Materi Pembelajaran
IPAL
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Pertemuan ke : 4
Materi Pokok : Nabi Yermia
1. Pengantar kitab Yermia
Yeremia (Ibrani:יִרְמְיָה, Ibrani Modern:Yirməyāhū, Arab إرميا) adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Alkitab Kristen.
Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir.Ia adalah anak imam Hilkia dari Anatot.Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27).Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia, tahun 627 SM.[1][2][3] Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.
2. Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia, tahun 627 SM. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.
Kitab Yeremia dalam pembagian Perjanjian Lama masuk ke dalam kelompok kitab nabi-nabi, sehingga dapat dipastikan bahwa penulis kitab ini adalah seorang nabi. Yeremia adalah seorang nabi PL yang benar-benar sangat berpengaruh besar. Ia lahir di Anatot, sebuah kota kecil di sebelah utara kota Yerusalem. Ia anak seorang Imam namun pada masa pemanggilannya dia bekerja sebagai nabi.
Pelayanan Yeremia sebagai Nabi Berdasarkan nas Yeremia 1:2, Yeremia dipanggil menjadi nabi dan memulai pekerjannya. Masa pekerjaan/pelayanan Yeremia dapat dibagi menjadi empat masa, yaitu pada masa
(1) permulaan reformasi Yosia pada tahun 621 sM;
(2) pemerintahan raja Yoyakim pada tahun 609 sM;
(3) pemerintahan Raja Yoyakin pada Desember 598- Maret 597 sM; dan
(4) pemerintahan Zedekia pada tahun 597-587 sM.
v Pelayanan Yeremia sebagai Nabi pada Masa Permulaan Reformasi Yosia
Pada permulaan kegiatan Yeremia sebagai nabi pada tahun 627 sM, Raja Yosia sudah mulai memperbaiki kehidupan para penduduk Yehuda, tetapi kebiasaan agama kafir yang menjadi lazim pada waktu masa pemerintahan Raja Manasye, belum lenyap.Ibadat kepada Baal, dewa kesuburan orang-orang Kanaan, berhala-berhala, para pelacur suci, korban anak-anak dan ketidakadilan masih lazim diantara para penduduk Yehuda.
Yeremia menubuatkan akan datang musuh dari utara, mereka akan mengalami malapetaka yang cukup besar (Yer. 1:14). Yeremia mengingatkan orang-orang Yehuda tentang bagaimana cara Tuhan memperlihatkan kasih setiaNya dalam sejarah kehidupan mereka. Yeremia mengkritik orang-orang Yehuda yang tidak setia kepada Tuhan. Walaupun Yeremia menubuatkan kedatangan musuh dari utara yang akan membawa malapetaka besar, tetapi dia juga berharap supaya orang-orang Yehuda bertobat. Yeremia berusaha sekuat tenaga mendorong mereka supaya berbalik kepada Tuhan dengan demikian mereka dapat menghindari hukuman Tuhan. Raja Yosia mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda dari para pendahulunya terhadap kebudayaan asing. Ia melakukan reformasi di bidang keagamaan (2 Raj. 22-23; 2 Taw. 34-35).Yeremia memulai pelayanannya sebagai nabi dan menyampaikan nubuatnya sebelum Reformasi Yosia mencapai puncaknya pada tahun 621 sM (Yer. 2-3). Reformasi Yosia mencapai puncaknya pada tahun 622 sM. Reformasi ini didorong dengan ditemukannya kitab hukum di Bait TUHAN. Kehidupan politik keagamaan Yosia memiliki pengaruh yang sangat besar sejak ditemukannya kitab hukum di Bait TUHAN. Raja memberi perintah untuk mengeluarkan dari Bait TUHAN segala perkakas yang telah dibuat untuk Baal dan Asyera dan untuk segala tentara langit dan kemudian dibakar. Ia memberhentikan para imam dewa asing untuk membakar korban di bukit pengorbanan, ia sekaligus merobohkan petak-petak pelacuran bakti yang ada di Bait TUHAN. Raja Yosia juga memerintahkan merayakan Paskah bagi Tuhan seperti yang tertulis dalam kitab hokum itu. Reformasi itu tidak hanya meliputi Yehuda tetapi juga meluas sampai wilayah bekas Isarel Utara seperti Betel (2 Raj. 23:14-15) dan kota Samaria (2 Raj. 23:8,19; 2
Menurut nabi Yeremia, reformasi yang dilakukan raja Yosia didukung oleh para nabi dan imam (Yer. 3:12-14; 31:2-6, 15-22). Yeremia mendukung reformasi itu (Yer. 11:1-17).Yeremia sangat menghormati raja Yosia, dan dia berkenan terhadap usaha yang melenyapkan agama kesuburan dan kebiasaan yang tidak etis yang sudah berlangsung lama.
v Pelayanan Yeremia sebagai Nabi pada Pemerintahan Raja Yoyakim
Pada tahun pengangkatan Raja Yoyakim, yaitu pada tahun 609 sM, Yeremia mengucapkan khotbah mengenai Bait suci (Yer. 7:1-15). Ketika orang-orang Babel menjadi ancaman bagi bangsa Yehuda (605 sM), Yeremia mendiktekan nubuatnubuatnya kepada Barukh. Pada tahun berikutnya ketika bahaya dari orang-orang Babel semakin mengancam mereka, Barukh membacakan nubuat-nubuat itu di Bait suci (Yer. 36). Yeremia menyampaikan nubuat kepada raja Yehuda dan penduduk Yerusalem bahwa TUHAN akan mendatangkan malapetaka. Orang-orang Yehuda sudah meninggalkan TUHAN, membakar korban kepada Baal di Bait TUHAN, mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baaldan anak-anak mereka dipersembahkan. Ketika Yeremia menyampaikan nubuatnya di pelataran rumah TUHAN maka Pasyhur bin Imer yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala di rumah TUHAN memukul nabi Yeremia dan memasungnya (Yer. 19:1-20;6). Pada tahun yang sama Yeremia juga membawa kaum orang Rekhab ke Bait suci (Yer. 36). Yeremia menyerang Raja Yoyakim karena ia dengan terang-terangan menghancurkan reformasi ayahnya dan melanggar ketentuan-ketentuan kitab hukum yang ditemukan di Bait TUHAN (Yer. 7:5-10, 30-31). Yeremia juga mencela kebijaksaan luar negeri Yoyakim. Nekho yang sudah menang di Megido sekarang juga menguasai Yehuda dan daerah di sekitarnya. Pada masa ini juga Yeremia menyampaikan doa-doa kepada TUHAN yang merupakan keluhan-keluhan mengenai kebenaran cara-cara TUHAN (lih. Yer. 11:18-20; 12:1-6; 15:15-18; 18:19-23; 20:7-18). Pelayanan Yeremia sebagai Nabi pada Pemerintahan Raja Yoyakhin Pemerintahan Raja Yoyakhin yang berlangsung hanya tiga bulan dari Desember 598-Maret 597 sM (lih. 2 raj. 24:8-17) diabadikan oleh Yeremia. Serbuan terhadap Yerusalem, penangkapan raja dan keluarganya, perampasan harta Rumah TUHAN, pembuangan para prajurit dan ahli pertukangan Yehuda dicatat Yeremia sebagai peristiwa yang menyedihkan. Yeremia melihat tangan TUHAN sendiri dalam perampasan tanah oleh Nebukadnezar.Namun Yeremia juga melihat adanya suatu pengharapan dan hukuman. Ia melihat dua keranjang buah ara, satu keranjang buah yang segar dan satu keranjang lainnya yang busuk. Pemberitaan lain Yeremia dapat Herowati Sitorus: Refleksi Teologis Kitab Yeremia. dilihat lewat peringatan dan ancaman yang disampaikannya (Yer. 13:15-27) dan nubuatnya (Yer. 22:20-30).
· Pelayanan Yeremia sebagai Nabi pada Pemerintahan Raja Zedekia
Peristiwa-peristiwa kehidupan Yeremia selama pemerintahan Raja Zedekia, berhubungan dengan
tiga peristiwa penting dalam sejarah bangsa Yehuda (tahun 597- 587 sM), yaitu:
pemberontakan bangsa Filistin dan Fenisia pada tahun 594 sM (Yer. 27- 29),
Zedekia mendukung pemberontakan itu, akibatnya Yerusalem dikepung Babel sejak 587 sM (lih. Yer. 21:1-10; 32-34; 37-40:6),
Kejatuhan Yerusalem (Yer. 40.7-44.30). Sebelum pengepungan atas kota Yerusalem mulai pada tahun 589 sM, tugas Yeremia yang paling penting adalah melawan kepercayaan optimis yang palsu yang muncul antara penduduk Yerusalem. Yeremia mendesak Zedekia untuk tidak ikut serta memberontak dan menyerah kepada kekuasaan Babel (Yer. 27:8). Akibatnya Hananya marah sehingga ia mengambil gandar dari bahu Yeremia dan mematahkannya. Yeremia juga menubuatkan Jatuhnya Yerusalem, perampasan Rumah TUHAN dan penawanan Zedekia (Yer. 39:1-18; 52:1-30). Yeremia juga diutus TUHAN ke Anatot untuk menebus kembali sebagian tanah leluhurnya sebagai tanda bahwa firman TUHAN yang terakhir bukanlah hukuman. Pembuangan akan disusul dengan kembalinya para tawanan (Yer. 39:11-12). Pesan Teologi (Refleksi Kritis) Nabi Yeremia Banyak ahli PL yang merangkum teologi kitab Yeremia berdasarkan pesan yang disampaikan oleh Yeremia, situasi sosial, politik dan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Walter Brueggemann menuliskan teologi kitab Yeremia berdasarkan studi kritis kitab tersebut.Brueggemann memaparkan bahwa TUHAN adalah TUHAN yang berdaulat. Kedaulatan TUHAN dinyatakan lewat nubuat yang disampaikan oleh nabi Yeremia. TUHAN berdaulat dalam pemanggilan nabi. Kedaulatan TUHAN juga dinyatakan lewat hukuman, penghakiman atas kesalahan bangsa Yehuda, sehingga mereka dibuang ke Babel. Dalam kedaulatan itu juga dapat dilihat sebagai janji TUHAN yang telah diikat kepada bangsa Yehuda bahwa mereka akan kembali dari pembuangan Babel. Ada pengharapan di balik hukuman. Walter Brueggemann mengatakan adanya harapan mengenai kerajaan keturunan Daud akan dipulihkan (Yer. 30:21). Di mana TUHAN akan menyelamatkan umatNya, yakni sisa-sisa Isarel (Yer. 31:7).17 Ada tiga teologi yang dapat kita rangkum dan ditekankan dalam kitab Yeremia, yaitu; (1) TUHAN yang universal, (2) pemulihan Isarel, (3) penderitaan nabi adalah penderitaan TUHAN. TUHAN yang Universal. TUHAN adalah TUHAN semua bangsa.
Yeremia juga dalam pemberitaannya memahami bahwa TUHAN Israel adalah TUHAN semua bangsa. Peristiwa kejatuhan bangsa Israel ke pembuangan Babel dicatat dalam sejarah kehidupan mereka dan peristiwa ini membentuk pandangan Israel tentang sejarah sebagai tempat di mana TUHAN memperkenalkan diriNya. TUHAN menghukum umatNya sekaligus menjanjikan pemulihan. TUHAN memakai bangsa asing untuk menghukum mereka namun TUHAN juga memakai bangsa asing untuk membebaskan mereka dari pembuangan. Keberhasilan Raja Nebukadnezar karena kehendak TUHAN.Inilah yang hendak disampaikan Yeremia kepada Yoyakim dan Zedekia. Kekuasaan TUHAN dalam sejarah terlihat ketika Ia memakai bangsa-bangsa untuk melaksanakan kehendakNya. TUHAN telah memberikan Taurat kepada orang Yehuda agar mereka hidup dalam damai sejahtera TUHAN. Ketika bangsa Yehuda tidak mengindahkan Taurat dan melanggarnya maka terjadi kekacauan, kekerasan, penindasan, dan pada akhirnya mereka mengalami penghakiman TUHAN dan dibuang ke Babel. Pemulihan Israel Penghukuman TUHAN bukanlah akhir dari sejarah kehidupan bangsa Isarel. Allah yang setia kepada janjiNya, menghukum umatNya karena kasih dan teguran atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman selama pembuangan Babel yang mereka alami tidak berarti menjadi kutukan yang menimpa mereka melainkan hukuman yang bersifat mendidik agar mengenal dan mengingat kembali identitas mereka sebagai umat pilihan dan memperbaiki indentitas yang sudah rusak. Perjanjian antara Allah dan umatNya dipulihkan kembali (Yer. 31:33). TUHAN mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda. Taurat harus diletakkan di batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian antara TUHAN dengan umatnya saat pemberian Taurat di Sinai. 4. Kesimpulan Yeremia memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan TUHAN.Begitu mendalamnya hubungan mereka maka Yeremia sering sekali begitu berterus terang menyampaikan keluhan-keluhannya kepada TUHAN. Bahkan ia pun tidak segan-segan menuduh TUHAN sebagai penipu dan ia sebagai pihak yang tertipu ketika mengalami penderitaan yang hebat akibat kesetiaannya pada panggilan TUHAN (Yer. 20:7). Ia mengalami sengsara karena kasih akan TUHAN dan kasih terhadap sesama manusia. Penderitaan Yeremia bukan hanya karena dibenci oleh kawan-kawannya, tetapi juga karena solidaritasnya dengan sesama bangsanya. Ia bertindak memihak TUHAN, ia juga adalah bagian dari panggilan TUHAN. Penderitaannya adalah cerminan dari penderitaan TUHAN dan solidaritas TUHAN akan dosa-dosa manusia.
Yeremia dipanggil oleh Tuhan dengan perkataan, “’Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu…” (Yer. 1:9). Dia diangkat atas bangsa-bangsa dengan tugas “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam,” (Yer. 1:10).
Menjalani panggilan ini, Yeremia pun kemudian dikenal sebagai “nabi yang menangis”. Dia menangis dan berkeluh-kesah karena kejahatan yang dibuat oleh umat Tuhan. Dia juga mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Bahkan orang sekampungnya sendiri pun ingin membunuhnya (Yer. 11:18-23). Pasyur, seorang imam yang adalah kepala di rumah Tuhan, memukul dan memasung Yeremia di pintu gerbang rumah Tuhan (Yer. 20:1-6). Suatu kali saat Yeremia menyampaikan Firman Tuhan di pelataran rumah Tuhan, semua imam, nabi dan seluruh rakyat menangkap dia dan berteriak, “Engkau harus mati!” (Yer. 26:8). Yeremia juga ditantang oleh nabi-nabi palsu. Nabi Hananya menjanjikan damai sejahtera demi menyenangkan pendengarnya, tetapi itu adalah nubuatan dusta (Yer. 28). Raja Yoyakim pun membakar gulungan kitab Yeremia, sehingga juru tulis harus menuliskannya lagi (Yer 36). Raja Zedekia tidak mau mendengar pemberitaannya dan membuang Yeremia ke dalam penjara dan kemudian ke dalam sebuah sumur. Yeremia dilepaskan dari sumur itu hanya karena pertolongan Ebed-Melekh, seorang Etiopia yang merasa iba kepadanya (Yer. 37-38).
Yeremia masih dipenjara ketika Yerusalem diserang dan dihancurkan oleh Babel. Dia sendiri tidak dibawa sebagai tawanan ke Babel, tetapi dikeluarkan dari penjara dan tinggal dengan Gedalya yang dijadikan gubernur di Yehuda. Walaupun Yeremia tetap menyampaikan pesan Tuhan dan memerintahkan agar umat Tuhan tetap tinggal di Yerusalem, pada akhirnya mereka melawan Tuhan dan turun ke Mesir dengan memaksa Yeremia pergi juga (Yer. 39-45).
Seluruh proses ini menunjukkan keberanian Yeremia yang luar biasa dalam menghadapi tantangan dan aniaya, penolakan dan penderitaan. Seberat apa pun pengalamannya, ia tetap setia memproklamasikan Firman Tuhan.
Dosa Umat Tuhan
Yeremia menghadapi bangsa Yahuda sebagai umat Allah yang tidak setia. Semua orang di bangsa itu tidak setia, termasuk para raja, para imam, para nabi, dan seluruh rakyat. Mereka menyembah berhala dan tidak mendengarkan suara Tuhan (Yer. 2:13-37); mereka memilih jalan yang sesat dan melupakan Tuhan (Yer. 3:21); mereka bodoh dan tolol, tanpa pengertian, pintar berbuat jahat tetapi tidak tahu berbuat baik (Yer. 4:22); mereka tidak mau menerima hajaran dan tidak mau bertobat (Yer. 5:3); mereka pendurhaka, pemfitnah dan berlaku busuk (Yer. 6:28); mereka mencuri, membunuh, berzinah, bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal, dan mengikuti allah lain (Yer. 7:9). Rumah Tuhan menjadi sarang penyamun (Yer. 7:11), karena umat Tuhan terus melangkah dari kejahatan satu kepada kejahatan berikutnya dan tidak mau mengenal Tuhan (Yer. 9:3).
Dosa yang paling besar adalah umat Tuhan meninggalkan dan menolak mengenal Tuhan, walaupun tetap membawa korban persembahan dan berbakti kepada Tuhan di Bait Allah. Yeremia menangis karena sikap bangsa Israel, karena mereka semua berpikir bahwa ibadah agamawi akan menyelamatkan diri mereka dari kebinasaan. Dia memperingatkan mereka bahwa hanya dalam pertobatan yang sungguh-sungguh dan kembali kepada Tuhan, FirmanNya, dan jaan-jalanNyalah akan ada harapan bagi mereka. Pihak yang paling keras mendapatkan perlawanan oleh Yeremia adalah para imam dan para nabi. Dia menghantam para gembala yang jahat, para nabi palsu, dan para imam yang fasik (Yer. 23).
Hukuman atas Umat Tuhan
Yeremia memperingati umat Tuhan tentang kebinasaan yang akan datang yang akan dicurahkan atas mereka akibat dosa-dosa yang sangat besar itu. Pada waktu dipanggil, Yeremia melihat dua penglihatan. Yang pertama adalah sebatang dahan pohon badam, yang bermakna bahwa Tuhan siap melaksanakan FirmanNya (Yer. 2:11-12). Yang kedua, dia melihat periuk yang mendidih yang datang dari sebelah utara, yang bermakna malapetaka yang akan menimpa Yehuda dari utara (Yer. 2:13-14). Malapetaka itu adalah kedatangan raja Babel, Raja Nebukadnezar, untuk menghukum dan membinasakan Yerusalem serta Rumah Allah dan membawa orang Yahudi sebagai tawanan ke Babel. Inilah tema utama dari seluruh nubuatan Yeremia.
Tuhan berkata melalui Yeremia, “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan suatu bangsa dari jauh menyerang kamu, hai kaum Israel,” (Yer. 5:15); “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepada tempat ini, sehingga telinga orang yang mendengarnya, mendenging!” (Yer. 19:3). Yeremia bernubuat bahwa tawanan Yehuda akan berlangsung selama 70 tahun, lalu barulah Tuhan akan mengembalikan mereka ke Yerusalem (Yer. 25:9-12; 29:11). Dalam seluruh masa penyerangan Babel terhadap Yehuda, ada tiga tahap yang juga diuraikan dalam kitab sejarah, Kitab Raja-Raja.
1. Pada tahun 606 SM, Yerusalem diserang oleh Nebukadnezar dan sebagian orang Yahudi dibawa ke Babel, termasuk Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. (2 Raj. 24:1; Yer. 25:1; Dan. 1:1-7)
2. Pada tahun 597 SM, Raja Yoyakim dan sekelompok orang Yahudi berikutnya dibawa sebagai tawanan, termasuk Yehezkiel dan nenek moyang Mordekhai, sepupu Ester. (2 Raj. 24:10-16; Yeh.1:1-2; Est. 2:5-6).
3. Pada tahun 587 SM, Yerusalem diserang. Temboknya, istananya, dan rumah Tuhan dihancurkan, lalu sekelompok orang Yahudi lagi dibawa ke Babel. (2 Raj. 24:18 dan 24:1-27; 2 Taw. 36:11-21; Yer. 52:1-11).
Yeremia bernubuat bahwa Raja Zedekia, raja terakhir dalam kerajaan Yehuda, akan ditangkap dan matanya dibutakan, lalu diikat dan ditarik ke Babel, kemudian anaknya akan dibunuh. Nubuatan itu digenapi tepat pada tahun 587 SM. Penggenapan nubuatan itu menandai kesudahan kerajaan Yehuda.
Penglihatan Yeremia
Selama pelayanannya sebagai nabi, beberapa kali Yeremia disuruh Tuhan melakukan tindakan profetik:
* Menyembunyikan ikat pinggang lenan di celah bukit batu dekat sungai Efrat. Waktu ditemukan sesudah digali kembali, ikat pinggang itu sudah lapuk dan tidak berguna untuk apa pun. Itulah pesan Tuhan melalui Yeremia tentang gambaran Yehuda dan Yerusalem. (Yer. 13:1-11)
* Tidak mengambil isteri dan tidak mempunyai anak, karena Tuhan menyatakan bahwa semua istri dan anak-anak Yahudi akan dibuang ke Babel. (Yer. 16:1-13)
* Pergi ke rumah tukang periuk dan melihat bejana yang rusak dikerjakan kembali menjadi bejana lain yang baru. Dengan demikian, Tuhan menyatakan bahwa Ia sanggup memulihkan bangsa Yehuda. (Yer. 18:1-17)
* Membeli buli-buli dan memcahkannya di hadapan orang tua-tua dan imam yang tertua sebagai tanda bahwa Yerusalem dan kota-kota sekitarnya akan dihancurkan. (Yer. 19)
* Membuat tali pengikat dan gandar lalu mengirimkannya kepada raja Edom, Moab, Amon, Tirus, dan Sidon dengan bernubuat bahwa mereka akan melayani Nebukadnezar dan tengkuk mereka semua akan ditaruh di bawah kuk raja Babel. (Yer. 27)
* Membeli ladang di Anatot karena ladang itu berstatus hak milik dan hak tebus. Dia melakukannya sebagai tanda bahwa Yehuda akan kembali ke tanahnya. (Yer. 32)
Selain tindakan-tindakan profetis, Tuhan juga memberikan berbagai penglihatan kepada Yeremia. Yeremia melihat dua keranjang buah ara. Yang satu berisi buah ara yang sangat baik dan yang lain berisi buah ara yang jelek. Yang baik merupakan mereka yang tunduk kepada Tuhan dan dibawa sebagai tawanan ke Babel namun akan dibawa kembali ke negeri mereka oleh Tuhan. Yang jelek adalah mereka yang menolak Firman Tuhan dan akan dibinasakan oleh perang, kelaparan, dan penyakit sampar di semua tempat mereka dicerai-beraikan oleh Tuhan. Demikianlah digambarkan dua sifat dan dua macam orang di antara umat Tuhan dalam penglihatan Yeremia (Yer. 24).
Perjanjian Baru bagi Umat Tuhan
Walaupun pesan yang diberitakan Yeremia banyak menegaskan dosa dan hukuman yang pasti, namun ia juga membawa berita yang baik. Yeremia mengemukakan pemberitaan tentang perjanjian baru dan harapan baru bagi umat Tuhan sesudah mereka dimerdekakan dari tawanan. Yeremia menubuatkan bahwa Tuhan akan membawa kesehatan, pemulihan, pentahiran, kegirangan, keselamatan, dan pemulihan kerajaan Daud serta penggenapan perjanjianNya. Tuhan akan mengikat perjanjian yang baru, perjanjian yang kekal, dan akan menaruh roh takut kepada Tuhan di dalam hati umat yang dikasihiNya. Kerajaan Daud akan dipulihkan (Yer. 30-33).
Hukuman atas Bangsa-Bangsa Lain
Yeremia 46–51
Tentunya, perjanjian yang baru dan kekal dari Tuhan juga berarti penghukuman akhir atas mereka yang tetap menolak dan menista Dia. Yeremia juga menubuatkan hukuman atas bangsa-bangsa lain selain umat Tuhan.
Nebukadnezar akan mengalahkan Mesir. Mesir akan mengalami pembuangan dan bencana. Semua dewa Mesir dan raja-raja dan yang percaya kepada para dewa itu akan mengalami hukuman, tetapi Tuhan akan memelihara Israel. Tentang orang Filistin dikatakan akan ada banjir dari utara dan kebinasaan dari pedang Tuhan. Moab akan dibinasakan dan semua kotanya diserang karena keangkuhan dan kesombongannya. Amon akan hancur. Edom akan menjadi kengerian dan akan ditunggangbalikan seperti Sodom dan Gomora. Damsyik akan dihanguskan. Kedar dan Hazor juga akan dipukul kalah oleh Nebukadnezar. Elam akan dipatahkan dan orang-orangnya akan berserakan di antara bangsa-bangsa.
Pada akhirnya, bangsa Babel juga akan dikalahkan dan dibinasakan. Pedang akan menimpa mereka, dan bangsa Babel akan direbut, jatuh dan pecah. Itulah pembalasan Tuhan kepada orang fasik, pembalasan karena bait suciNya (Yer. 51:11). Bandingkan nubuatan Yeremia ini dengan kitab Wahyu pasal 17 dan 18. Kedua bagian Alkitab ini jelas menunjukkan bahwa bangsa Babel yang dipakai sebagai palu godam Tuhan untuk menghancurkan bangsa-bangsa pada akhirnya akan menerima pembalasan Tuhan dan dihancurkan untuk selama-lamanya.
Pada waktu Babel dihukum, Allah berjanji bahwa orang Israel akan kembali kepada Tuhan dan mencari jalan ke Sion (Yer. 50:4-5). Kesalahan dan dosa Israel dan Yehuda akan diampuni dan dihapuskan (Yer. 50:20). Tuhan akan memberi ketenteraman kepada bumi karena umatNya (Yer. 50:34).
Seluruh isi kitab Yeremia mengingatkan kita bahwa dosa memedihkan hati Tuhan dan pada akhirnya hanya membawa hukuman atas mereka yang melakukannya, karena dosa adalah meninggalkan Dia, FirmanNya, dan perintahNya. Dengan pengertian ini, marilah kita berlomba-lomba meninggalkan dosa dan mengejar kekudusan, agar pada akhirnya nanti kita bisa menghadap Tuhan yang Mahakudus itu dengan menyenangkan hatiNya.
Tugas
1. Jelaskan proses pemanggilan Yermia sebagai Nabi!
2. Sebutkan tugas-tugas Yermia sebagai seorang nabi!
3. Menjelaskan kembali nubuatan Yermia pada masa pemerintahan raja Yosia, Yoahas, Yoyakim Yoya-khin dan Zedekia.!
4. Menjelaskan kembali inti pelajaran dari pembuangan Israel di Babel!
Comments