top of page

Misiologi X (Missio Kristi)



MATERI PERTEMUAN X


RESPON PARA MURID DALAM MEMAHAMI MISSIO KRISTI ( Matius, 28:19-20, Kis 13:1-52)


1. Fokus pada pemuridan: Sasaran Amanat Agung adalah menjadikan murid-murid Kristus (Matius 28:19-20)

Banyak yang memahami inti Amanat Agung terletak hanya pada penginjilan (Matius 28:19-20). Pemahaman tersebut didasarkan pada penekanan kata “pergilah” yang diletakkan di awal kalimat yang diikuti langkah selanjutnya yaitu pemuridan, baptisan dan pengajaran. Tetapi jika diperhatikan menurut struktur tata bahasa Yunani ayat 19-20, maka inti Amanat Agung justru terletak pada pemuridan. Hal hal ini didasarkan pada kata imperatif untuk kata kerja “jadikanlah murid” yang diikuti oleh tiga partisipel (anak kalimat), yaitu “pergilah”, “bapiskanlah” dan “ajarkanlah”.

Penjelasan lebih lanjut, mari kita memperhatikan bahwa dalam bahasa Yunani ayat tersebut menyebutkan empat kata kerja, yaitu : “pergilah jadikanlah murid baptiskanlah dan ajarkanlah. Kata “pergilah, baptiskanlah, ajarkanlah” adalah kata kerja partisip atau bentuk kata kerja bantu. Kata “jadikanlah semua bangsa muridKu jadikanlah murid(-Ku) semua bangsa-bangsa}” adalah kata kerja imperatif atau kata kerja bentuk perintah. Jadi fokus Amanat Agung adalah “menjadikan semua orang/bangsa murid Kristus. kata Yunani untuk murid adalah Mathetes yang menunjuk kepada para pengikut Yesus atau orang-orang percaya kepada Kristus, yaitu orang-orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Kristus dan Tuhan. Kata murid dalam Alkitab Perjanjian Baru tercatat 269 kali, sedangkan kata Kristen dicatat hanya 3 kali, dan kata orang percaya hanya 2 kali. Fakta ini memberitahukan kita bahwa betapa pentingnya panggilan Tuhan Yesus bagi orang yang sudah percaya kepadaNya, supaya menjadi murid-Nya yang sejati. Dengan demikian tugas pengabaran Injil tidak boleh lepas dari tugas pemuridan.

Amanat Agung Kristus dalam Matius 28:19-20. Di dalamnya terdapat siklus empat langkah untuk menjangkau dunia bagi Kristus, yaitu:

1. Dunia hanya dapat dijangkau jika orang percaya (gereja) pergi memberitakan Injil dan bersaksi.

2. Orang-orang yang telah mengambil keputusan (komitmen) untuk mengikut Kristus harus menyatakan pengakuan imannya dimuka umum melalui baptisan air. Baptisan adalah kesaksian awal yang dapat dilihat dari luar tentang pengalaman seseorang dengan Kristus

3. Orang-orang yang baru menjadi pengikut Kristus harus diajarkan perintah-perintah (doktrin) Tuhan kita dan dibimbing untuk melakukan (praktek) perintah-perintah itu dalam ketaatan, sukacita dan kasih kepada Kristus

4. Menjadikan orang-orang murid Kristus melalui ketiga langkah sebelumnya. Dan setelah menjadi murid, orang-orang percaya tersebut diperintahkan untuk “pergi dan menjadikan semua bangsa murid Kristus”.

Jadi, siklus ini kembali ke titik awal dan jika dilaksanakan akan menghasilkan lingkaran kesaksian yang terus menerus semakin besar “sampai akhir zaman”.


2. Metode Pemuridan adalah Pengajaran (Doktrinal) dan Tindakan Melakukan (Praktikal)

Rasul Paulus menasihati Titus demikian “Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat” (Titus 2:1). Selanjutnya Rasul Paulus menghubungkannya ajarah sehat dengan praktek kehidupan sehari-hari (Titus 2:1-14). Ajaran sehat adalah doktrin atau didaskalia. Kata ini berkaitan dengan apa yang diajarkan. Ajaran sehat akan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. Doktrin yang sehat menghasilkan pertumbuhan dan paktek kehidupan kudus dan berkenan kepada Allah. Kata doktrin berarti sesuatu yang diajarkan, pengajaran, instruksi; prinsip-prinsip agama yang diajarkan; atau lebih harfiah doktrin berarti mengajarkan yang dasar. Kata Yunani “doktrin” adalah (didaskalia); (didakhê)” dari akar kata (didaskô)” yang berarti "mengajar". Sehingga "doktrin" secara konseptual adalah hal-hal yang diajarkan. Kata doktrin ini digunakan sebanyak 56 kali di dalam (Alkitab bahasa Inggris). Salah satunya terdapat di dalam Kisah Para Rasul 2:42, di mana dikatakan bahwa para petobat gereja yang mula-mula bertekun dalam pengajaran (doktrin) para rasul. Dari tersebut, maka doktrin dapat didefinisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar yang diajarkan. Dalam pengertian yang luas doktrin mencakup semua kebenaran firman Tuhan yang diajarkan. Doktin itu sendiri bersumber dari Alkitab yang adalah Firman Allah. Sehingga untuk pemakaian Kristen, doktrin dapat di definisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar Kristen yang diajarkan yang bersumber dari Alkitab.

Jadi, orang-orang yang baru menjadi pengikut Kristus harus diajarkan perintah-perintah (doktrin) Tuhan kita dan dibimbing untuk melakukan (praktek) perintah-perintah itu dalam ketaatan, sukacita dan kasih kepada Kristus. Kristus memerintahkan para muridNya “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 20:20); dan dalam Yohanes 13:17 Yesus berkata “Jikalau kamu tahu semua ini (doktrin), maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya (praktek)”.


Berikut ini adalah ciri-ciri dari doktrin yang benar, yaitu;

1. Doktrin yang Benar Harus Sehat dan menghasilkan karakter yang kudus (1 Timotius 1:10; 2 Timotius 4:2-4; Titus 1:9; 2:1). Doktrin yang benar adalah doktrin yang sehat. Doktrin yang sehat akan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. Doktrin yang sehat menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan rohani yang sehat bagi orang percaya. Doktrin sehat menghasilkan paktek kehidupan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Merupakan fakta yang terbukti bahwa doktrin mempengaruhi karakter. Apa yang dipercayai seseorang sangat besar mempengaruhi perbuatannya. Jika seseorang menerima dan mengikuti doktrin yang sehat maka doktrin itu akan menghasilkan karakter ilahi dan karakter Kristus. Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar “awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Timotius 4:6,13,16). Selanjutnya Paulus berbicara tentang “ajaran yang sesuai dengan ibadah kita” (1 Timotius 6:1-3), yakni serupa dengan Allah; karakter dan kehidupan yang kudus.

2. Doktrin yang Benar Harus Alkitabiah (2 Timotius 3:14-17). Doktrin yang alkitabiah adalah doktrin yang bersumber pada seluruh Firman Allah. Doktrin seperti ini tidak hanya bermanfaat untuk pengajaran tetapi juga untuk menyatakan kesalahan, mendidik dan memperbaiki agar orang percaya memiliki hidup yang berkenan kepada Allah. Untuk menghasilkan doktrin yang alkitabiah diperlukan interpretasi yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hermeneutika yang wajar, sederhana, benar dan dapat dipertanggunjawabkan sehingga menghasilkan doktrin yang sehat.

Tujuan Amanat Agung dan penginjilan adalah pemuridan supaya manusia menjadi serupa dengan Allah (II Kor.3:18) sehingga kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar (Yoh.3:2). Menjadi murid Kristus berarti mengidentifikasikan diri sendiri secara total dengan Kristus dan memikul salibNya. Memikul salibNya berbeda dengan memikul beban yang dalam kehidupan manusia seperti : sakit penyakit, kesulitan, kecelakaan, dll. Memikul salib :

1. Sukarela (Mat.16:24-28) setiap orang yang mau mengikut.

2. Terus-menerus/setiap hari (Mat.16:24).

3. Salib adalah satu bagian dari pemuridan tanpa salib tidak bisa mengikut Yesus.

4. Memikul salib karena Kristus. Seorang murid Kristus terus-menerus mengindentifikasikan diri sendiri dengan Kristus dan bersedia mati bagi Tuhan. Tuhan Yesus ingin mempunyai murid dari setiap suku bangsa (Mat.28:18-20). Manusia terus-menerus bertumbuh dalam pemuridan, hal ini hanya bias melalui persekutuan dan pengajaran, supaya Kristus makin lama makin dikenal.

Waktu Tuhan Yesus menyampaikan perintah-Nya kepada kesebelas murid-Nya, Dia membuka tembok yang ada di antara orang Yahudi dan orang kafir yang dulu tidak bersedia bersekutu satu dengan yang lain. Dengan ungkapan ini Tuhan menyiapkan beberapa orang Yahudi untuk menjadi pangkalan bagi misi sedunia Bagi Karl Barth Amanat Agung menentukan sejarah "kekuasaan Tuhan di gereja dan di dunia. Pekabaran kuasa Tuhan yang universal memiliki implikasi etnis, social, teologis, politis dan spiritual. Oleh karena Tuhan Yesus memiliki otoritas universal, (Mt. 28:17). Walaupun Tuhan sudah sering sebelum menunjukkan kuasa dan otoritas, itu selalu terjadi secara tersempunyi, bandingkan misalnya Mt. 9:1-8 di mana Dia menyembuhkan seorang lumpuh. Mujizat ini terjadi agar Mt. 9:6-7 kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu. Dan orang itupun bangun lalu pulang." Baru sesudah Tuhan Yesus bangkit, kuasaan-Nya harus nyata untuk semua orang supaya seluruh dunia mengetahui, bahwa Dia mati dan "menanggung dosa banyak orang" (Yes. 53:12). Sesudah Ia naik ke surga, di sejarah manusia mulai satu era baru, yaitu era misi sedunia, di mana Kabar Baik disampaikan kepada semua suku bangsa.



Tugas:

TULISLAH PEMAHAMAN KALIAN MENGENAI RESPON PARA MURID DALAM MEMAHAMI MISSIO KRISTI DALAM MATIUS 28:19-20 TENTANG AMANAT AGUNG


Kerjakan dan kirimkan hasilnya ke nomer WA guru mata pelajaran 085333885287 (Ibu Leny)

160 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page