Materi Pelajaran
Mata pelajaran : IPAL
Kelas/semester : XI/ganjil
Alokasi waktu : 4 jam Pelajaran
Pertemuan : 09
Materi pokok : nabi-nabi Kecil (Nahum, Habakuk, Zefanya)
NAHUM
Penulis : Nahum
Tema : Kebinasaan Niniwe yang Menjelang
Tanggal Penulisan : + 630-620 SM
Latar Belakang
Kitab nubuat yang singkat mengenai kebinasaan Niniwe yang akan datang ini ditulis oleh seorang nabi yang namanya berarti "penghiburan". Tidak diketahui apa-apa tentang nabi ini kecuali bahwa ia berasal dari Elkosy (Nah 1:1), sebuah kota kecil yang tempatnya tidak diketahui. Hieronimus percaya bahwa Elkosy terletak dekat Rama di Galilea, ada orang yang mengusulkan dekat Kapernaum, sedangkan yang lain lagi percaya letaknya di bagian selatan Yehuda. Mungkin sekali Nahum seorang nabi Yehuda karena
kerajaan utara (Israel) sudah tidak ada lagi ketika kitab ini ditulis.
Nahum memberitakan nubuatnya sebelum kejatuhan Niniwe pada tahun 612 SM. Dalam Nah 3:8-10 ia mengacu pada kejatuhan Tebes sebagai peristiwa yang lampau (terjadi pada tahun 663 SM). Jadi, nubuat Nahum disampaikan di antara 663 SM dan 612 SM, lebih mungkin dekat 612 SM, yaitu sementara masa pemerintahan raja Yosia dan gerakan pembaharuannya (+ 630-620 SM).
Di zaman dahulu bangsa Asyur terkenal sangat kejam terhadap tawanan perang mereka. Setelah menyerbu sebuah kota, mereka tanpa mengenal ampun akan membantai ratusan orang dan mengangkut sisanya ke berbagai bagian kerajaan mereka; ketika menuju ke tempat pembuangan itu makin banyak lagi yang tewas akibat perjalanan berat dan sangat melelahkan (bd. Nah 3:3). Para pemimpin kota dan bangsa yang dikalahkan disiksa tanpa belas kasihan dan akhirnya dibunuh. Satu abad sebelumnya, Yunus diutus untuk berkhotbah di ibu kota Asyur, Niniwe. Untuk masa yang singkat orang Asyur bertobat dari dosa-dosa mereka, tetapi kemudian itu kembali ke cara hidupnya yang kejam. Allah memakai orang Asyur yang jahat ini sebagai pelaksana hukuman untuk membinasakan ibu kota Israel, Samaria, dan mengangkut kerajaan utara ke dalam pembuangan. Kini saat hukuman bagi Asyur sendiri menjelang dengan cepat.
Tujuan
Nahum mempunyai dua tujuan dalam kitab nubuat ini.
1. Allah memakai dia untuk memberitakan datangnya kebinasaan ibu kota Asyur, Niniwe, yang kejam dan jahat. Tidak ada bangsa sekejam Asyur yang dapat berharap akan lolos dari hukuman Allah.
2. Pada saat bersamaan, Nahum memberitakan penghiburan untuk umat Allah sendiri. Hiburan ini tidak diperoleh karena melihat darah musuh yang tertumpah, tetapi karena mengetahui bahwa Allah sedang menegakkan keadilan di dunia dan suatu hari akan mendirikan kerajaan damai-Nya.
Kitab Nahum terdiri atas tiga rangkaian ucapan ilahi yang terpisah terhadap Asyur, khususnya ibu kota Niniwe; ketiga ucapan ilahi ini sesuai dengan ketiga pasal kitab ini. Pasal 1 (Nah 1:1-15) berisi suatu uraian yang jelas dan terus-terang mengenai sifat Allah -- khususnya kemurkaan, keadilan, dan kuasa-Nya, yang menjadikan hukuman atas orang jahat pada umumnya dan kehancuran Niniwe khususnya tidak terelakkan lagi. Pasal 2 (Nah 2:1-13) menubuatkan hukuman Niniwe yang segera tiba dan melukiskannya dengan bahasa yang hidup. Pasal 3 (Nah 3:1-19) mencatat secara singkat dosa-dosa Niniwe, menyatakan bahwa Allah itu adil dalam hukuman-Nya dan mengakhiri dengan membayangkan hukuman yang telah dilaksanakan.
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai kitab Nahum.
1. Nahum adalah satu dari tiga kitab nabi PL yang beritanya nyaris seluruhnya dialamatkan kepada bangsa asing (dua yang lain adalah Obaja dan Yunus).
2. Isi nubuat dan perbandingan puitisnya ditekankan dengan kiasan yang amat jelas, gambaran kata yang hidup serta bahasa yang paling berterus terang yang terdapat dalam Alkitab.
3. Menyolok sekali bahwa tidak ada nubuat kepada Yehuda tentang dosa-dosanya atau penyembahan berhala, mungkin karena ditulis sementara gerakan pembaharuan Raja Yosia (2Raj 22:8--23:5).
Namun kitab ini berisi beberapa kata yang memberi harapan dan hiburan bagi Yehuda (mis. Nah 1:12-13,15).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
PB tidak secara langsung memakai kitab ini. Satu-satunya ayat yang mungkin dikutip dalam PB ialah Nah 1:15, sebuah ayat yang dipinjam Nahum dari Yes 52:7. Paulus memakai kiasan "eloknya kaki" (TL) untuk menekankan bahwa sama seperti seorang pembawa berita dalam PL diterima dengan penuh sukacita oleh umat Allah ketika menyampaikan kabar baik damai sejahtera dan pembebasan dari musuh mereka, yaitu Asyur (Nah 1:15) dan Babel (Yes 52:7), demikian pula pengkhotbah perjanjian yang baru membawa kabar baik pembebasan dari belenggu dosa dan kuasa Iblis melalui Yesus Kristus (Rom 10:15). Kitab Nahum juga menggarisbawahi amanat PB bahwa Allah tidak akan membiarkan orang berdosa bebas dari hukuman (Nah 1:3).
KITAB HABAKUK
Penulis :Habakuk
Tema : hidup dengan iman
Tanggal Penulisn : +606 SM
Latar belakang
Penulis kitab in memperkenalkan dirinya sebagai “nabi Habakuk” (Habakuk 1:1;3:1). Selain itu tidak menceritakan latarbelakang pribadi atau keluarganya, dan namanya (arti: merangkul). Juga tidak muncul dalam bagian lain di Alkitab.acuan Habakuk kepada “ pemimpin Biduan (habakuk 3:19). Memberi kesan bahwa dia mungkin juga dari suku Lewi dan pemusik di Yerusalem. Berbeda degan nabi PL lainnya, habakuk tidakmenetapkan tanggal nubuatnya dengan mengacu kepada raja-raja yang sezaman dengannya. Akan tetapi kenyataan bahwaa dia bingung bahwa Allah akan memakai Babel sbagai alat pelaksana hukumannya terhadap Yehuda menunjukan suatu saat ketika Babel sudah mejad Negeri adi-kuasa dan penyerbuan mereka ke Yehuda sudah dekat (± 608 -598 SM). Nebukadnezar mengalakan pasukan Mesir pada pertempuran di Karkemis (605 SM), negara kuat terakhir yang menentang perluasan bangsa Babel.
Akibat-akibat berkembangnya Babel menjadi negara adikuasa berarti kehancuran bagi Yehuda yang murtad (raja-raja 24-5:30). Kekjika Nebukadnezar kembali dari Mesir, Ia menyerang Yehuda dan membawa sejumlah orang tawanan ke Babel diantaranya Daniel dan ketiga sahabatnya (605 SM).
Tujuan
Berbeda dngan Yermia, rekan sesamanya, habakuk tidak bernubuat kepada Yehuda yang sudah Murtad, ia malah menlis untuk menolong kau sisa yang saleh di Yehuda memahami cara-cara Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukumannya yag menjelang.
Ciri khas:
1.Kitab ini tidak bernubuat kepada ehud yang murtad, melainkan mencatat dari buku harian pribadi sang nabi, percakapan-percakapanya dengan Allah dan penyataan nubuat yang mengikutinya
2.Kitab ini berisi paling sedikit tiga bentuk bahasa saastra yang berbeda:
“percakapan” diantara sang nabi dengan Allah (Hab. 1: 2; 2;5) ucapan nubuat “ celaka yang klasik (2;6-20) dan suatu nyanyian buat (3:1-19) semuannya dengan gaya penuisan yang penuh semangat dan metafora yang jelas
3.Sang nabi menunjukan tiga ciri khas ditengah-tengah zaman kesengsaraan itu: pertanyaan secara jujur kerpada Tuhan (1:1-17, iman yang kokoh (2: 4; 3:1-19), dan perhatian untuk kebangunan rohani (3;2)
4.Penlihatan sang nabi akan Allah dalam pasal 3:1-19 termasuk yang paling megah dalam Alkitab, mengingatkan kita akan penampilan Tuhan kepada bangsa Israel digunung Sinai, bagian lain yang mengesankan adalah (1:5; 23-4; 20)
5.Tidak ada seorang nabdi PL pun yang lebih fasih mengenai soal iman daripada Habakuk buka hanya melalui pernyataannya bahwa”orang benar akan hdidup oleh percayanya”(2:4, tapi juga dalam kesaksian pribadinya (3:17-19)
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pernyaaan habakuk bahwa orang benar akan hidup oleh percaya (2:4) adalah teks utama PL yang dipakai Paulus dalam teologi pembenarannya oleh iman, rasul iman itu mengutip ayat ini dalam Rm. 1:17, Gal. 3:11, Ib 10:37-38
Penulis : Zefanya
Tema : Hari Tuhan
Tanggal Penulisan : + 630 SM
Latar Belakang
Zefanya, yang namanya berarti "Tuhan menyembunyikan", adalah putra dari buyut Raja Hizkia yang bernubuat selama masa pemerintahaan Yosia (639-609 SM), penguasa saleh yang terakhir di Yehuda (Zef 1:1). Dengan mengacu kepada Yerusalem sebagai "tempat ini" (Zef 1:4) dan penggambaran yang tepat dari topografi dan dosa-dosanya, menunjukkan bahwa dia adalah penduduk ibu kota. Sebagai keturunan keluarga raja dan kerabat Raja Yosia berarti bahwa ia bisa keluar-masuk istana kerajaan. Dapat dipahami bahwa nubuat-nubuatnya berfokus pada firman Tuhan bagi Yehuda dan bangsa-bangsa lainnya.
Dosa-dosa yang dituduhkan Zefanya kepada Yerusalem dan Yehuda (Zef 1:4-13; Zef 3:1-7) menunjukkan bahwa ia bernubuat sebelum pembaharuan dan kebangunan di bawah Yosia, pada saat dosa-dosa yang hebat dari para pendahulu Yosia yang jahat (Manasye, Amon) masih merajalela di kalangan masyarakat. Pada tahun ke-12 dari pemerintahan Yosia (tahun 627 SM) barulah raja mulai membersihkan bangsa itu dari penyembahan berhala dan menghidupkan kembali ibadah yang benar kepada Tuhan; delapan tahun kemudian ia memerintahkan untuk memperbaiki dan menyucikan Bait Salomo. Pada waktu itu ditemukan sebuah salinan hukum Tuhan (bd. 2Raj 22:1-10). Gambaran yang diberikan Zefanya mengenai keadaan rohani dan moral Yehuda yang menyedihkan pasti ditulis sekitar 630 SM. Sangat mungkin pemberitaan nubuat Zefanya secara langsung mempengaruhi raja dan membantu memberi semangat kepada gerakan pembaharuan raja. Tanggal 630 SM selanjutnya diperkuat oleh kenyataan bahwa Babel sama sekali tidak disebutnya sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan pada skala internasional; Babel baru mulai bangkit dengan naiknya Nabopolasar ke takhta pada tahun 625 SM. Akan tetapi, Zefanya menubuatkan kebinasaan Asyur yang perkasa, suatu peristiwa yang terjadi pada tahun 612 SM bersama dengan jatuhnya Niniwe. Yeremia merupakan rekan Zefanya yang lebih muda.
Tujuan
Zefanya bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai datangnya hukuman Allah yang mengancam yang disebut "hari Tuhan yang hebat" (Zef 1:14). Penerapan jangka pendek nubuat ini ialah bahwa Yehuda yang murtad akan menerima ganjaran yang sesuai dengan kejahatan mereka, sebagaimana halnya bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka, yang disebut satu per satu oleh Zefanya. Penerapan jangka panjangnya berkenaan dengan gereja dan dunia pada akhir sejarah. Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati orang saleh bahwa Allah kelak akan memulihkan umat-Nya; ketika itu Yehuda akan menyanyikan pujian kepada Allah mereka yang adil, yang tinggal di antara mereka.
Sebagian besar kitab ini adalah peringatan serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat manusia (Zef 1:2; Zef 3:8), tetapi secara khusus ia memfokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda karena dosanya (Zef 1:4-18; Zef 3:1-7). Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum keputusan itu dilaksanakan (Zef 2:1-3); pertobatan nasional itu terjadi sebagian selama kebangunan di bawah Yosia (627-609 SM).
Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur (Zef 2:14-15). Setelah mengulas dosa-dosa Yerusalem lagi (Zef 3:1-7), sang nabi menubuatkan suatu waktu ketika Allah akan mengumpulkan kembali, menebus, dan memulihkan umat-Nya. Mereka akan bersorak dengan gembira sebagai penyembah sejati Tuhan Allah; Dia akan ada di tengah-tengah mereka sebagai pahlawan perang yang menang (Zef 3:9-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai kitab Zefanya.
1. Zefanya adalah satu-satunya nabi yang memberikan asal keturunannya dengan cukup terinci, mundur empat angkatan hingga Raja Hizkia.
2. Kitab ini menyajikan penyataan yang paling luas dalam PL mengenai "hari Tuhan" yang mendatang.
3. Kitab ini menunjukkan bahwa umat Allah perlu dihadapkan dengan peringatan-peringatan-Nya, dan juga dihibur dengan janji-janji-Nya.
4. Kitab ini berisi ajaran yang cukup rinci mengenai kaum sisa yang setia yang akan dipulihkan pada hari lawatan Tuhan itu (Zef 3:9-20).
5. Penyataan Zefanya mengenai hari murka Allah yang akan datang atas orang
jahat dan hari keselamatan bagi umat-Nya menyumbang kepada penyataan PB tentang akhir zaman.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yesus mungkin dua kali menyinggung tentang Zefanya (Zef 1:2-3; bd. Mat 13:40-42;
Zef 1:15; bd. Mat 24:29); kedua acuan itu berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali. Para penulis PB memahami berita Zefanya tentang "hari Tuhan" sebagai suatu gambaran mengenai aneka peristiwa eskatologis yang diawali dengan kesengsaraan besar dan diakhiri dengan kembalinya Yesus untuk menghakimi orang yang hidup dan yang telah mati (bd. Zef 1:14 dengan Zef 3:8* dengan Wahy 16:1). Sering kali PB mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua kali dan hari penghakiman sebagai "hari-Nya" dmis. 1Kor 3:13; bd. 2Tim 1:12,18; 2Tim 4:8).
Tugas
Baca materi dan buat rangkuman untuk dipelajari
Jika ada hal yang belum jelas, silahkan menghubungi guru mata pelajaran 085239421500 (Ibu Oni)
Comments