat melalui nabi Mikha yang terjadi:
· Mikha 5:2-3: Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
Penggenapan: Yesus lahir di Betlehem, Yudea.(Matius 2:1; Lukas 2:4), lalu anak-anak lain (saudara-saudara selebihnya) akan dibunuh.(Matius 2:16)
· Mikha 4:8: Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba (bahasa Ibrani: migdal-eder; bahasa Inggris: tower of the flock), hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem.
Penggenapan: Yesus lahir di suatu kandang domba di Betlehem. (Lukas 2:7,12) Ada pendapat bahwa tempatnya adalah di Menara Kawanan Domba (Migdal Eder)
Tugas
Baca Materi dan buatlah rangkuman untuk dipelajari
jika ada hal yang ingin ditanyakan silahkan menghubungi guru mata pelajaran 085239421500 (Ibu Oni)
Comments