top of page
Writer's picturesmtk kotakupang

KERAJAAN-KERAJAAN INDONESIA YANG BERCORAK HINDU-BUDHA



KERAJAAN-KERAJAAN INDONESIA YANG BERCORAK HINDU-BUDHA

Setelah mempelajari modul ini Anda dapat:

menjelaskan bukti-bukti adanya kerajaan Kutai;

menjelaskan prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara;

menguraikan tentang perkembangan kerajaan Sriwijaya;

menjelaskan bukti-bukti peninggalan kerajaan Mataram Kuno;

menjelaskan sebab runtuhnya kerajaan Kediri;

menjelaskan tindakan-tindakan Kertanegara sebagai raja Singosari; dan

menguraikan latar belakang penyebab runtuhnya Majapahit

Pokok Materi

Kerajaan Kutai.

Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Kediri.

Kerajaan Singosari.

Kerajaan Majapahit.

Anda masih ingat uraian materi tentang wujud akulturasi kebudayaan Hindu- Budha dengan kebudayaan Indonesia dalam hal sistem pemerintahan?

Tentu ingatan Anda akan tertuju kepada sistem pemerintahan kerajaan bukan? Bentuk kerajaan-kerajaan di Indonesia memang dilatarbelakangi oleh masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia, oleh karena itu kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal sejarah Indonesia bercorak Hindu atau Budha.

Untuk mengetahui bukti-bukti peninggalan kerajaan, raja-raja yang memerintah dan sebab runtuhnya kerajaan-kerajaan tersebut, silakan Anda simak uraian materi berikut ini.

KERAJAAN KUTAI

Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M, keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah.

Untuk mengetahui bentuk yupa tersebut silahkan Anda amati gambar 2.1. berikut ini.


Tempat penemuan prasasti Yupa tersebut adalah daerah Muarakaman tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sehingga oleh para ahli kerajaan tersebut diberi nama Kutai, karena dalam prasasti tidak dijelaskan nama kerajaan untuk itu diberi nama sesuai tempat penemuan prasasti tersebut. Dari isi yang tertera dalam prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan yaitu antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kehidupan Politik Dalam kehidupan politik dijelaskan bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman sebagai raja yang mulai dan berhasil membawa kejayaan, raja Mulawarman adalah putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dari penjelasan tersebut, silahkan Anda Tulis nama-nama raja Kutai pada kolom berikut ini. 1. ................................................... 2. ................................................... 3. .................................................. Dalam prasasti Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai dewa Ansuman/dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja.


Hal ini berarti Aswawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai

pendiri Keluarga atau Dinasti dalam agama Hindu.

Untuk itu para ahli berpendapat nama Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, walaupun demikian Kudunggalah yang menurunkan raja-raja Kutai.

Dari penjelasan uraian materi tersebut di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali uraian materi berikutnya.

Kehidupan Sosial

Dalam kehidupan sosial. Perihal ini diketahui bahwa terjalin hubungan yang harmonis/ erat antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakesmara.

Dengan adanya istilah Waprakesmara, tentu timbul pertanyaan dalam diri Anda, apa yang dimaksud dengan Waprakesmara?

Waprakesmara adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa, yang kalau di pulau Jawa disebut dengan Baprakeswara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agama yang dianut Mulawarman adalah Hindu aliran Syiwa artinya dewa yang dipuja adalah Syiwa.

Kehidupan Ekonomi

Sedangkan dalam kehidupan ekonomi. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti dalam prasasti, tetapi para ahli sejarah berpendapat bahwa dengan adanya sedekah 20.000 ekor sapi membuktikan perekonomian Kutai sudah kuat pada masa itu, yang didasarkan kepada pertanian, peternakan dan perdagangan.

Mata pencaharian tersebut di atas dimungkinkan karena raja Mulawarman menghadiahkan kepada kaum Brahmana 20.000 ekor sapi. Ini dapat dijadikan indikasi bahwa populasi ternak cukup besar pada waktu itu. Ia juga menghadiahkan segunung minyak kental dengan lampu, seperti yang tertulis dalam prasasti.

Kehidupan Budaya

Dalam kehidupan budaya. Ia dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju, walaupun penganut Hindu belum lama diterima. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau disebut upacara Vratyastoma.

Upacara Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.

Dengan adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.




82 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page