1. SEJARAH ETIKA KEBUDAYAAN, IBTEK DAN SENI
Pendahuluan
Nilai terbesar dalam kebudayaan manusia, potensi terbesar dalam sejarah manusia dan bahaya terbesar dalam masyarakat adalah manusia itu sendiri. Mengapa demikian? Karena manusia adalah ciptaan Allah dan diberi penilaiaan oleh Allah sebagai kreasi yang “amat baik”.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei/bahasa latin), maka manusia menjadi makluk berakal budi (= berilmu dan berbudaya) dan memiliki tanggung jawab terhadab Sang Khalik. Hubungan tanggung jawab dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Hubungan tanggung jawab manusia
Manusia boleh bebas memilih mau patuh kepada hukum Allah atau tidak, namun manusia bertanggung jawab atas ketidak patuhannya kepada Allah. Manusia harus menanggung resiko kalau manusia itu menyalah-gunakan kebebasannya untuk tidak patuh kepada Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa kebebasan manusia adalah kebebasan bertanggung jawab, bukan kebebasan yang liar.
Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, maka manusia dipanggil untuk mencerminkan hidup Ilahi dalam kata dan perbuatannya. Manusia dalam hidupnya sehari-hari hidup seperti Allah hidup. Atau, cara hidup manusia cocok dengan cara hidup Allah. Manusia harus kudus, menjauhkan diri dari dosa, seperti Allah kudus.
Cermin kehidupan Ilahi terwujud ketika manusia mentaati segala perintah Allah. Sebab Allah yang menjadi norma atau kaidah hidup manusia. Apa yang “baik” oleh Allah, itulah yang baik bagi manusia. Hanya dengan demikian maka manusia akan dapat hidup sesuai cara hidup Ilahi.
Sejak manusia diciptakan, Allah memberikan tanggung jawab untuk menjaga keutuhan ciptaan-Nya. Manusia memiliki gambar Allah (kualitas moral dan spiritual) yang memungkinkan manusia mengenal Allah, sekaligus memiliki kekuasaan atas bumi dan makluk hidup. Dengan keunikan ganda itu manusia dapat mengembangkan peralatan dan teknologi. Mengolah lahan pertanian, menggali mineral-mineral, membor minyak, menjinakan bom. Semua itu adalah kepanjangan dari kepatuhan kepada perintah Allah untk menguasai bumi.
Jadi, melalui sejarah etika kebudayaan, iptek dan seni, kita dapat menyelidiki segala kelakuan manusia dari pandangan “baik” atau “buruk”. Dengan demikian segala perbuatan baik patut dicontohi dan tetap dipertahankan agar menjadi kebiasaan yang baik, sedangkan segala perbuatan yang buruk jangan dicontoh dan harus ditinggalkan agar tidak menjadi kebiasaan buru
TUGAS
Ø Tuliskanlah tanggung jawab orang percaya kepada Allah, sesama manusia dan alam semesta dalam Alkitab.
Comments