Materi Pelajaran
Mata Pelajaran : IPAL
Kelas/ Semester : XII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Materi Pokok : Surat 2 Korintus
Latar Belakang Kitab 2 Korintus
Surat 2 Korintus adalah bagian dari surat-menyurat Paulus dengan orang-orang Kristen di Korintus yang berhasil dilestarikan. Andaikan memiliki seluruh kumpulan surat-menyurat, termasuk pesan-pesan yang dikirimkan kepada para rasul dari Korintus, tentu akan lebih mampu memahami mengapa Paulus menulis seperti yang ia lakukan dalam surat tersebut. Namun kenyataannya, hanya memiliki potongan-potongan dari sebuah dialog yang menjadi argumen. Untuk mengikuti argumen ini harus berusaha merekonstruksikan hubungan-hubungan yang berubah-berubah antara rasul tersebut dengan jemaat di Korintus.
Selama Paulus tinggal di Efesus ia tetap memelihara hubungan dengan jemaat-jemaat di Akhaya yang dibangunnya pada perjalanan sebelumnya. Gereja di Korintus merupakan suatu masalah yang merepotkan dirinya karena ketidakstabilan kerohanian. Sebagian besar tersebar di Korintus dari anggota jemaat adalah bukan orang Yahudi yang tidak pernah dididik dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dan yang latar belakang religius serta moralnya sangat bertolak belakang dengan norma-norma Kristiani, banyak hal yang harus diajarkan kepada mereka sebelum mereka mencapai kedewasaan rohani (1 Kor. 3:1-3).[24]
Pelayanan Apolos di antara mereka sangat membantu dalam banyak hal. Caranya mengajar dan menyampaikan kebenaran menarik hati orang-orang di Korintus. Yang terutama sangat bermanfaat untuk menghadapi orang-orang Yahudi, karena ia sangat memahami Perjanjian Lama dan dapat berdebat di muka umum dengan gaya yang sangat meyakinkan (1 Kor. 16:12).
Paulus menulis surat kiriman ini dengan menyebut namanya sendiri sebanyak dua kali (2 Kor. 1:1; 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dalam jemaat.
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah sebagai berikut:
1) setelah beberapa kali berhubungan dan surat menyurat yang awal di antara Paulus dengan jemaat (1 Kor. 1:11; 5:9; 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56.
2) Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2 Kor. 2:1-2).
3) setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.
4) Sebagai tanggapan terdapat laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
5) segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (2 Kor. 13:1), dan tinggal disitu selama lebih kurang tiga bulan (Kis. 20:1-3a). dari situ ia menulis Kitab Roma.
Penulis Dan Tahun Penulisan
Penulis
Surat 2 Korintus penulis adalah Paulus sendiri dan Timotius dengan mengalamatkan surat 2 Korintus kepada jemaat Allah di Korintus dan semua orang Kudus di seluruh Akhaya. Surat 2 Korintus adalah salah satu dari ketiga surat (1 & 2 serta Roma) yang menempati posisi sentral bagian kitab Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus.
Melalui surat ini Paulus ingin menerangkan mengapa ia melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus. Ia juga menyampaikan pujiannya kepada jemaat Korintus karena telah mentaati pesan yang disampaikannya pada suratnya yang pertama. Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh jemaat di Korintus.
Kemudian Paulus mulai menceritakan hal ihwal yang mendorongnya menulis surat 2 Korintus ini (2 Kor. 2:12-13). Sebagai rasul menjadi hamba jemaat atas panggilan Allah sendiri (2 Kor. 4:5-6). Paulus sendiri tentu saja lemah dan dalam pelayanannya mendapat banyak kesusahan (2 Kor. 4:7-12). Kendatipun Ia merasa kuat dan berani karena Roh Allah (2 Kor. 4:13-14) dan kerjanya sudah membawa banyak hasil juga (2 Kor. 4:5). Tetapi Paulus dengan penuh harapan menulis surat yang kedua ini untuk jemaat Allah di Korintus.
Untuk mempertahankan standar moral yang rasul mengharapkan gereja-gereja menghargai kepemimpinan terhadap satu sama lain (1 Kor. 4:6), sebab ada gangguan serius dalam ibadah masyarakat (1 Kor. 11:17-22), karena banyak jemaat di Korintus telah diasumsikan atas dasar (1 Kor. 1:12), bahwa gereja dibagi menjadi faksi saingan, masing-masing mengaku taat pada pemimpin tertentu (Paulus, Apolos, beberapa termasuk Kephas, beberapa juga mengakui bahwa taat pada pimpinan Kristus). Masing-masing pihak dapat mengklaim keutamaan yang dipilih bahkan secara terbuka banyak pendapat keluar dari jalur pemikiran Paulus dalam suratnya yang pertama. Sedangkan Timotius telah dikirim ke Korintus dengan mandat untuk “mengingatkan jemaat Korintus tentang cara hidup di dalam Kristus Yesus (1 Kor. 4:17).”
Tahun Penulisan
Berdasarkan waktu pertemuan dengan Titus, kemungkinan besar surat ini ditulis di Makedonia pada akhir tahun 56 M. Tanggapan terhadap surat yang pertama sangat memuaskan. Apolos dan Kefas sudah pindah ke tempat lain, dan jemaat ini menjadi Kacau karena kekurangan pemimpin. Desas-desus yang menggelisahkan mengenai dirinya sampai juga ke Efesus oleh karena suatu urusan usaha. Ia mengumpulkan dana sumbangan bagi orang-orang miskin di Yerusalem, yang dibawanya serta dalam perjalanannya yang terakhir ke kota itu (Kish. 24:17), di mana ia berpikir untuk kembali ke palestina lagi dalam waktu dekat. Mungkin Ia ditulis dalam musim dingin tahun 55 TM, pada puncak kariernya di Efesus.
Penerima Kitab 2 Korintus
Surat 2 Korintus diterima oleh semua jemaat Allah di Korintus dan seluruh orang Kudus di Akhaya. Rasul Paulus mengalamatkan surat 2 Korintus kepada semua jemaat Allah di Korintus dan seluruh orang Kudus di Akhaya dengan menulis namanya sendiri (dari Rasul Paulus dan dari Timotius). Surat kanonis terilham yang ditulis rasul Paulus kepada orang-orang Kristen di Yunani pada abad pertama. Paulus mengidentifikasi dirinya sebagai penulis kedua surat ini, dengan mengalamatkan surat pertama Korintus kepada ”sidang jemaat Allah yang ada di Korintus”, dan surat kedua Korintus kepada ”sidang jemaat Allah yang ada di Korintus, bersama semua orang kudus yang berada di seluruh Akhaya (1 Kor. 1:1, 2; 2 Kor. 1:1).”
Tujuan Penulisan Kitab 2 Korintus
Yang mengenal hikmat Allah yang lebih tinggi kekuatan Allah yang menjadi orang-orang bodoh bagi Kristus “yang bodoh dari Allah” itu jauh lebih besar hikmatnya dari pada hikmat manusia yang tertinggi. Maksud Paulus disini hikmat yang datang dari Allah jauh lebih tinggi membandingkan hikmat manusia yang dimiliki dari dunia ini.
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang Korintus.
1) Ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka;
2) Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus menerus menolak wewenang dan tegurannya.
3) Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut. Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.
Keunikan Surat 2 Korintus
Keunikan surat 2 Korintus yang ditulis oleh Rasul Paulus yang ditujukkan kepada jemaat Allah yang ada di kota Korintus, surat 2 Korintus ini memiliki keunikan seperti berikut:
1) Surat 2 Korintus ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk tentang dirinya, dibuatnya dengan rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
2) Dilihat isi surat ini paling banyak membahas masalah dalam jemaat. Paulus menulis surat ini tiada lain untuk memperbaiki keadaan dalam jemaat Korintus. J. Wesley Brill menggemukakan, bahwa ada delapan kesalahan yang dicatatnya, yaitu pertengkaran dan perpecahan, ketertiban dalam jemaat, masalah pengadilan, kehalalan, pernikahan, pemberhalaan, kebangkitan dan masalah kebangkitan.
3) Surat 2 Korintus ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya Bahkan bapa rohani yang membentuk dirinya. dalam surat 2 Korintus banyak disebutkan tokoh rohani yang membentuk Paulus dalam pemberitaan injil bahkan terus memberikan dorongan dalam membimbing jemaat di Korintus.
4) Perhatian Paulus di sini, menunjukkan dia sangat bertanggung jawab dalam membangun dan menggembalakan jemaatnya. Paulus menyebut nama Sostenes, yang kemungkinan adalah kepala rumah ibadat waktu Paulus memberitakan Injil di Korintus (Kish. 18:17; 1 Kor. 1:1) juga Cloe, sebagai orang yang memberitakan terjadinya masalah di jemaat Korintus (1 Kor. 1:11); Apolos yang juga melayani jemaat Korintus (1 Kor. 1:12;16:12); Timotius, anak rohani Paulus juga ke Korintus untuk mengajarkan jemaat 1 Korintus. 4:17;16:10); Stefanus, Fortunatus, dan Akhaikus juga membantu Paulus dalam membimbing jemaat Korintus.
5) Surat 2 Korintus ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (2 Kor. 1:3-11; 2 Kor. 4:7-18; 2 Kor. 6:3-10; 2 Kor. 11:23-30; 2 Kor. 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (2 Kor. 8-9; 2 Kor. 8:1-9:15). Menjelaskan lanjutannya dari 1 Korintus menegaskan kerasulan Paulus yang memiliki hak dan kewajiban dalam pemberitaan Injil. Paulus menegaskan kepada Jemaat Korintus, bahwa ia dipilih oleh Yesus sebagai rasul-Nya (1 Kor. 1:1; 9:1-27). Sebagai rasul Kristus, Paulus mau membangun jemaat Korintus dan memeliharanya, demi untuk memajukan pekerjaan Tuhan di Korintus.
6) Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini. Ia mampu menghadapi pengritiknya di Korintus yang menyatakan bahwa dia sama sekali bukan rasul yang dipilih Allah dan memukili dia (2 Kor. 11:24,25; Kish. 14:19 dilempari batu sehingga dalam penulisan kedua Korintus menyatakan berapa besar pertahanan dalam penderitaan.
Struktur Kitab 2 Korintus
Pendahuluan (2 Kor. 1:1-11).
I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia (2 Kor. 1:12-17:16).
II. Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Berpendirian Tidak Tetap (2 Kor. 1:12-7:16).
A. Penjelasan Mengenai Perubahan Rencana Perjalanannya (2 Kor. 1:23-2:17).[45]
B. Penjelasan Mengenai Sifat Pelayanannya (2 Kor. 3:1-6:10).[46]
· Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru (2 Kor. 3:1-18).
· Pelayanan Yang Terbuka dan Dalam Kebenaran (2 Kor. 4:1-6).
· Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi (2 Kor. 4:7-5:10).
· Pelayanan Dalam Penyerahan Yang Penuh Belas Kasihan (2 Kor. 5:11-6:10).
C. Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat Yang Penuh Kasih Sayang Bagi Orang Kor (2 Kor. 6:11-7:16).
III. Pengumpulan uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan Bantuan (2 Kor 8:1-9:15).
A. Sifat Kemurahan Hati Kristen (2 Kor 8:1-15).
B. Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu (2 Kor. 8:16-24)
C. Imbauan untuk Tanggapan yang Segera (2 Kor. 9:1-5).
D. Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati (2 Kor. 9:6-15)
IV. Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan (2 Kor. 10:1-13:10).
A. Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan (2 Kor. 10:1-18).
B. Keengganan Paulus untuk Membela Kerasulannya (2 Kor. 11:1-12:18).[47]
· Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri (2 Kor. 11:1-15).
· Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut Yudaisme (2 Kor. 12:11-18).
· Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya (2 Kor 12:11-18).[48]
C. Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan (2 Kor. 12:19-13:10).· Kekuatan Terhadap Jemaat Korintus (2 Kor 12:19-21).
· Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh (2 Kor 13:1-10).
V. Penutup 2 Kor 13:11-14).
INTISARI SURAT 2 KORINTUS
2 Korintus : Ungkapan isi hati seorang hamba Tuhan
Surat Korintus yang kedua ditulis oleh Rasul Paulus mungkin satu tahun sesudah ia menulis Surat 1 Korintus, yaitu kira-kira pada tahun 60M. Surat itu ditulis dari Filipi, Makedonia, sesudah kunjungannya ke Efesus (Kis. 19:23-41) dan sesudah pelayanannya di Filipi (Kis. 20:1-13), sebelum kembali ke Korintus dari mana ia menulis surat Roma (Kis. 20:1-3; Rm. 16:1).
2 Korintus adalah tanggapan terhadap laporan Titus, dan Titus pulalah yang membawa surat itu ke jemaat di Korintus (2 Kor. 2:12-13, 2 Kor. 7:5-6).
Dalam 1 Korintus Paulus menangani persoalan, masalah dan pertanyaan di dalam jemaat dengan menulis berdasarkan akal dan pikirannya. Ia menulis secara teratur dengan penuh logika dan pikiran yang jelas, menegur jemaat dengan cukup keras. Namun dalam 2 Korintus, Paulus menulis dari hati dan perasaannya. Itu sebabnya, isi Surat 2 Korintus ini penuh dengan luapan perasaan!
Paulus mengerti bahwa suratnya pertama yang keras cukup menyedihkan, dan sekarang ia bermaksud untuk menghibur jemaat di Korintus, walaupun ia tidak menyesalkan suratnya yang pertama itu (2 Kor. 7:8).
Paulus tidak menyesal, karena Surat 1 Korintus memang telah membawa perubahan dan pertobatan di dalam jemaat itu.
Surat Paulus ini yang paling emosional dan personal dari semua suratnya. Dalam 2 Korintus, Paulus membuka hatinya kepada mereka supaya mereka dapat lebih mengerti siapakah Paulus dan timnya dan apa motivasinya.
“Aku menulis kepada kamu …supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua.” (2Kor. 2:4).
Ia menulis surat itu supaya mereka juga membuka hati mereka kepada dia. “Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu!” (2 Kor. 7:2). Dengan surat ini, ia mau menghibur mereka. Di sinilah kita melihat dalam Tubuh Kristus, betapa pentingnya hubungan pribadi yang didasarkan kasih!
Begitu personalnya Surat 2 Korintus ini, hingga dalam surat ini juga Paulus membuka dua dari pengalamannya yang sangat pribadi
pertama adalah rasa sukacita dan kemuliaan waktu ia mengalami visi tentang langit ketiga (2 Kor.12:1-6), dan yang
kedua adalah rasa dukacita dan pergumulan khusus yang disebut sebagai “duri dalam dagingnya” (2 Kor. 12:7).
Selanjutnya, dilihat dari isi/temanya, Surat 2 Korintus terdiri dari tiga bagian.
Pertama, Paulus menjelaskan motivasi dan perasaan hatinya sesudah menerima laporan Titus. Paulus sangat bersukacita karena dampak suratnya yang pertama sudah menghasilkan pertobatan yang sungguh. Banyak di antara mereka sudah menerima nasehatnya, sudah bertobat dan sudah mengubah sikap dan tindakannya. Dia juga memberi instruksi untuk mengampuni dan terima kembali orang yang berdosa itu yang disebut dalam 1 Korintus (1 Kor. 5:1) karena orang itu sudah sungguh-sungguh bertobat (2 Kor. 1:1 - 7:16).
Kedua, bagian tentang keuangan dan memberi. Paulus membicarakan pemberian kasih yang dikumpulkan untuk orang kudus di Yerusalem. Ini adalah pemberian yang sudah disebut dalam 1 Korintus 16. Ia mendorong mereka untuk mengambil bagian dalam pelayanan itu (2 Kor. 8:1 - 9:15). Paulus juga menjelaskan tanggung jawab anggota Kristus di dalam mendukung pekerjaan Tuhan dan pelayan-pelayan secara finansial.
Ketiga, mengenai kedudukannya dan otoritas Paulus sebagai seorang rasul. Di surat ini, Paulus membela kedudukan dan otoritas itu, khususnya kepada mereka yang adalah jemaat di Korintus, karena masih ada orang yang menolak Paulus sebagai rasul. Ia kuatir terhadap pengaruh orang Yudea yang coba memaksa mereka kembali kepada hukum taurat dan menghina serta menentang pelayanan Paulus sebagai seorang rasul
(2Kor.10:1-13:14).
Memang ada banyak tuduhan yang Paulus harus hadapi. Dia dituduh bahwa motivasinya salah dan bahwa dia hanya cari uang untuk memperkayakan dirinya. Namun sebaliknya pula, dia juga dituduh bahwa dia bukan rasul yang benar karena tidak menerima bantuan keuangan dari gereja yang didirikannya (2 Kor. 11:8). Selain itu, ada tuduhan lagi bahwa Paulus adalah seorang yang lemah, karena ia mengancam dengan tindakan keras dari jauh padahal tidak pernah melakukannya. Dia dituduh saat berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti, tidak pandai berkata-kata. (2 Kor. 10:8-16 & 13:2).
Karena itu, Paulus membela diri dengan menceritakan pengalamannya (2 Kor. 11:22-33).
Secara umum, surat ini banyak membicarakan penderitaan. Paulus sendiri menjelaskan bagaimana penderitaannya, secara fisik dan secara rohani. Ia sendiri mengalami persoalan dan tekanan dalam tubuhnya. Semua ini dapat dibaca dengan jelas dalam “daftar penderitaannya” yang begitu banyak (2 Kor. 4:7; 5:1-4; 12:7-9). Walau demikian, bagi Paulus beban terbesar yang harus dipikulnya adalah beban untuk semua jemaat. Paulus berkata, “Di samping semuanya itu, setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat.” (2 Kor. 11:28)
Ternyata, dari antara semua jemaat, Korintus yang menjadi beban paling berat untuk dia! Salah satu beban besar ini adalah karena orang-orang Yudea ingin “meyahudikan” gereja. Mereka berusaha “mengikat” orang yang percaya agar harus disunat dan kembali dikuasai oleh hukum taurat dengan memelihara sabat dan adat istiadat Yahudi (2 Kor. 11:20-22). Paulus menyebut mereka ini sebagai rasul palsu dan pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus (2 Kor. 11:13). Dan ternyata, pergumulan ini terus terjadi bukan hanya di Korintus tetapi di semua jemaat yang dibangun oleh Paulus.
Selain penderitaan, tentunya hal yang dibicarakan Paulus adalah penghiburan Kristus. Dalam segala penderitaan Dia menghibur kita supaya kita dapat menghibur orang lain dengan penghiburan yang sama (2 Kor. 1:3-4). Kita juga perlu menghibur orang yang pernah berdosa tetapi kini bertobat, supaya jangan mereka binasa oleh kesedihan yang terlampau berat (2 Kor. 2:7).
Semua ini ditutupnya dengan is berdoa supaya Allah, sumber kasih dan damai sejahtera, akan menyertai mereka (2 Kor. 13:11).
Demikianlah, melalui Surat 2 Korintus, kita melihat Paulus sebagai rasul dengan tim rasuli sebagai pelayan-pelayan dari perjanjian baru (2 Kor. 3:6), sebagai hamba kepada jemaat (2 Kor. 4:5), sebagai teman-teman sekerja (2 Kor. 6:1), sebagai pelayan Allah (2 Kor. 6:4), sebagai bapa-bapa (2 Kor. 6:13) dan sebagai utusan jemaat-jemaat (2 Kor. 8:23). Paulus menegaskan bahwa hubungannya dengan mereka adalah berdasarkan kasih dalam konteks Tubuh Kristus, yaitu organisme, dan bukan didasarkan pada otoritas posisinya atau organisasi.
Surat 2 Korintus begitu penting karena di dalamnya kita menyaksikan hati dan perasaan seorang hamba Tuhan yang sebenarnya. Kiranya surat ini akan mendorong kita juga untuk menjadi hamba Tuhan yang sejati yang dapat bertahan dalam penderitaan dan bergiat untuk membangun jemaat Kristus
Tugas
1. Jelaskan alasan Paulus menulis surat 2 Korintus!
2. Jelaskan inti ajaran Paulus dalam surat 2 Korintus
3. Jelaskan bagaimana inti ajaran Paulus dalam surat 2 Korintus jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Comments