Materi Pelajaran
Mata pelajaran : IPAL
Kelas/semester : XII/Ganjil
Pertemuan : 10
Alokasi waktu : 4 Jam pelajaran
Materi Pokok : Surat-surat Deutero Paulus (Efesus, Kolose, 2 Tesalonika)
Surat Efesus
Surat Paulus Kepada Jemaat Di Efesus ( Kasih Kristus Dasar Hidup Berkeluarga)
Tuhan Yesus memberikan perintah yang baru, yaitu agar para muridNya saling mengasihi! (Yohanes 13:34). Kita harus saling mengasihi dalam jemaat Tuhan. Namun persekutuan yang terkecil adalah keluarga Kristen! Dan ini adalah standart mengasihi: MENGASIHI SEPERTI KRISTUS MENGASIHI! Ini juga yang kita temukan dalam Efesus 5:22-6:1. memang rasul Paulus menekankan bahwa para suami harus meneladani Kristus karena memang Paulus menekankan hubungan antara Kristus dan gerejaNya (Efesus 5:25-27). Namun Saya percaya bahwa bukan hanya suami, tetapi seluruh anggota keluarga, istri dan anak-anak juga harus meneladani Kristus. Dan yang terpenting, dalam surat Efesus inilah kasih Kristus diceritakan secara jelas dan tegas. Itu sebabnya Efesus 5:25-27 Saya ambil menjadi dasar memahami kasih Kristus! Bukan harta, kekayaan, pendidikan yang tinggi dan kesuksesan yang mendasari sebuah keluarga yang bahagia dan diberkati Tuhan. Sudah terbukti banyak keluarga hancur justru saat memiliki semuanya. Alkitab memberikan kita dasar keluarga yang bahagia dan diberkati Tuhan, yaitu MENDASARKAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA KASIH KRISTUS! Nah, jika demikian, bagaimana mendasarkan kehidupan berkeluarga pada kasih Kristus? 1. Kasih KRISTUS Harus Menjadi PENGGERAK Setiap Anggota Keluarga Untuk Saling Mengasihi. Kasih Kristus harus menjadi ‘motor’ bagi setiap anggota keluarga untuk salingmengasihi! Paulus mendoakan agar jemaat mengenal dan memahami betapa dahsyatnya kasih Kristus (Efesus 3:18-19). Dengan memahami kasih Kristus, kita dapat dan dimampukan untuk mengasihi seperti Kristus! Kenal kasih Kristus? Benar, Tuhan Yesus mengasihi kita sampai mati di kayu salib. Dan kasih inilah yang seharusnya menjadi pendorong atau motivasi kita mengasihi keluarga kita. “Karena saya tahu bahwa Kristus sungguh-sungguh sudah mengasihi saya, maka saya harus mengasihi keluarga saya!” Kegagalan keluarga saling mengasihi seringkali karena kita mengasihi karena kita melihat kebaikan anggota-anggota keluarga, jika tidak, kitapun membalas dengan perbuatan yang sama. Apa yang menjadi motif kita mengasihi keluarga. Mari kita dasarkan bahwa Kasih Kristus-lah yang mendorong kita untuk mengasihi keluarga kita.Hal kedua yang harus kita pahami yaitu bahwa kasih Kristus sudah dicurahkan Roh Kudus dalam hidup setiap orang Kristen! (Roma 5:5). Jadi setiap orang Kristen memiliki kasih Kristus. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengasihi keluarga kita; suami dengan isteri, anak-anak dengan orang tua. “Karena kasih Kristus ada dalam hidup saya, maka saya mengasihi keluarga saya!” Tidak ada alasan untuk tidak mamu berbagi, mengasihi, mengampuni dan melayani keluarga kita, sebab kasih Kristus yang memampukan kita. Bukan kuat kita sendiri! Percayalah bahwa kasih Kristus sudah dicurahkan bagi kita. Jadi, tunjukkanlah kasih Kristus bagi keluarga Saudara! 2. Kasih KRISTUS Menjadi Teladan Untuk Mengasihi Keluarga. Seperti halnya rasul Yohanes (Yoh 13:34), rasul Paulus menegaskan bahwa kasih Kristus harus menjadi teladan bagi setiap anggota keluarga. Mari kita teladani kasih Kristus bagi gerejaNya seperti yang dijelaskan Paulus dalam Efesus 5:25-27. a. Kasih Kristus, kasih yang berkorban (25). Hendaknya setiap anggota keluarga mengasihi dengan pengorbanan, seperti Kristus! sekalipun Dia adalah Allah, Dia rela menjadi manusia dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Kasih Kristus mengajarkan kita berani berkorban, tidak egois, mementingkan orang lain. Bagaimana dengan Saudara? b. Kasih Kristus, kasih tanpa pamrih (25-26). Kebanyak orang mengasihi karena orang lain mengasihi. Tetapi kasih Kristus memberikan teladan supaya kita mengasihi “walaupun orang tersebut..” Ingatlah bahwa Tuhan Yesus mati di kayu salib meskipun kita tidak layak untuk diselamatkan. Kita masih berdosa dan hina dihadapanNya, namun Dia tetap mengasihi dan menyelamatkan kita (Band. Roma 5:8). c. Kasih Kristus, kasih dalam kebenaran. Kasih yang diteladankan Kristus adalah kasih dalam kebenaran. Tujuannya supaya jemaat kudus dan tak bercacat dihadapanNya. Demikian kita harus mengasihi dalam kebenaran. Disiplin yang berasal dari kebenaran firman Allah harus ditegakkan dan dijalankan dalam kehidupan berkeluarga. d. Kasih Kristus, kasih yang selalu menginginkan yang terbaik terjadi bagi orang lain (ayat 27). Hendaknya setiap anggota keluarga memikirkan dan giat mengerjakan apa yang yang terbaik bagi seluruh anggota keluarganya. Jika ini dilakukan, maka tidak ada pertengkaran yang dibiarkan berlarut-larut dan kebencian tidak mungkin bertumbuh dalam keluarga yang meneladani kasih Kristus.
TAAT DAN KASIH
MENGAPA KITA HARUS TAAT MENJALANKAN PERINTAH-PERINTAH TUHAN?
1. Ketaatan adalah Bukti Bahwa Kita Mengasihi Dia “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” (Yohanes 14:1,15).
Ingatlah, TUHAN sudah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita. Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib saat kita masih dalam dosa. Sekarang kita mengasihi TUHAN karena Dia yang terlebih dahulu mengasihi kita. Apa yang menjadi bukti bahwa kita mengasihi Dia? Sederhana: kita taat kepada apa yang Ia perintahkan. Orang yang cinta Tuhan pasti melakukan kehendak-Nya (1 Yohanes 2:3-4; 3:22-24, 5:2-3, 2 Yohanes 6, 1 Korintus 7:19).
2. Ketaatan adalah Salah Satu Bentuk Rasa Syukur Kita Kepada Dia “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (Ibrani 12:8).
Ada satu istilah dalam bahasa Indonesia untuk memahami pengertian bahwa ketaatan adalah salah satu bentuk rasa syukur/terima kasih yaitu kata “berhutang budi”. Dia yang sudah menebus kita dari hukuman dosa dan yang sudah demikian mengasihi, memperhatikan, menjaga, melindungi kita sampai hari ini, karena itu sudah selayaknya kita membalas segala kebaikan-Nya, dengan taat menjalankan Firman-Nya. Lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan ucapkan syukur atas kasih-Nya.
3. Ketaatan Membawa Kita Semakin Intim Dengan Dia
“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya” (Mazmur 145:17-18).
Orang yang mengasihi TUHAN pasti taat akan perintah-Nya dan TUHAN akan menjadi semakin dekat lagi dengan orang tersebut (Yakobus 4:8). Bisakah Saudara bayangkan hubungan seorang anak yang mengaku mengasihi ayahnya tetapi tidak mau menuruti perkataan ayahnya itu? Sang ayah pasti mengakui status sang anak, tetapi hubungan mereka berdua akan semakin menjauh jika si anak terus-menerus tidak mengikuti perkataan ayahnya. Demikian juga dengan Bapa di Sorga. Ia begitu rindu memiliki hubungan intim dengan kita sehingga Dia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal di kayu salib agar hubungan kita dengan Bapa yang Maha Kudus itu dipulihkan. Ketaatan kita kepada-Nya akan memperkuat hubungan kita dengan diri-Nya.
4. Ketaatan Menguduskan dan Mendewasakan Kita “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17).
Keselamatan yang kita terima membawa kita pada suatu tujuan yaitu menjadi serupa-segambar dengan Kristus. Untuk mencapai tujuan itu kita perlu terus-menerus dikuduskan dan didewasakan. Kata “kuduskan” pada ayat di atas dalam bahasa Inggris adalah “sanctify”. Tahap sanctification dalam keselamatan adalah tahap di mana kita dikuduskan dan didewasakan didewasakan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan kebenaran Firman TUHAN. Kita melakukan kebenaran ini pun bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Roh Kudus. Roh Kudus-lah yang memberikan kekuatan dan membimbing kita untuk melakukan kehendak Allah (Filipi 2:12-13). Ketaatan kita adalah penyerahan hidup sepenuhnya kepada kehendak Allah (Roma 12:1).
Kematian rohani dapat dialami oleh orang yang sudah mengalami kelahiran baru. Hal itu disebabkan oleh kemunduran rohani yang terjadi dalam hidup orang tersebut. Kapan kemunduran rohani terjadi? Setiap kali seorang percaya tidak taat, menolak kebenaran Firman, tidak mau dikuduskan dan didewasakan oleh Firman, menjauhkan diri dari teguran dan bimbingan Roh Kudus, maka ia sedang mengalami kemunduran rohani. Orang tersebut harus cepat-cepat bertobat dan kembali kepada kehendak Allah, jika tidak, ia sedang membahayakan status keselamatannya, bahkan bisa menjadi permurtadan/meninggalkan Allah (Ibrani 10:38). Allah yang kita sembah adalah setia dan adil (1 Yohanes 1:9); Ia mau mengampuni semua orang percaya yang datang dan mengakui dosanya/ketidaktaatannya.
5. Perkenanan dan Ketaatan Mendatangkan Berkat Tuhan TUHAN menjanjikan hal ini kepada setiap orang yang taat melakukan segala perintah-Nya: “dan apa saja yang kita minta, kita memperoleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1 Yohanes 3:22).
KASIH
Kasih merupakan perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia yang ditunjukan melalui perbuatan kita terhadap orang lain. Melalui kasih kita dapat menciptakan sebuah hubungan yang harmonis antara diri sendiri dengan Tuhan, keluarga, teman, dan juga orang disekitar kita.
Namun terkadang setiap manusia sering kali lupa tentang “KASIH” sesungguhnya yang berasal dari Tuhan. Berikut ini merupakan 3 hal tentang kasih yang perlu kita ketahui :
1. Tuhan Ingin Kita Menghasilkan Buah-Buah Roh
1 Korintus 13 : 1 “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”. Melalui Firman ini kembali mengingatkan kita, bahwa Kasih adalah salah satu dari buah-buah Roh yang penting untuk kita ingat dan tunjukan kepada semua orang, agar mereka juga dapat merasakan dampak dari buah-buah Roh Kehidupan kita yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, serta penguasaan diri.
2. Allah Adalah Kasih
Melalui Firman Tuhan yang diambil dari 1 Yohanes 4 : 7-8 mengingatkan kita dengan jelas bahwa “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”. Jadi melalui ayat ini dapat mengingatkan kita kembali bahwa Allah adalah Kasih, jadi barang siapa tidak mengasihi Allah ia tidak benar-benar mengenalNya. Karena melalui kasih kita dapat mencerminkan kepribadian dan prilaku kita sebagai anak-anak Allah. So, apakah kamu sudah mengasihi semua saudaramu?
3. Kasihi Sesama manusia seperti Allah mengasihi kita anak-anakNya.
Kasih merupakan perasaan yang akan ditunjukan melalui tindakan, kita perlu mengingat Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:11 yang berbunyi “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi”. Dengan demikian kita bisa selalu mengingat bahwa Tuhan selalu mengasihi kita tanpa syarat, maka dari itu kita perlu memiliki sikap hati seperti Tuhan untuk selalu mengasihi.
Melalui 3 hal diatas dapat mengingatkan kita bahwa KASIH itu sangat penting di dalam kehidupan kita, jadi jangan lupa untuk mulai mengasihi sesama-mu seperti Tuhan mengasihi kamu dan seperti kamu mengasihi Tuhan dan diri kamu sendiri.
PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH (EFESUS 6:10-20)
Efesus 6:10-20. Perhatikan 2 ayat ini :
Ayat 11 “Kenakanlah seluruh senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu daya Iblis”.
Ayat 13 “Sebab itu ambilah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada…..”
Ayat 11 menggambarkan tindakan pasif (bertahan) dan ayat 13 menggambarkan tindakan yang aktif (Mengadakan perlawanan). Yang menarik dari kedua ayat itu, baik bertahan maupun mengadakan perlawanan, ternyata Paulus tetap memberi pesan untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Apa artinya? Artinya dalam perjuangan kita melawan kuasa Iblis, aspek bertahan dan menyerang merupakan satu kesatuan. Kita tidak akan bisa menang hanya dengan bertahan. Tapi kita tidak mungkin menang juga hanya dengan menyerang tanpa berpikir untuk bertahan. Dalam peperangan-peperangan, maupun dalam pertandingan olahraga seperti sepakbola, aspek menyerang dan bertahan harus dijalankan bersama jika kita ingin menang. Untuk menggunakan seluruh senjata itu dengan benar tentu saja tidak mudah. Seorang prajurit tentu harus dilatih untuk terbiasa menggunakan pedang dan perisai. Senjata-senjata itu tidak bisa hanya kita pegang tanpa melatihnya. Tapi ketika kita berhasil menguasainya, bukan berarti kita hebat. Kita lihat pada ayat 10 “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kausa-Nya”. Artinya tentu saja kemampuan kita adalah di dalam TUHAN. Bukan dalam kekuatan kita sendiri. Melalui ayat-ayat ini Paulus ingin menjelaskan pada ayat-ayat selanjutnya begaimana Perlengkapan senjata ini membawa kita pada pengandalan akan TUHAN
Berikatpinggangkan kebenaran (ayat 14).
Apa maksudnya? Kenapa kebenaran dipakai sebagai ikat pinggang? Apa manfaat ikat pinggang?
Menjaga agar pakaian tetap pada posisinya. Bayangkan kalau celana longgar dan tiba2 jatuh? Bukankah itu mempermalukan? Bukan hanya mempermalukan, tapi itu akan sangat mengganggu kita dalam pertempuran. Dari sini bisa diambil kesimpulan, kebenaran membuat sesuatu tetap pada posisi yang seharusnya. Justru ketika kita tidak mengenakan kebenaran, akibatnya bisa saja mempermalukan diri kita sendiri. Ikat pinggang yang tidak terpasang dengan benar, bisa mengacaukan “Baju Zirah”. Dan tentu saja akan menghambat kita dalam peperangan rohani.
Berpengaruh pada kerapian/penampilan. Ketika kita mempertahankan kebenaran, itu akan terlihat di mata orang. Pasti orang akan melihat perbedaannya. Dan itu mempengaruhi cara orang memandang diri kita dan memandang Kristus.
Memberi rasa nyaman pada pemakai. Seharusnya ketika kita melakukan kebenaran, justru kita merasa nyaman. Karena kita melakukan kehendak yang seharusnya. Dunia saat ini seolah-olah telah terbalik. Ketika kita melakukan yang benar, justru kita dianggap aneh. Bukankah kita sering mendengar istilah “semua orang juga melakukannya”?. Saat ini banyak sekali daerah abu-abu. Akhirnya ketidakbenaran menjadi sesuatu yang lumrah. Misalkan seks bebas menjadi sesuatu yang lumrah. Akibatnya, orang-orang yang berusaha menjaga kekudusan seksualnya seringkali justru merasa “tidak nyaman”, karena kata-kata “semua orang juga melakukannya”. Aneh bukan?
Berbajuzirahkan keadilan (ayat 14)
Apa manfaat Baju Zirah? Yang terutama adalah melindungi diri kita dari senjata lawan. Apa kaitannya dengan keadilan? Apa makna adil? Adil tidak selalu berarti sama untuk semua orang, tapi lebih tepat masing-masing orang memperoleh sesuai dengan kapasitas dan kebutuhannya. Apa bahayanya jika kita tidak melakukan keadilan? Apa dengan tidak melakukan keadilan kita jadi lebih mudah diserang oleh iblis? Mungkin secara tidak langsung. Kita sebagai orang Kristen ngomong mengenai keadilan tapi tidak berlaku demikian, bukankah tidak menjadi kesaksian? Tapi itu dampak tidak langsung. Mungkin juga dalam arti lain. Ketika kita tidak berlaku adil, memancing permusuhan diantara orang-orang yang seharusnya kita perlakukan adil. Akhirnya iblis bisa merusak banyak hal. Contohnya perlakuan yang berbeda Abraham terhadap Ismail dan Ishak, perlakuan berbeda Ishak terhadap Esau dan Yakub, perlakuan berbeda Yakub terhadap Yusuf dan saudara-saudaranya, ternyata berpengaruh, bahkan sampai zaman sekarang. Dimulai dari ketidakadilan, mengakibatkan permusuhan, bahkan peperangan turun temurun. Jadi hati-hati terhadap tindakan kita. Karena kita tidak tahu betapa besar dampak yang bisa dihasilkan dari ketidakadilan.
Ketidakadilan sangat berpotensi merusak persekutuan Kristen. Itu bisa menjadi titik lemah bagi serangan iblis untuk mengacaukan semuanya.
Kaki yang berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera (ayat 15)
mungkin ini yang paling jelas. Kenapa bagian memberitakan injil diumpamakan sebagai kasut? Dengan kata lain alas kaki? Bayangkan kalau dalam tiap langkah hidup kita selalu ada jejak-jejak pemberitaan injil itu? Kaki untuk berjalan. Memberitakan injil membutuhkan keberanian untuk berjalan. pergi. Tapi kenapa bukan diibaratkan dengan mulut tapi dengan kaki? Padahal memberitakan injil bisa lewat mulut? Tidak juga. Artinya jauh lebih dalam ketika diletakan pada kaki. Kemanapun orang Kristen melangkah, seharusnya ada jejak-jejak pemberitaan injil. Kalau mulut, ada pilihan untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kaki? Pilihannya 1. meninggalkan jejak. Meninggalkan jejak tidak selalu berarti kita harus berkata-kata tentang Kristus kepada siapapun yang kita temui. Tapi apakah lewat kehadiran kita orang lain bisa melihat “jejak Kristus” itu? Apakah ada perbedaan yang akhirnya membuat orang-orang bertanya-tanya, apa yang menyebabkan kita “berbeda”? Dan tentu saja akan jadi kesaksian kalau mereka tahu bahwa kita adalah Kristen. Pengikut Kristus.
Perisai Iman (ayat 16)
“dalam segala keadaaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api si jahat.”
Perisai, sesuai dengan fungsinya untuk melindungi dari serangan musuh. Iman di sini ditempatkan sebagai perisai yang mampu melindungi dari serangan iblis. Bagaimana caranya iman bisa melindungi?Misalnya ketika kita jatuh dalam dosa, seringkali kita merasa tidak layak untuk datang kepada TUHAN. Pada kondisi seperti itu iblis bisa saja mengintimidasi kita untuk tidak datang, dan akhirnya makin jauh dari TUHAN. Tapi ternyata lebih baik kalau kita tetap datang dan mengakui di hadapan TUHAN, serta memiliki iman bahwa Dia akan mengampuni kita, disertai komitmen untuk kembali berjalan pada kehendak-Nya. Tapi apa hanya itu? Itu kondisi ketika kita sudah jatuh. Coba lihat teladan Kristus. Kenapa Yesus mampu mengalahkan serangan Iblis? Apa sekedar karena pengetahuan akan firman TUHAN? Tidak. Pengetahuan akan firman TUHAN memang membantu. Tapi itu bukan satu-satunya kunci kemenangan Kristus. Kunci kemenangan Kristus ada pada iman-Nya, sehingga menjadi kuat untuk bertahan atas serangan iblis. Yesus bertahan dalam iman
Ketopong Keselamatan dan Pedang Roh (Ayat 17-18)
“Dan terimalah ketopong keselamatan dan Pedang Roh, yaitu Firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus”
apa fungsi ketopong? Melindungi bagian yang mengontrol segala sesuatu dari tubuh. Kepala. Apa artinya? Ketika kamu belum mengenakan ketopong itu, jangan berharap kamu bisa mengontrol dengan baik perilaku tubuhmu dan keingingan-keinginanmu, karena dosa masih menguasai kita. Artinya dengan menerima keselamatan dalam Kristus, merupakan modal awal yang berharga untuk menang terhadap kuasa iblis. Mana mungkin orang yang belum selamat bisa menang terhadap iblis?
Bagaimana dengan pedang Roh? Di sini yang menjadi pedang Roh adalah firman Allah, doa dan permohonan.
Firman Tuhan menjadi kekuatan yang sangat berharga untuk bertahan dan menyerang seperti pedang. Ingat, Tuhan Yesus dalam pencobaan di padang gurun selalu menjawab tipu daya iblis dengan firman Tuhan.
Bukan hanya firman saja. Tapi juga doa dan permohonan. Di sini dikatakan doa dan permohonan yang tidak putus-putus. Jadi senjata untuk menyerang balik iblis adalah firman TUHAN dan doa. “Berdoalah setiap waktu didalam Roh”. Setiap waktu? Apa artinya selalu? ya. Tentu saja. Iblis selalu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Kalau kita tidak selalu siap, pasti mudah untuk diserang.
“berjaga-jagalah di dalam doamu dengan permohonan yang tak putus-putus untuk segala orang kudus.”. ini pentingnya mendoakan orang-orang dalam komunitas rohani. Karena semuanya sedang berperang dengan perangnya masing-masing.
Alkitab sudah menyediakan senjata yang komplit untuk menghadapi peperangan rohani. Walaupun itu sudah kita kenakan, tapi seperti tadi dikatakan di awal, tidak akan efektif tanpa latihan. Mari kita melatih diri kita dengan penuh kedisiplinan untuk menggunakan perlengkapan senjata Allah.
Tugas
1. Jelaskan apa itu taat dan kasih!
2. Jelaskan makna dari perlengkapan rohani dalam kitab Efesus pasal 6!
3. Jelaskan maksud hidup sebagai manusia baru dalam Efesus pasal4:1-5:21!
Kerjakan tugas ini sebagai nilai ulangan harian II
Jika ada hal yang belum jelas silahkan menghubungi guru mata pelajaran 085239421500 (Ibu Oni)
Commenti