Materi Akuntansi sebagai Sistem Informasi
Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Tujuan pembelajaran khusus :
Diharapkan Anda mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian akuntansi.
2. Mendeskripsikan pemakai informasi akuntansi.
3. Mendeskripsikan kualitas informasi akuntansi.
4. Mendeskripsikan prinsip dasar akuntansi.
5. Mendeskripsikan bidang-bidang akuntansi.
6. Mendeskripsikan profesi akuntan.
7. Mendeskripsikan etika profesi akuntan.
Pokok materi yang Anda pelajari adalah sebagai berikut :
1. Pengertian akuntansi
2. Pemakai informasi akuntansi
3. Kualitas informasi akuntansi
4. Prinsip dasar akuntansi
5. Bidang-bidang akuntansi
6. Profesi akuntan
7. Etika profesi akuntan
Sejarah Akuntansi
1. Tahun 662 di Madinah, petugas yang melakukan pencatatan, pemeriksaan perdagangan (Diwan),
2. Masa Khalifah Umar Bin Khatab terdapat Baitul Maal dengan menggunakan pembukuan disebut jarridah (Journal)
3. Tahun 1494 oleh LucaPacioli , bukunya yang berjudul Summa deAritmatica, Geometrica, ProportionietPropotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul “TractatusdeComputiesetScriptoris” memperkenalkan sistem kontinental.
4. Pada akhir abad ke-19, di Amerika Serikat memperkenalkan sistem Anglo Saxon, atau dikenal dengan accounting.
5. Perkembangan Akuntansi di Indonesia
a. Di Indonesia, akuntansi berkembang sekitar 1642, tepatnya pada zaman VOC.
b. Masa pendudukan Jepang selama 1942 s.d 1945, sistem akuntansi tetap menggunakan pola Belanda.
c. Tahun 1957, proses pengembangan akuntansi di Indonesia semakin pesat dengan dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
d. Pada 1973, IAI merumuskan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
e. Tanggal 1 Oktober 1994, IAI merevisi PAI dan mengubah menjadi SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
f. Tanggal 1 September 2007, SAK direvisi, berisi 59 PSAK (Pernyataan SAK), akuntansi syariah, dan 7 ISAK (Interpretasi SAK).
A. Pengertian Akuntansi
Menurut Carls Warren, dkk dalam bukunya yang berjudul Accounting,
“Accountingcanbedefined as informationsystemthatprovidesreportstostakeholdersabouttheeconomicactivitiesandconditionof a business”
Asosiasi Akuntansi Amerika atau American AccountingAssociation (AAA), Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi yang memungkinkan pengambilan keputusan dan penilaian yang jelas serta tidak membingungkan oleh penggunanya
Akuntansi sering disebut juga bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi tentang keadaan suatu perusahaan yang digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan perusahaan tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi.
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Laporan tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis oleh pemakai informasi tersebut.
B. Pemakai Informasi Akuntansi
Pemakai/pengguna informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pihak internal dan pihak eksternal.
1. Pihak Internal
Mereka adalah pemakai informasi dari dalam perusahaan itu sendiri. Contohnya Pimpinan Perusahaan (direktur, manajer, kepala bagian ).
2. Pihak Eksternal
Mereka berada di luar perusahaan, tetapi memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Pihak eksternal meliputi
a. kreditor
b. pemilik perusahaan
c. pemegang saham/investor
d. pemerintah
e. pelanggan, dan masyarakat.
C. Kualitas Informasi Akuntansi
Sebuah informasi akuntansi dianggap berkualitas jika memenuhi persyaratan dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, penyajian jujur, substansi mengungguli produk, netralitas/netral, kepentingan sehat, kelengkapan, dan dapat dibandingkan.
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya, berarti biaya pembuatan laporan informasi akuntan tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh pihak pengguna informasi.
2. Dapat dipahami, berarti laporan yang dibuat harus sesuai dengan pemahaman pihak pengguna.
3. Relevan, berarti laporan informasi akuntansi bisa berguna secara langsung dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat dipercaya, berarti informasi akuntansi dapat diuji, netral, dan menyajikan keadaan yang sebenarnya.
5. Nilai prediksi, berarti data yang ada saat itu bisa dijadikan dasar prediksi di masa depan.
6. Umpan balik, berarti berupa penerimaan, penolakan, atau pengambilan peluang di masa lalu.
7. Tepat waktu, berarti informasi akuntansi yang diberikan harus tepat waktu agar pengambilan keputusan tidak tertunda.
8. Dapat diperbandingkan dan konsisten, berarti informasi akuntansi harus bisa diperbandingkan agar mengetahui persamaan dan perbedaan dengan perusahaan sejenis
9. Materiality, berarti tidak menimbulkan kekeliruan dalam laporan pengambilan keputusan.
D. Prinsip Dasar Akuntansi
Dalam menyusun informasi akuntansi, kita harus berpegang pada prinsip dasar berikut ini.
1. Basis Akrual (Accrual Basic), pencatatan transaksi dicatat pada saat terjadinya peristiwa ekonomi
2. Kelangsungan Usaha (Business Continuity)
yaitu Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus-menerus.
3. Kesatuan Usaha (Business Entity)
yaitu perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan.
4. Pengaitan Biaya (Relevancy)
5. Harga Perolehan (HistoricalCost)
yaitu Setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut.
Konsep-Konsep Dasar Laporan Keuangan
1. Konsep Entitas Usaha
Konsep entitas usaha penting karena membatasi data transaksi dalam sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pemilik. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama hendaknya dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan, seperti rekening prive (pengambilan pribadi). Pemindahan harta dari perusahaan ke pemilik harus melalui transaksi pembagian laba.
2. Konsep Kelangsungan Usaha
Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.
3. Konsep Dasar Keuangan
Konsep ini menghendaki agar penyusunan laporan keuangan menggunakan kesatuan unit pelaporan (unit keuangan setempat antara lain: rupiah, dollar, dan sebagainya) sehingga ada kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan.
4. Konsep Realisasi Penghasilan
Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan adalah ketika adanya penjualan atau penyerahan jasa, bukan saat pembayarannya.
5. Konsep Harga Pokok
Konsep ini menghendaki adanya pengukuran aset sebesar nilai perolehan awal (historicalcost) dan pengakuan kewajiban sebesar nilai yang harus dibayar ketika jatuh tempo.
6. Konsep Membandingkan antara Penghasilan dan Biaya
Konsep ini menghendaki adanya ketetapan dalam menandingkan penghasilan satu periode buku dengan biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut. Penghasilan yang melebihi satu periode tidak diperkenankan untuk ditandingkan dengan biaya yang melebihi satu periode.
7. Konsep Konsistensi
Konsep ini menghendaki penggunaan metode-metode secara tepat dari satu periode ke periode selanjutnya. Jika terpaksa diadakan perubahan untuk memberi manfaat pada laporan keuangan, maka harus diberikan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap laporan tersebut.
8. Konsep Penjelasan/Pengungkapan
Konsep ini menghendaki agar laporan keuangan mencakup informasi yang diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat pembaca keliru menafsir laporan keuangan tersebut.
9. Konsep Materialitas
Materialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan. Dalam konsep ini dikehendaki bahwa hal-hal yang material (dipandang berbobot), baik jumlah maupun keadaannya, memerlukan penjelasan yang memadai.
10. Konsep Hati-hati
Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukkan aset di atas harga pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki kecenderungan minimalisasi pencantuman modal, yaitu dengan menetapkan bahwa laba atau penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi, sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu bisa diperkirakan.
11. Konsep Biaya
a) Konsep objektivitas
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya).
b) Konsep unit pengukuran
Yaitu seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar akuntansi tersebut maka proses kegiatan akuntansi meliputi tahapan-tahapan berikut ini.
a. tahap pencatatan transaksi, meliputi penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukuan atau transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal,penjurnalan (journalizing), baik jurnal umum maupun jurnal khusus, dan pemindahbukuan (posting) ke buku besar, baik ke buku besar utama atau buku besar pembantu.
b. tahap penyiapan laporan keuangan, meliputi pembuatan daftar saldo percobaan (trial balances), yang datanya bersumber dari saldo-saldo yang ada pada buku besar, dan pencatatan penyesuaian, untuk menyesuaikan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode.
c. tahap penyajian laporan keuangan, meliputi penyajian Laporan Laba-Rugi (incomestatement), Pencatatan Penutup (closingentries), Penyajian Laporan Perubahan Modal/Ekuitas (statementofchanges in equity), Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Penyajian Laporan Arus Kas (statementofcashflow), dan Pencatatan Pembalik (reversingentries) jika diperlukan.
Soal Latihan
1. Konsep entitas usaha penting karena....
2. Seluruh informasi dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, merupakan penjelasan dari konsep....
3. Proses kegiatan akuntansi meliputi tiga tahapan, yaitu....
4. Pamakai/pengguna informasi dapat di bedakan menjadi 2 yaitu ...
5.jelaskan perkembangan Sejarah Akuntansi
Comments