KITAB YESAYA
I. Pendahuluan
Di antara kitab nabi-nabi, Kitab Yesaya tidak hanya merupakan kitab yang terpanjang. Kitab ini merupakan suatu koleksi nubuatan dan bahan-bahan pertanyaan yang beraneka ragam dan amat kaya isinya. Di sini kita akan membahas Kitab Yesaya yang di bagi menjadi tiga bagian besar, yaitu Yesaya 1-39, Yesaya 40-55 dan Yesaya 56-66, yang di latar belakangi oleh zaman-zaman yang berbeda, karenanya menyampaikan berita-berita profetis yang khas.
II. Pembahasan
1. Pengertian Kitab Yesaya
Kitab Yesaya adalah yang terutama dari deretan Kitab “Para Nabi”, bagian besar yang ketiga dari Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ini tergolong dalam empat Nabi Besar, yaitu Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel.[1] Dalam teks Ibrani, nabi Yesaya dipakai secara lengkap yaitu Yesayahu, nama Yesayahu ini adalah gabungan kata “Yesh ” yang artinya keselamatan dan “Yahu (Yehova)” yang artinya Tuhan ataupun Allah, oleh karena itu kitab Yesaya ialah “Tuhan adalah Keselamatan”.[2]
2 Sekilas Tentang Yesaya
Yesaya adalah anak dari seorang yang bernama Amos (1:1), bukan Amos Nabi itu. Ia berasal dari keluarga pejabat/bangsawan,(7:3). Ia mempunyai keluarga, istri dan anak-anaknya (7:3, 8:3).[3] Ia di lahirkan dekat Yerusalem. Ia adalah seorang Yehuda yang memulai pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia (740 Sm; bnd 6:1) sampai pada pemerintahan Raja Yotam, Ahaz dan Hizkia ( tentunya sampai tahun 701 sM), menurut 2 Tawarikh 26:22, Yesaya Bin Amos menuliskan riwayat Uzia. Ini memberi kesan bahwa ia menjabat sebagai penulis atau pemelihara catatan sejarah resmi dari raja itu.
Kitab Yesaya menunjukkan bahwa Yesaya dengan mudah bergerak dalam lingkungan para pejabat dan dekat kepada raja-raja (Yes 7:3; 8:2; 36:1-38:8,21-22 = 2 Raj 18:3-20:19). Kedudukan seperti ini memberi penjelasan yang memuaskan tentang cara bagaimana Yesaya mendapat pengetahuannya tentang masalah-masalah politik dunia pada zamannya.[4] Pada tahun 740 sebelum Masehi, sewaktu berumur kira-kira 20 tahun , Yesaya beribadat di rumah Tuhan dan dia mendapat penglihatan Allah yang maha kudus (Yes 6). Yesaya menyadari dosanya sendiri dan dosa bangsanya, dan memperoleh pengampunan dosa bagi dirinya sendiri serta tugas untuk menyampaikan berita pengadilan kepada Israel.[5]
2 Kitab Yesaya Waktu Dan Tempat Penulisan
Menurut pandangan tradisional, penulis seluruh Kitab Yesaya adalah nabi Yesaya yang hidup dan melayani di kerajaan Yehuda pada abad 8 sM. Sedangkan pandangan modern yang baru muncul di abad terakhir ini, menyatakan bahwa pasal 1-39 (proto Yesaya) benar ditulis oleh Yesaya, tetapi pasal 40-55 tidak, melainkan ditulis oleh seorang nabi yang hidup pada masa pembuangan di Babel, yang tidak diketahui lagi namanya sehingga disebut Deutro Yesaya. Yesaya 56-66 terdiri atas beberapa kumpulan nubuat dari zaman setelah pembuangan, lazim disebut Trito Yesaya.
Proto Yesaya
Nabi Yesaya yang bernubuat pada tahun meninggalnya raja Uzia, yang memerintah tahun 747- 736 sM dan dengan demikian panggilan Yesaya (6: 1) yang diperkirakan terjadi pada tahun 736 sM dan nabi Yesaya bernubuat di Yehuda khusunya di Yerusalem dan wilayah perkotaan lainya.
Deutro Yesaya
Deutro Yesaya sendiri tidak memberikan informasi tentang siapakah dan dari manakah asal nabinya, karena itu kitab Deutro Yesaya ini berasal dari seseorang nabi tanpa namanya (anonim). Raja Persia yang terkenal pada saat itu adalah Koresy yang memerintah tahun 559- 529 sM, Ia menaklukan kerajaan Media dan Ekbaktana tahun 553 sM serta kerajaan Lydia pada tahun 546 sM dan dapat dikatakan bahwa ia bernubuat sezaman dengan Koresy.
Trito Yesaya
Tidak ada keterangan yang menjelaskan indentitas nabi Trito Yesaya, identitasnya hanya sedikit kita peroleh dari kitab ini, nabi ini mengaku bahwa ia diangkat menjadi hamba Tuhan yang figurnya agak mirip dengan yang terdapat dalam Deutro Yesaya (42 : 1-4). Nabi `yang menyampaikan ucapannya dalam trito Yesaya hidup pada zaman sesudah pembuangan sekitar tahun 538- 515 sM.[7]
Memang ada perkembangan gagasan dalam kitab Yesaya. Perbedaan penting dapat dilihat antara Yesaya 1-39 dan 40-66, apabila kitab Yesaya sebagaimana adanya kita harus menganggap berbagai nubuat diingat, mungkin ditulis dalam masa antara tahun 740 sM dan kembalinya Israel dari pembuangan sampai tercapainya bentuk kitab itu sebagaimana yang terdapat dalam kanon Alkitab.[8]
Pembagian Kitab Yesaya
1 Yesaya 1-39 (Proto Yesaya)
Keadaan sosial-politis pada abad ke-8 sM. Israel utara yang berbatasan dengan Fenisia dan Aram, menarik banyak faedah yang besar karena letaknya yang strategis untuk usaha yang komersial. Demikian dengan Yehuda, melalui lautan mengadakan hubungan dagang dengan Arabia Selatan (Sebna dan Ofir). Hal itu menambah potensi dan kekayaan Negara. Timbullah golongan pedagang yang kaya dan berpengaruh sekali.[9]
Pada zaman ini masyarakat Israel rajin beragama, namun mengabaikan keadilan sosial. Negara pada saat ini mengalami kemakmuran, tetapi kemakmuran itu tidak dibagi secara adil.[10]
2 Kitab Yesaya 40-55 (Deutro Yesaya)
Sebelumnya orang-orang menerima bahwa suatu kitab nabi ditulis oleh nabi itu sendiri karena yang mereka ketahui bahwa ketika Allah berfirman dan nabiNya lah yang memyampaikan nubuat yang diterimanya kepada orang-orang sejamannya maupun kepada umat Tuhan di segala abad. Demikianlah segala nubuat yang tercantum dalam kitab Yesaya dianggap sebagai buah mulut dan pena Yesaya bin Amos.[11]
Tetapi kemudian, ada pendapat yang mengatakan bahwa Deutro Yesaya berasal dari nama lain yang namanya tidak disebutkan (anonim) dengan latar belakang historis pada saat itu bangsa Israel dalam masa pembuangan di negeri Babel.[12]
3 Kitab Yesaya 56-66 (Trito Yesaya)
Bagian ini disebut Trito-Yesaya, seolah-olah pasal-pasal ini berasal dari satu nabi saja, tetapi itu tidak benar. Dari isinya ternyata bahwa ada banyak perbedaan di dalam ide-ide yang di temukan di sini; ropanya pasal-pasal ini berasal dari penulis-penulis yang berbeda. Dari isi Trito-Yesaya kita dapat mengambil kesimpulan mengenai keadaan historis : rupanya bangsa Israel yang hidup kembali ke Palestina dan Yerusalem sudah di bangun lagi.
Pokok inti nubuat-nubuat ini bukanlah kelepasan dari Babylon, tetapi keadaan yang kurang baik pada masa sesudah pembuangan di Babylon, misalnya : kesalahan para pemimpin bangsa itu (pasal 56:9), sinkretisme (pasal 57:3 dst; 65:1 dst; 66:3dst); alasan-alasan terhadap pembangunan Bait Allah (pasal 66:1 dst). Kepercayaan yang optimisme seperti yang terdapat dalam Deutro-Yesaya tidak di temukan dalam Trito-Yesaya. Pentingnya hari Sabat dititik-beratkan (pasal 58:13).[13]
Struktur Kitab
a Bagian pertama: sebelum pembuangan (1:1-39:8)
Pengantar (1:1-31)
Nubuat-nubuat tentang Yehuda dan Yerusalem (2:1-12:6)
Nubuat tentang pengadilan Allah di masa yang akan datang (24:1-27:13)
Orang yang memberontak kepada Allah akan di hukum (28:1-33:24)
Nubuat tentang penghukuman dan sukacita (34:1-35:10)
Pemerintahan Hizkia (36:1-39:8)
b Bagian kedua: Kabar baik bagi umat Allah di pembuangan (40:1-55:13)
Babel di kalahkan dan Umat Allah Dibebaskan (40:1-48:22)
Yerusalem akan Dibangun kembali (49:1-55:13)
Bagian ketiga: Peringatan dan janji untuk Umat Allah yang baru sesudah pembuangan (56;1-66:24)
Lakukanlah yang benar dan Patuhilah Hukum-hukum Allah (56:1-59:21)
Bersukacitalah, Hai Yerusalem, Aku Telah Menyelamatkanmu (60:1-62:12)
Aku akan Memberkati Pelayan-pelayan-Ku, tetapi menghukum orang-orang berdosa (63:1-66:24).[14]
2 Tujuan Kitab
a) Proto Yesaya
Untuk menyampaikan nubuat-nubuatnya ketika perang Siro-Efraim yang terjadi tahun (743- 733).
b) Deutro Yesaya
Untuk memberikan penghiburan dan ketenangan bagi umat Israel dalam pembuangan di Babel, penghiburan yang dimaksud ialah bahwa masa perhambaan telah berakhir dan Allah telah mengampuni kesalahan mereka.
Deutero Yesaya
Deutero Yesaya juga mempunyai gambaran yang sama, tetapi nabi Deutero Yesaya menghubungkan utusan itu dengan janji keselamatan (Yes 52:7). Ayat ini tidak hanya berhubungan dengan keluaran dari Babel (52:11), tetapi juga berhubungan dengan berita-berita dimulainya dominasi kerajaan Allah. Injil yang dimaksudkan Deutero Yesaya ialah pekerjaan penyelamatan Allah yang berwujud pembebasan bangsa Israel dari pembuangan di Babel. Termasuk juga di dalamnya pembaharuan dan penebusan Allah atas Israel. Untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksudkan dengan injil menurut Deutero Yesaya, kita perlu mengikuti penjelasan berikut ini. Bagian kedua dari kitab Yesaya (40-55) merupakan karya seorang nabi yang hidup menjelang akhir pembuangan. Mengenai nama dan pribadi nabi ini tidak diketahui. Panggilan nabi ini berawal dari suara yang berkata ,”berserulah” (46:6-8). Kata ini bisa berarti panggilan untuk menyerukan atau mengabarkan injil yaitu segala firman Tuhan yang didengar nabi.
Firman yang disampaikan itu berhubungan erat dengan keadaan sejarah yang dialami nabi dengan orang-orang sezamannya.. Ketika Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan Nebukadnezar raja Babel pada tahun 587 sM, ketika itu pula kerajaan Yehuda sebagai negara yang berdaulat berakhir. Sebagian bangsa Yehuda dibuang ke Babel secara bertahap. Kejatuhan Yerusalem dan Bait Allah sangat mempengaruhi keyakinan umat akan peranan Tuhan dalam sejarah Israel. Keadaan sosial ekonomi mereka yang dibuang ke Babel sebenarnya tidak terlalu buruk. Namun dalam kehidupan keagamaan mereka sangat menderita dan kekalahan itu merupakan pukulan berat bagi keyakinan agamanya.
Bahkan, sebagian umat melihat peristiwa itu sebagai kekalahan Tuhan terhadap dewa-dewa Babel. Mereka yang dibuang ke Babel beranggapan bahwa mereka terpisah sangat jauh dari pemeliharaan Tuhan . Karena itu sebagian mereka berusaha mencari pertolongan lain yaitu para dewa/dewi Babel. Namun sebagian dari mereka tetap setia kepada Tuhan. Mereka yang setia ini menilai bahwa tragedi yang dialami bangsa Israel merupakan hukuman Tuhan atas dosa-dosa bangsa itu sesuai dengan berita-berita para nabi sebelumnya. Di pihak lain mereka juga sedang menantikan keselamatan yang akan datang setelah penghukuman berlaku atas mereka. Deutero Yesaya adalah nabi yang hidup di tengah-tengah situasi penantian itu. Ketika itulah nabi mendengarkan kabar baik (bsr) atau injil itu tidak lagi disertai embel-embel penghukuman. Pemberitaan nabi bertujuan meyakinkan umat bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah yang akan memberikan kelepasan kepada Israel. Ilah-ilah lain sama sekali tidak mempunyai kuasa untuk mengerjakan dan memberikan kelepasan itu.
Dalam nubuat-nubuat sebelumnya, bangsa-bangsa lain juga ditempatkan di bawah kekuasaan Allah dalam hubungan dengan kedudukan mereka sebagai alat untuk menghukum umat Allah. Walaupun pada akhirnya mereka juga menjadi sasaran penghukuman Allah. Dalam pemberitaan Deutero Yesaya, bangsa lain juga ditempatkan di bawah kekuasaan Allah. Namun kali ini bukan sebagai utusan Allah yang melaksanakan penghukuman Allah atas umat Allah, melainkan menjadi utusan Allah yang menjalankan tugas penyelamatan Allah atas umat di pihak lain, dan sebagai utusan yang menjalankan hukuman atas babel. Karena itu dalam Yesaya 41-48 banyak harapan yang ditujukan kepada Cyrus/Koresy dari Persia.
c) Trito Yesaya
Untuk membebaskan orang miskin yang telah menyerahkan dirinya ke dalam perbudakan karena hutang dan sebagainya.
Mengembalikan tanah milik yang telah dijual sebelumnya, karena hutang piutang dan memberitakan kabar baik yaitu keadilan, pembebasan dari penindasan, kesengsaraan dan kemiskisnan.
2 Tema- tema Teologis
a Allah Yang Mahakudus
Yesaya memperoleh pengelihatan di rumah Allah berupa penyataan Allah yang Mahakudus, sesuai dengan itu wajarlah ia menekankan kekudusan Allah, ditemukan sebanyak 25 kali dalam kitabnya, 12 kali dalam Yesaya pasal 1-39, 11 kali dalam Yesaya 40-55 dan 2 kali dalam Yesaya 56-66.
b Allah Sebagai Penyelamat
Nama Yesaya yang berarti Allah adalah kesulitan, seperti dalam Yes 17: 10, 12: 2, Yes 33: 6, Yes 33: 2, dan juga 38: 20. Sedangkan dalam Yes 40- 55 keselamatan juga merupakan pembebasan dari musuh dan penindas seperti Yes 45: 17, 49: 25 dan dalam Yes 56-66 keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran seperti, Yes 56: 1, Yes 59: 17 dan 61: 10.
) Allah Yang Penebus
Kata kerja ga’al menebus dan bentuk partisipnya go’el penebus juga mencolok dalm kitab Yesaya, dan ada sekitr 26 kali dalam kitabYesaya seperti 1 kali dalam Yes 1-39, 18 kali dalam Yes 40- 55, dan 7 kali dalam Yes 55- 56.
d Allah Sebagai Bapa
Peryataan Allah sebagai Bapa dapat ditemukan di dalam Yes, 45: 11, Yes 63: 16, dan Yes 64: 8
e Allah Sebagai Penguas Tertinggi
Kitab Yesaya ialah memuat beberapa peryataan tentang kemulian Allah di dalam Yes 6: 3, Yes 2: 8, 18, 20-21, dan juga Yes 37: 19.
f Roh Allah
Nats kunci Yesaya ialah Yes 11: 2, Yes 11: 1, Yes 32: 15, Yes 34: 16, Yes 40: 7, 42: 1, Yes 44: 3, Yes: 48: 16, Yes 59: 19, Yes 61: 1, ayat- ayat berikut ialah ayat yang membicarakan tentang roh Allah.
2 Ciri- ciri Kitab Yesaya
v Berisi puisi indah dan kata-kata pengharapan yang paling terkenal dalam Alkitab.
v Nubuat kitab Yesaya ini memperlihatkan pemahaman yang mendalam tentang hubungan hukum Tuhan dengan sejarah Israel.
v Sering digunakan oleh penulis PB sebagai bahan kutipan untuk menunjukan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias.
v Salah satu Kitab Nabi yang paling besar diantara kitab-kitab para nabi atau nabi- nabi.
v Kitab yang terbagi atas tiga bagian yang sesuai dengan zamannya yaitu Proto, Deutro, dan Trito Yesaya.
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kitab Yesaya ialah salah satu kita terbesar diantara kitab para nabi, dan kitab Yesaya terbagi atas tiga bagian yaitu Proto Yesaya, Duetro Yesaya, dan Trito Yesaya. Kitab ini juga kitab yang memberikan pemahaman yang sangat jelas dan tentang gambaran hubungan Allah dengan bangsa Israel dan kitab Yesaya ialah kitab yang bernubuat kepada bangsa Israel semenjak di zaman pembuangan sampai setelah pembuangan dan janji akan lahirnya penebus yaitu Yesus Kristus yang disebut sebagai Mesias.
Melalui kitab Yesaya, kita dapat belajar dari kesalahan Israel.
Dalam kenyamanannya, penduduk Yerusalem melupakan Allah. Mereka memilih untuk:
1. Menyembah berhala-berhala (41:21–29).
2. Para pemimpin Yerusalem menjadi pencemooh-pencemooh (28:14–15).
3. Imam, nabi, dan orang-orang Yerusalem menjadi peminum (28:7).
4. Hidup orang Yehuda telah menjadi seperti bangsa-bangsa di sekitarnya
5. Murka Allah juga akan tumpah atas bangsa-bangsa di sekitar Israel, yakni Babel (13:19), Asyur (14:25), Filistea (14:31), Moab (15:1), Damsyik (17:1), serta Tirus dan Sidon (23:1).
Kitab Nabi Yesaya juga memuat janji-janji Allah untuk memulihkan Israel. Beberapa di antaranya adalah:
1. Perbudakan Yehuda oleh Babel akan berakhir (40:1–2).
2. Karena kasih sayang-Nya yang besar, TUHAN akan mengambil Sion kembali (54:7).
3. Allah akan mengembalikan Israel kepada Yerusalem (44:26–28) dan TUHAN Allah sendiri akan kembali ke Yerusalem (52:8) sebagai pengantinnya.
4. Allah akan girang hati dan bersuka atas Yerusalem (62:5).
Boleh minta file pdf nya.? ignatiussusetiyo@yahoo.com