Materi Pelajaran : ETIKA KRISTEN
Kelas : XII
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
Pertemuan : 6 & 7
Materi Pembelajaran : Ciri-ciri Keputusan Etis
1 . Ciri-ciri Keputusan Etis
Keputusan etis menyangkut pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Etika didefinisikan secara sederhana sebagai penyelidikan tentang apa yang baik atau benar atau luhur dan apa yang buruk atau salah atau jahat dalam kelakukan manusia, Juga menaruh perhatian kepada norma-norma yang membimbing perbuatan seseorang.
Arti dari kata ‘Etika’ hampir sama dengan kata ‘Moralitas’. Tetapi dari dua kata ini memiliki arti yang berbeda. Moralitas biasanya berbicara tentang kebaikan atau keburukan kelakuan lahir yang sebenarnya terjadi. Sedangkan Etika sendiri berbicara tentang pemikiran yang sistematis tentang kelakuan itu serta motivasi dan keadaan batin yang mendasarinya. Etika berhubungan dengan tabiat seorang manusia dan juga sikap atau perilaku yang berasal dari tabiat tersebut.
Etika bersangkutan dengan kelakuan orang dan juga bagaimana seharusnya kelakuan orang itu. Etika menyelidiki perbuatan yang dilakukan seseorang dan memberikan bimbingan supaya orang tersebut dapat memperbaiki perbuatannya.
Etika sering dianggap sama dengan sopan santun. Tetapi pada hakekatnya etika dan sopan santun itu berbeda tetapi keduanya menaruh perhatian, kepada bagaimana seseorang harus bertindak.
Pengambilan keputusan etis sering menyangakut pilihan yang sulit. Banyak orang yang setuju dengan prinsip-prinsip etis tetapi tidak selalu setuju dalam penerapannya dalam kehidupan nyata.
Pertimbangan etis perlu untuk dibedakan dari kemauan etis. Meskipun kita sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan apa yang baik, haruslah kita mendapatkan keputusan yang benar dalam masalah yang rumit sekalipun.
Keputusan-keputusan etis tidak mungkin bisa dihindari. Keputusan etis tidak dapat terhindari dalam kehidupan kita karena, kita mengambil keputusan-keputusan etis tentang bagaimana membelanjakan uang kita, bagaimana bergaul dengan teman-teman kita, dan bagaimana mengerjakan tugas-tugas kita
Kita hanya bisa dapat mengerti pengambilan keputusan etis jika kita dapat memperhitungkan hal-hal yang tidak dipertimbangkan disaat pengambilan keputusan. Keputusan kita tidak hanya dipengaruhi oleh norma-norma yang dipertimbangkan dan pengertian kita tentang situasi, tetapi juga oleh kepercayaan kita, tabiat dan lingkungan sosial kita.
2 . Faktor-faktor dalam pengambilan keputusan etis
1. Iman
a. Iman sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting. Iman bukan hanya suatu persetujuan intelektuil bahwa pengajaran tentu benar, dan juga bukan pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan. Tetapi iman adalah kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang lebih dihargai daripada semua yang lain. Iman adalah kesetiaan kepada hal yang kita anggap paling pokok dalam kehidupan kita.
b. Iman sebagai hubungan individu dengan Allah. Iman Kristen berarti persekutuan dengan Allah, persatuan dengan Dia, penyerahan diri ke dalam tanganNya. Iman adalah hubungan yang akrab antara Allah dengan manusia
c. Iman sebagai pengikutsertaan dalam perkerjaan Allah
d. Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar. Iman adalah hubungan perorangan yang mengandung kepercayaan, kesetiaan, dan kasih. Dan iman ialah penyarahan kepada kehendah Allah dan partisipasi dalam pekerjaan Allah. Tehologia menguraikan sifat dasar dunia, dan etika menguraikan tanggung jawab manusia berdasarkan atas sifat dasar dunia itu.
Iman : empat unsur dalam satu perkara . Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan, iman adalah tanggapan kepada panggilan perorangan dari Allah dan juga tanggapan kepada pekerjaan Allah dalam dunia, iman adalah pendirian kebenaran.
2. Tabiat
Tabiat sebagai sumber perbuatan-perbuatan lahiriah. Tabiat bisa didefinisikan sebagai susunan batin seseorang yang memberi arah terhadap perbuatan orang tersebut. Tabiat mengandung perkataan hari tentang pengetahuan apa yang baik dan apa yang buruk. Tabiat kita terdiri dari sifat-sifat seperti kejujuran, keberanian, dan kemurahan hati. Bukanlah sifat-sifat yang terpisah tetapi sifat-sifat yang saling berhubungan dan memiliki hubungan timbul.
Tabiat tidak dapat disamakan dengan watak. Watak sendiri biasanya dianggap sebagai bentuk dari diri kita yang dapat secara alamiah dari kita lahir. Watak kita dapatkan di luar tanggung jawab kita. Banyak orang mengira watak lebih penting dari tabiat, padahal mereka ada sesuatu yang berbeda tetapi pada dasarnya sama. Arti tabiat juga hampir sama dengan budi pekerti. Tetapi, menurut pengertian umum, budi pekerti selalu berbicara tentang sifat yang baiki. Sedangkan tabiat berbicara tentang karakter yang baik dan buruk.
3. Lingkungan Sosial
Pengambilan keputusan etis mau tidak mau dipengaruhi oleh lingkungan Sosial seperti keluarga, teman-teman, masyarakat, dan mungkin oleh gereja.
Pada satu sisi setiap orang bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri. Masing-masing orang wajib memilih norma-norma dan nilai-nilai moral yang baik serta hidup yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada.
4. Norma-norma
Salah satu faktor dalam pengambilan keputusan etis adalah norma. Norma ialah patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan yang benar. Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma baik dianggap benar. Perbuatan yang tidak sesuai dengan norma yang baik dianggap salah. Dua jenis norma yang terpenting ialah prinsip-prinsip dan juga peraturan-peraturan.
5. Situasi
Kita harus mengerti situasi sebelum mengambil keputusan etis. Karena, kita perlu mengertia situasi supaya bisa mereapkan norma-norma dan nilai-nilai etis kepada situasi itu. Kita perlu mengerti situasi supaya kita dapat melakukan perbuatan yang tepat dan berguna dalam situasi itu. Dan juga kita perlu mengerti situasi supaya kita dapat mengetahui masalah-masalah yang memperlukan perhatian kita.
3. Cara Pengambilan Keputusan Etis
Dalam pemgambilan keputusan etis kita harus menggunakan beberapa cara, yaitu :
1. Doa, Ibadah, dan roh Kudus.
a. Doa harus dipandang bukan hanya sebagai jalan untuk memohon bimbingan Tuhan untuk keputusan-keputusan yang sulit, tetapi juga sebagai jalan untuk mengakrabkan persekutuan kita dengan Tuhan. Doa meningkatkan kemampuan kita untuk mengambilan keputusan yang tepat.
b. Gaya kehidupan seseorang yang dibentuk dari ibadat jemaat sama pentingnya dengan petunjuk yang diutarakan di dalam khotbah dan khotbah yang langsung menjurus kepada masalah yang dihadapi oleh anggota jemaat.
c. Roh kudus dapat membimbing pikiran seseorang yang betul-betul mencari kehendak Tuhan. Dan juga dapat mengubah kehendak kita agar supaya menjadi lebih sesuai dengan kehendak Tuhan serta menuntuk kita untuk dapat melakukan kehendak Tuhan itu.
2. Gereja dan Orang-orang lain.
a. Seorang Kristen tidaklah mengambil keputusan-keputusan dengan seorang diri. Ia adalah anggota suatu persekutuan, ia didukung oleh kasih dan kesetiaan orang-orang Kristen yang ada dalam persekutuan tersebut, dan dibimbing oleh kebijaksaanaan mereka.
b. Seorang Kristen juga memperluakan nasihat dan persahabatan dari orang-orang lain yang bukan Kristen. Acap kali orang-orang yang tidak seiman dengan kita memiliki pengetahuan dan pandangan yang tidak kita milik. Kadang kala mereka dapat membangkitkan kepekaan kita kepada kebutuhan dunia atau unsur dalam kehendak Tuhan yang kurang kita perhatikan.
3. Alkitab, pengaruh Alkitab yang paling penting dalam pengambilan keputusan etis. Bukan bimbingan yang diperoleh dari Alkitab disaat kita menghadapi masalah moral, tetapi peranannya dalam membentuk iman dan tabiat kita dalam kehidupan kita. Pengaruh moral dari Alkitab tidaklah mempunya batas kepada norma-norma dan petunjuk-petunjuk moral yang termuat di dalamnya. Dengan mempelajari semua bahan ini orang Kristen dibekali untuk mengambil keputusan.
Berita Alkitab yang utama bukan hanya petunjuk-petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup. Terutama ialah sebagai buku kesaksian tentang perbuatan Allah demi mannusia, dengan mempelajari bagaimana Allah bekerja dalam zaman Alkitab. Kita dibantu untuk mengerti bagaimana Ia bekerja masa kini. Meskipun, pembentukan tabiat dan iman dipengaruhi oleh Alkitab, namun dalam proses pengambilan keputusan etis kita mencari bahan Alkitab yang menyangkut masalah yang kitab hadapi.
4. Bahan bacaan. Kemampuan kita untuk mengambil keputusan-keputusan etis dapat ditingkatkan dengan membaca bahan lain seperti buku-buku selain Alkitab. Dengan mengambil bahan bacaan yang lain itu menambah pengetahuan umum kita untuk menentukan dalam mengambil keputusan etis.
Kesimpulan
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak terlepas dari pengambilan keputusan etis. Banyak orang yang simple dalam kehidupan dimana kita harus mengambil keputusan yang sulit. Tetapi pengambilan keputusan etis haruslah berdasarkan Iman, norma-norma, dan juga melihat situasi dimana kita harus mengambil keputusan etis. Dalam pengambilan keputusan etis kita harus mendasari keputusan yang akan kita ambil menerut Alkitab, karena Etika Kristen berdasarkan Alkitab.
TUGAS:
CATAT KEMBALI MATERI UNTUK DIPELAJARI
Comentários