top of page
Writer's picturesmtk kotakupang

INTISARI KITAB KELUARAN & IMAMAT



Materi Pelajaran IPAL

Kelas/Semester : X/Ganjil

Pertemuan ke : 5

Alokasi waktu : 4 Jam Pelajaran


INTISARI KITAB KELUARAN


"Kitab Keluaran : Dari Mesir ke Sinai"

Nama kitab Keluaran berasal dari Septuaginta Bahasa Yunani, “Keluaran;” yang berkaitan dengan keluarnya Bangsa Israel dari Mesir. Dalam Bahasa Ibrani, kitab ini disebut, Shemoth, yang berarti “nama-nama” (Kel 1:1). Musa, anak dari Amran dan Yokhbed, keturunan suku Lewi (Kel. 6:14-27), adalah penulis sekaligus tokoh utama dari Kitab Keluaran.


Pentingnya kitab ini terlihat dari dikutipnya berbagai bagian isinya oleh rasul-rasul dan Yesus, sebanyak kira-kira 15 kali. Contohnya, Keluaran 3:2-6 yang dikutip dalam Markus 12:26, di mana Yesus berkata, “Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?” Sementara Kitab Kejadian mengisahkan permulaan langit dan bumi, bangsa-bangsa and bapa-bapa bangsa Israel, Kitab Keluaran menceritakan permulaan, pembentukan dan sifat Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Kitab ini berisi sejarah, peraturan-peraturan dan perintah untuk hidup sebagai bangsa, umat pilihan Tuhan, serta untuk beribadah kepadaNya. Tema utamanya adalah hubungan manusia dengan Allah yang terjadi melalui penebusan, dan isinya meliputi waktu dari kematian Yusuf sampai pembangunan kemah Musa. Seluruh isi ini dibagi dalam dua bagian besar. Yang pertama adalah sejarah Israel dari pengungsiannya dari Mesir sampai tiba di Gunung Sinai. (Kej. 1-24); lalu yang kedua adalah tentang konstruksi kemah Musa dan penetapan imamat. (Kej. 25-40).

Berikut ini kita akan mempelajarinya bagian-bagian yang penting secara lebih terinci.


Israel di Mesir - Keluaran 1-13.

Anak cucu Israel mengalami penindasan, aniaya dan penderitaan di Mesir. Ini merupakan penggenapan nubuatan yang diberikan kepada Abraham (Kej. 15:13-14. Kis. 7:6-7). Namun ternyata, orang Israel makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang (Kel. 1:11, 12, 20). Karena itu, Firaun memerintahkan agar semua anak laki-laki yang lahir dilemparkan ke dalam sungai Nil. Di tengah situasi ini, Musa lahir. Secara mujizat, dia diselamatkan dari kematian. Ini adalah gambaran kelahiran Yesus, di mana Yesus dan Musa keduanya selamat di tengah-tengah pembunuhan banyak bayi-bayi lain (Kel. 2; Ibr 11:23). Selanjutnya, Musa dibesarkan di istana Firaun di tengah kekayaan dan pendidikan dalam hikmat Mesir. Ia bertumbuh dewasa dan mulai mengenal keadaan saudara-saudaranya dalam kondisi kerja paksa. Ia pun berusaha menyelamatkan salah satu saudaranya, dan akibatnya ia membunuh seorang Mesir. Karena itu, ia lari ke Midian, lalu bertemu Yitro imam Midian dan menikah dengan anaknya, Zipora. Musa tinggal di padang pasir selama 40 tahun dan mendapat dua anak, Gershom yang berarti “pengungsi” dan Eliezer yang berarti “Tuhan adalah Penolong” (Kel 18:3-4).


Panggilan Musa -Keluaran 3-4.

Saat hidup di pasang pasir, Musa sehari-harinya menggembalakan kambing domba Yitro. Saat menggembalakan inilah, ia mendengar panggilan Tuhan dari semak duri yang bernyala-nyala sementara. Lima kali ia memberi alasan mengapa ia tidak bisa menerima panggilan itu. Ia berkata, “Siapakah aku ini?” (Kel. 3:11); “Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” (Kel.4:13); “Bagaimana jika mereka tidak percaya?” (Kel. 4:1); “Ah Tuhan, aku ini tidak pandai bicara!” (Kel. 4:10); dan “Ah Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus!” (4:13). Ternyata Musa segan dan tidak mau diutus, walaupun Tuhan memberikan tanda, menyatakan namaNya, menyatakan mujizat sampai tongkat menjadi ular, tangan kena kusta dan air akan menjadi darah, bahkan Tuhan berjanji menyertai mulutnya dan mengajarnya apa yang harus dikatakan. Akhirnya, Tuhan juga berjanji bahwa Harun akan menyertainya, dan Musa pun rela pergi menghadap Firaun (Kel. 3-4)


10 Tulah - Keluaran 5-11. Karena kerasnya hati Firaun yang tidak mengijinkan Bangsa Israel pergi untuk beribadah kepada Tuhan, sepuluh kali Tuhan mengirimkan tulah atas Mesir. Di sini kita melihat hukuman Allah dicurahkan, hukuman yang dimaksudkan untuk membawa manusia kepada Tuhan. Ternyata Firaun menolak hukuman itu dan tetap mengeraskan hatinya berulangkali, sampai Tuhan sendiri juga mengeraskan hati. Perhatikan bahwa dalam beberapa hukuman terakhir, Bangsa Israel yang tinggal di Gosyen dipisahkan oleh Tuhan dari Mesir dan dilindungi dari hukuman-hukuman itu (Kel. 8:23 & 9:26). Melalui hal ini kita dapat belajar bahwa orang percaya, sama seperti semua manusia lain, mengalami bencana dan penderitaan, tetapi ada saatnya mereka juga akan dilindungi dan dipisahkan.


Paskah - Keluaran 12-13. Tulah yang ke-10 adalah kematian semua anak sulung di Mesir: manusia maupun hewan. Namun untuk melindungi dan memisahkan Bangsa Israel, Tuhan memberikan perintah Paskah. Dengan mengambil seekor anak domba, menyembelihnya dan membubuhkan darahnya atas pintu-pintu rumah, semua anak sulung yang tinggal dalam rumah itu akan selamat. Anak domba ini adalah gambaran Kristus, Paskah bagi kita (1 Kor. 5:7). Sampai hari ini, orang Yahudi tetap merayakan hari Paskah dan hari raya tidak beragi sebagai peringatan akan peristiwa itu.


Perjalanan ke Sinai - Keluaran 14-24. Karena kematian semua anak sulung di Mesir, akhirnya Firaun mengusir Bangsa Israel dari Mesir. Perjalanan Bangsa Israel dari Mesir ke Sinai menggambarkan perjalanan jemaat Yesus Kristus (1 Kor. 10:1-12). Israel disebut “sidang jemaah di padang gurun” (Kis. 7: 38). Apa maksudnya? Tuhan memimpin Israel sampai kepada Laut Merah (Teberau) dan membelah airnya supaya bangsa itu dapat menyeberang sementara tentara Firaun yang mengejar mereka semua tenggelam oleh air yang menutup kembali (Kel. 14-15). Hal itu menggambarkan baptisan dalam air. Tiang awan dan api memimpin Israel di tengah padang pasir. Kita juga dibaptis dan dipimpin oleh Roh Kudus. Manna, roti sorga, turun untuk memberi makanan orang-orang Israel (Kel. 16). Yesus adalah roti kehidupan, Firman yang turun dari sorga yang menjadi manna, yang hari demi hari memberi kekuatan, kesehatan dan pertumbuhan dalam hidup kita. Air keluar dari batu. (Kel. 17:1-7). Inilah gambar air kehidupan, Roh Kudus yang menyucikan kita dan memuaskan kehausan hati kita. Juga, di dalam perjalanan ada peperangan dengan musuh yang harus dihadapi, misalnya Bangsa Amalek (Kel. 17:8-16). Kita juga berperang bukan dengan darah dan daging tetapi pemerintah dan penguasa di tempat sorgawi.

Lalu sebelum tiba di Sinai, Yitro, mertua Musa datang dan memberi nasehat yang kedengaran masuk akal dan baik tetapi tidak didasarkan menurut Firman Tuhan. Perhatikan dalam kitab Keluaran, dalam setiap pasal Tuhan berbicara langsung kepada Musa, kecuali dalam pasal 18, di mana tidak ada suara Tuhan dan hanya ada suara Yitro, seorang imam kafir dari Midian, yang berbicara kepada Musa (Kel. 18). Di pasal 18 ini kita melihat bahwa Musa pernah tidak mendengarkan suara Tuhan, namun justru mendengarkan suara manusia yang kelihatannya baik.


Bukit Sinai - Keluaran 19-24. Tuhan bertemu dengan Musa di Sinai dan menawarkan agar Israel menjadi imamat yang berkerajaan (Kel. 19:4-6). Di Sinai inilah Tuhan menyatakan diriNya dalam guruh, kilat, awan padat, asap, dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa. Musa hanya didampingi oleh Yosua naik ke atas gunung untuk berbicara dengan Tuhan. Dan di sanalah, Tuhan memberikan Perjanjian Taurat dengan segala perintah, hukuman dan janjinya.


Kemah Musa - Keluaran 25-40. Dalam bagian ini ada dua penjelasan tentang kemah Musa:

yang pertama adalah perintah Allah dalam hal pola yang harus diikuti (Kel. 25-31);

yang kedua adalah penjelasan bagaimana semua hal dibuat menurut “seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” (Kel. 36-40).

Kemah Musa adalah gambar tentang Kristus sendiri. Kristus menjadi manusia dan berdiam (berkemah) di antara kita (Yoh. 1:14). Kemah itu juga menggambarkan perjalanan kita dalam “kemah kediaman kita” untuk mengenal dan mendekati Tuhan (2 Kor. 5:1). Selain itu, kita juga melihat bahwa kemah Musa adalah gambaran dari sorga sendiri (Ibr. 9:24). Penggambaran ini lebih jelas lagi terlihat dalam Kitab Wahyu.

Tiga bagian besar dalam Kemah Musa:

1. Pelataran,

Pelataran adalah tempat di mana korban-korban bangsa Israel dipersembahkan. Apa saja alat yang ada dipelataran? Mezbah korban bakaran, di mana semua korban harus dipersembahkan. Ini adalah gambaran kematian Yesus di salib sebagai korban sempurna yang memperdamaikan kita dengan Allah. Alat itu menggambarkan peristiwa kelahiran baru, di mana kita percaya dan bertobat, dan dosa kita dihapuskan oleh darah Yesus. Kita menerima kelahiran baru dan mengambil langkah pertama dalam mendekati Tuhan (Kel. 27:1-8; 38:1-7). Kolam pembasuhan, yang menggambarkan baptisan air, di mana kita mati, dikuburkan dan dibangkitkan dengan Kristus. Kita dibersihkan, dikuburkan dalam air dan bangkit untuk hidup dalam kehidupan baru dan kudus (Kel. 30:1-21; 38:8).

2. Tempat kudus, di mana imam masuk untuk melakukan pelayanan setiap harinya. Ada tiga alat di dalamnya: Kandil, berbicara tentang Yesus sebagai terang dunia. Terdiri dari 66 bagian yang menggambarkan Firman Tuhan (66 kitab dalam Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang menjadi terang bagi kita. Sembilan bagian menggambarkan 9 karunia Roh Kudus. Nyalanya dihidupkan oleh minyak yang menggambarkan Roh Kudus pula. Tujuh cabang menggambarkan membayangkan Jemaat Tuhan yang penuh Roh dan Firman (Kel. 25:31-40; 37:17-24; Why. 1:20). Meja roti sajian berbicara tentang Yesus sebagai roti kehidupan dan Firman Tuhan itu sendiri. 12 ketul roti di atas meja menggambarkan pengajaran 12 rasul (Kel. 25:23-30; 37:10-16). Mezbah dupa berbicara tentang Yesus sebagai Pendoa syafaat bagi kita. Mezbah dupa ini melambangkan doa, pujian dan penyembahan, yang menjadi jalan yang kita lalui untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan (Kel. 30:1-10; 37:25-28 & Why. 8:3)

3. Tempat Maha Kudus, yang hanya boleh dimasuki sekali setahun oleh Imam Besar untuk penebusan dosa semua umat Israel. Ada benda yang sangat penting dalam Tempat Maha Kudus ini. Tabut perjanjian, yang mengekspresikan kemuliaan hadirat Tuhan. Di atasnya adalah tutup pendamaian. Di sini kita melihat bayangan dari kesempurnaan. Tabut itu adalah dalam tempat maha kudus yang terletak di belakang tirai, tempat pertemuan dengan Tuhan sendiri (Kel. 25:10-22; 37:1-9; Why. 11:19). Di antara kedua bagian besar dalam Kitab Keluaran, diceritakan pemberontakan Israel dan pembuatan anak lembu emas (Kel. 32-34). Saat Musa tinggal 40 hari di atas gunung, Bangsa Israel kehilangan kesabaran dan menyuruh Harun membuat dewa bagi mereka. Karena tidak percaya, tidak sabar, mereka berdosa dan menyembah berhala. Demikianlah mereka kehilangan kerajaan imam dan akhirnya menerima keimamatan Lewi. Sebagai akibatnya, mereka takluk di bawah Hukum Taurat. Ada begitu banyak pelajaran, teladan dan contoh bagi kita di dalam Kitab Keluaran. Kiranya kita semua akan membaca, mempelajari dan mengerti apa yang ditulis di sini sebagai nasehat dan pengajaran bagi kita yang hidup sebagai umat Tuhan pada akhir zaman.

Kitab Imamat

I. Pengantar Kitab Imamat

a. Arti/ judul kitab Imamat

Versikitab Ibrani : ‘wayyiqra” yang berarti Dia memaanggil”

Versi Vulgata : Leviticus (baniewi adalah bani imamat)

Versi Septuaginta/LXX : ( menyangkut oran-orang Lewi)


b. Penulis

Kitab Imamat mmeekankan bahwa Musa mencatat peraturan-peraturan yang diberikan Allah unuk penyembahan yang layak di Kemah Suci. Musa adalah peimpin utama dalamenetapa ibadah di kemah suci.


c. Pentingnya kitab Imamat

Kitab imamat mnejadi isi dari kisah perjalanan umat isrel d padang gurun

Dalam kitab keluaran menceritakan sejarah yang terjadi dan di kitab ini menceriakan isi dan rinsip-prinsip yang diterapkan dalam kehiduan umat Israel selama dalam perjalanan.

Kitab imamat sebaai referensi/ acuan tata cara ibadah kepada Allah.

Ezra seorang ahli Taurat merujuk kepada kitab imamat ketika menggambarkan tata cara ibadah yang layak bagi pentabisan rumah Allah yan dibangun kembali. Para imam dan orang lewi melakkan ibadah kepada Allah sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa.


d. Tema-tema dalam kitab Imamat( Kekudusan, hukum dan kurban)


e. Isi kitab Imamat

Kitab immat menjelaskan praktik keimaman dan upacara penyembahan orang Israel. Pasal 16 menjelaskan hukum Allah untuk hari raya pendamaian, yang merupakan merupakan pelopor dari kematian Yesus Kristus sebagai pendamaian dalam zaman Perjanjian Baru.kitab Imamat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Pasal 1-17 jalan kepada Allah (penyucian)

1-7: Kurban-Kurban, 8-10: Jabatan Imam, 11-15: haram dan najis, 16-17 : hari raya pendamaian


2. Pasal 18-27 hidup dengan Allah (kesucian)

18-20: bangsa yang Kudus

21-22: Imamat yang Kudus

23: 24: hari hari raya Kudus

25: tahun Yobel (tiap7 tahun


II. Bermacam-macam korban

Pada dasarnya ada 2 (dua) macam Korban dalam Perjanjian Lama

1. Kurban ucapan syukur

Kurban bakaran, kurban sajian, kurban keselamatan


2. Kurban untuk egadakan pendamaian dengan Allah karena dosa

Kurrban penhapus dosa, kurban penebus salah

Adanya kurban-krban tersebut merupakan anugerah yang besar, karena Ia berkenan membuka jalan keselamatan bagi manusia yang seharusnya dihukum mati karena dosa. Binatang-binatang yang disembelih diterima Tuhan untuk pengampunan dosa ganti manusia. Namun perkembangan selanjutnya terjadi hal yang menyedikan , karena bansgsa Israel hanya menjadkan pengurbanan itu formalitas saja, tanpa disertai dendan hati yang takut akan Tuhan, maka hal ini menadi dosa bangsa Israel yang selalu dicela oleh para nabi sepanjang sejarah Israel (yes. 1:11-17)


III. Jabatan imam dan fungsinya

Harun serta keturunannya dan suku Lewi diangkat Allah menjadi Imam bagi umat Israel, seharusnya yang menjadi imam adalah setap anak sulung israel tetap tetapi hal tersebut digantikan oleh suku Lewi (Imamat 8:10 & 21 Bil 3:5-14). Emua imam dari keturunan Lewi menjadi typos atau lambang bagi imam besar yang sempurna yang akan datang yaitu Yesus Kristus (Ibr.8:10). Adapun fungsi mereka adalah:

Perantara antara Allah dan manusia

Pengajar firman Tuhan kepada Israel (Im.10:11)

Sebgai orang yang berhak mempersembahkan korban


IV. Hari-hari raya purba

Bagi bangsa israel dietapkan beberapa hari libur agar bangsa itu boleh beribadah dan mengucap syukur pada kebaktian bersama-sama yaitu:

Hari sabat: tiap hari ke tujuh orang Israel tidak boleh bekerja, perayaan sabat iuni berhubungan dengan karya penciptaan ( Kej. 2:1-4 dan kebutuhan manusia akan waktu istirahat dan penyegaran)

Paskah dan hari raya roti tak beragi (Maret-April): untuk memperingati peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir

Hari raya hasil pertama (Juni) penyerahan hasil pertama kepada Tuhan.

Hari raya pentakosta (Juni)diadakan tujuh minggu setelah hari raya pertama dan 50 hari setelah paskah, untukmempersembahkan hasil kepada Tuhan

Hari raya peniupan seruni (september/ Oktober) hari raya pertama diantara hari raya yang diadakan bulan ke tujuh.

Hari raya pendamaian; diadakan setahun sekali dimana Imam Besar masuk ke rung maha kudus untuk memita pengampunan dosa bagi diri sendiri dan umat Israel

Hari raya pondok daun: diadakan pada masa akhir panen, utuk memperingti bangsa Isael tinggal diperkemahan dipadang gurun setelah keuar dari Mesir.


Intisari KITAB IMAMAT

"Kitab Imamat : kekudusan Umat Tuhan"

Kitab Imamat adalah salah satu kitab-kitab yang terletak di bagian awal dari Perjanjian Lama. Kitab Kejadian adalah kitab permulaan. Kitab Keluaran adalah kitab penebusan. Sekarang kita akan melihat Kitab Imamat, kitab kekudusan yang menjelaskan cara yang benar untuk kita mendekati Tuhan. Cara itu adalah melalui hukum-hukum Imamat 26:46 Itulah ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan serta hukum-hukum yang diberikan TUHAN, berlaku di antara Dia dengan orang Israel, di gunung Sinai, dengan perantaraan Musa. Di sini dijelaskan isi kitab Imamat, yaitu ketetapan, peraturan dan hukum. Sumbernya dari Tuhan. Tujuannya bagi orang Israel. Tempatnya diberikan adalah di Gunung Sinai. Pengantarnya adalah Musa. Ini merupakan Perjanjian Allah dengan Musa dan bangsa Israel.

Tetapi apa pentingnya itu semua bagi kita? Sangat penting! Seluruh hukum Taurat adalah penuntun kepada Kristus supaya kita dibenarkan oleh iman (Gal. 3:24). Semuanya merupakan bayangan yang menunjukkan Yesus. Yesus berkata, “Musa menulis tentang Aku.” (Yoh. 5.46). Dalam kitab ini kita melihat Yesus sebagai korban yang dipersembahkan untuk menyelamatkan manusia dan sebagai Imam besar kita yang berdiri di antara Allah dan manusia untuk membawa pendamaian. Kita juga akan lihat bahwa kami tidak sanggup memenuhi tuntutan Taurat dengan usaha dan pekerjaan sendiri dan karena itu kita perlu kasih karunia Kristus. Kita belajar bahwa “Tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” (Rm. 3:20).


"Pendamaian"

Dalam pasal 1-16 dijelaskan caranya penebusan diadakan oleh para imam melalui persembahan korban-korban. Karena sudah berdosa dan terpisah dari Allah, manusia perlu penebusan dari kebinasaan, perlu pengampunan dari dosa dan pendamaian dengan Allah. Di sini kita melihat bahwa tanpa pencurahan darah, tidak ada penebusan dan pengampunan dosa (Kol. 1:14; Ibr. 9:22). Tanpa kematian, tidak ada pendamaian (Rom 5:10).


"Korban"

Persembahan korban mulai ketika Tuhan sendiri menyediakan pakaian buat Adam (Kej. 3:21). Kemudian Habel, Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub mempersembahkan binatang sebagai jalan menjadi berkenan kepada Tuhan. Dalam Kitab Imamat kita melihat sistem pengorbanan hukum Taurat yang diterapkan selama 1500 tahun. Semua korban menggambarkan korban Anak Domba Allah yang dipersiapkan sebelum dunia dijadikan, sebagai korban yang sempurna dengan darahNya mahal yang menebus kita (1 Pet. 18-21).

Ada lima korban dalam kitab Imamat yang menggambarkan korban yang sempurna, yang lengkap dan yang akan diadakan satu kali untuk selama-lamanya, yaitu persembahan tubuh Yesus di atas salib (Ibr. 10:10). Semua korban ini tidak boleh dipersembahkan secara sembarang, melainkan harus mengikuti peraturan khusus (Im. 6-7).

1. Korban bakaran. Ini adalah sebuah korban sukarela yang menggambarkan bagaimana Yesus mempersembahkan seluruh diriNya secara sukarela kepada Tuhan sebagai korban yang sempurna dan lengkap. Korban ini khusus untuk Allah sebagai korban yang harum (Im. 1).

2. Korban sajian. Korban ini menggambarkan Yesus sebagai manusia yang kudus dan sempurna tanpa cacat atau cela, yang dipersembahkan kepada Tuhan (Im. 2).

3. Korban keselamatan. Korban ini sebagian ditentukan bagi manusia dan sebagaian bagi Allah. Kita melihat pendamaian antara Allah dan manusia (Im.3).

4. Korban penghapus dosa. Korban ini menggambarkan Kristus yang menjadi dosa bagi kita (2 Kor. 5:21). Yesus menanggung segala dosa kita dan ditinggalkan oleh Bapa (Mzm. 22; Mat. 27:46). Korban itu harus dibakar di luar perkemahan (Ibr 13:11-13; Im. 4).

5. Korban penebus salah. Inilah korban bagi dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja tetapi melanggar peraturan Allah. Semua dosa, yang sengaja dan yang tidak sengaja dapat ditutupi oleh darah Kristus (Im. 5).

"Imam"

Mengenai para imam, Tuhan memberi beberapa perintah khusus:

Kaum Lewi adalah keturunan Lewi, dan harus melayani Tuhan dan rumahNya.

Para imam adalah keturunan Harun, yang boleh mempersembahkan korban di mezbah.

Imam Besar adalah satu-satunya imam yang boleh masuk tempat Maha Kudus, sekali setiap setahun.

Imam-imam harus membasuh dirinya, mengenakan pakaian yang ditentukan, dan diurapi dengan minyak. Hal itu menunjukkan bagaimana kita, imamat rajani, juga harus dikuduskan dan diurapi untuk melayani. Korban binatang harus disembelih, darahnya dicurahkan dan dipercikkan, dagingnya harus dibakar di mezbah untuk memperdamaikan mereka dan bangsa. Dalam hukum-hukum ini kita melihat gambaran pelaksanaan keimamatan. Harun adalah gambaran dan bayangan Yesus sebagai Imam Besar kita, sedangkan para imam menggambarkan kita, orang percaya, sebagai imam-imam (1Pet. 2:9). Semua hukum ini dilaksanakan supaya kemuliaan Tuhan tampak kepada dan di tengah mereka (Im. 9:6&23).

Apa yang terjadi jika peraturan ini tidak dilakukan dengan tepat?

Dua anak Harun, yaitu Nadab dan Abihu melanggar peraturan Allah dengan mempersembahkan api yang asing. Akibatnya mereka mati. Demikian pula di Perjanjian Baru, Ananias dan Safira membawa persembahan kepada Tuhan tetapi mereka berdusta, sehingga mereka juga mati (Kis. 5). Ini menunjukkan bahwa tanpa kekudusan, kita tidak boleh mendekat kepada Tuhan (Ibr. 12:14). Kita memang dipanggil untuk menjadi kudus dan menyucikan diri dari segala pencemaran jasmani dan rohani (1 Tes. 4:7; 2 Kor. 7:1).


"Pentahiran dan kekudusan"

Bangsa Israel harus hidup kudus supaya dapat menghampiri Allah dan tinggal di antara umat Tuhan. Dalam Taurat, hal itu dinyatakan dalam bentuk pentahiran tubuh, misalnya tentang apa yang boleh dimakan (binatang yang halal atau tahir) dan apa yang tidak boleh dimakan (binatang yang haram dan najis). Ada pula hukum tentang binatang yang menajiskan, hukum mengenai caranya menjadi tahir sesudah melahirkan anak, hukum tentang kusta dan pengeluaran lelehan dari tubuh (Im. 11-15). Semua ini berbicara tentang pengudusan, demi terjadinya hubungan antara Allah dengan umatNya. Tuhan tinggal di tempat Maha Kudus. Karena itu semua yang menghampiri Ia, harus kudus, baik secara tubuh, jiwa maupun roh.


"Hari-hari raya"

Seluruh bangsa Israel harus merayakan tujuh hari raya, yang menggambarkan kehidupan orang kudus.

v Hari raya Paskah menggambarkan kematian Yesus dan keselamatan kita.

v Hari raya Roti Tidak Beragi menggambarkan penguburan Yesus dan baptisan air.

v Hari raya Hasil Pertama menggambarkan kebangkitanNya.

v Hari raya Pentakosta menggambarkan pencurahan Roh Kudus.

v Hari raya Peniup Nafiri adalah persiapan bagi kedatangan Tuhan.

v Hari Pendamaian menunjukkan hari penyempurnaan Jemaat Tuhan dan

v hari raya Pondok Daun adalah gambaran kehidupan kita bersama Tuhan untuk selama-lamanya (Im. 23).

Secara khusus dalam Kitab Imamat, dijelaskan tentang hari raya Pendamaian. Hari itu adalah hari terpenting dalam kalendar orang Yahudi. Pada hari itu seluruh Israel dijadikan sempurna tanpa dosa. Hari itu adalah hari satu-satunya di mana Imam Besar masuk ke tempat Maha Kudus. Lembu dikorbankan untuk membasuh dosa para imam dan kambing bagi dosa seluruh umat. Kambing lain dilepaskan dan dibiarkan hidup yang menunjukkan bagaimana Yesus tidak hanya mati bagi dosa kita tetapi Ia juga bangkit dan hidup untuk pengudusan kita (Im. 16).

Selain ketujuh hari raya ini, hari yang khusus adalah sabat. Tahun yang khusus adalah tahun ketujuh, yang menjadi tahun sabat. Perayaan tujuh kali tujuh tahun adalah adalah perayaan tahun Yobel (Im. 25). Semua sabat ini didasarkan atas perhentian Allah pada hari ketujuh dalam minggu penciptaan (Kej. 2:1-4), dan semua ini akan digenapi dalam hari perhentian orang percaya pada seribu tahun damai (Why. 20:1-6). Betapa pentingnya prinsip perhentian atau istirahat itu bagi kita! Karena itu, Tuhan mau umatNya melakukan sabat-sabat ini, dan hari perhentian itu tersedia bagi kita yang berusaha masuk ke dalamnya (Ibr. 4:9-11).


"Hukum-hukum"

Dalam pasal 17-27, dijelaskan caranya hidup di dalam kekudusan. Kata kekudusan disebut sebanyak lebih dari 100 kali. Ada ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan serta hukum-hukum korban dan darah, kekudusan seksual, hukum-hukum untuk imam-imam dan yang memelihara Kemah. Ada hukum-hukum mengenai hujat, hukum tanah dan rumah, serta tentang pinjaman dan riba. Ada juga seperangkat hukum tentang perbudakan. Menurut orang Yahudi, ada 613 hukum dalam Taurat. Semua harus ditaati untuk menjadi berkenan kepada Allah. Namun sayangnya, kenyataannya tidak ada seorangpun yang sanggup melakukan seluruh hukum itu. Ini menyatakan bahwa tidak ada manusia di bumi ini yang sanggup menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman dosa.


"Berkat dan Kutuk"

Pada akhir pemberian Taurat, Bangsa Israel diperhadapkan dengan pilihan antara ketaatan atau pemberontakan. Ada janji berkat untuk ketaatan dan ada hukuman bagi pemberontakan. Janji hukuman tujuh kali masa dijelaskan, sebuah nubuatan yang digenapi dengan 2520 tahun masa orang kafir di mana Bangsa Israel ditindas, dicerai-beraikan dan ditaklukkan oleh penguasa-penguasa orang kafir dari zaman kerajaan Nebukadnezar sampai tahun 1948.

Kitab Imamat ditutup dengan peraturan untuk membayar nazar, penebusan dan perpuluhan (Im. 26-27).

Saat kita mempelajarinya, jelaslah bahwa Kitab Imamat sangat penting bagi kita. Di dalamnya ada petunjuk-petunjuk yang membawa kita kepada Perjanjian Baru sebagai penggenapan hukum Taurat. Segala korban menunjukkan Yesus sebagai Anak Domba Allah. Imamat Lewi menunjukkan imamat rajani, keimamatan segala orang percaya. Hukum-hukum menunjukkan ketidaksanggupan dan kebutuhan manusia akan kasih karunia Allah untuk membawa penebusan. Syukur kepada Tuhan, sekarang kita hidup dalam masa penggenapan dari semua itu. Kita tidak lagi hidup di bawah segala tuntutan Taurat tetapi kita hidup oleh iman dan anugerah di dalam kekudusan melalui Tuhan Yesus Kristus.



Tugas

Baca materi dan buatlah rangkuman

735 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page