MATERI PELAJARAN IPAL
KELAS : X
ALOKASI WAKTU : 4 JAM PELAJARAN
MATERI : KITAB BILANGAN
1. Pengantar Kitab Bilangan
Dalam bahasa Ibrani Bemidhbar (dipadang gurun)
Inggris : Number
Indonesia : Bilangan
Vulgata : Numeri
Ibrani-Yunani(LXX)/Septuaginta :Aritmoi
Judul ini mengac pada pembilangan/ perhitungan sensus orang Israel yang tercatat padapasal 1-4 dan pasal 26
2. Geografi
a) Digunung Sinai untuk persiapan
b) Diantara sinai dan Moab
c) Di kibrat taqwa(rakus) melewati padang gurun
3. Penulis
Kitab Bilangan dtulis oleh Musa.(Bil.33:2) disebutkan bahwa Musa mencatat tempat-tempat persinggahan mereka dalam perjalanan keluar dari Mesir (Bil .1:1)Waktu: 1450-1410 BC
4. Isi kitab Bilangan
kitab bilangan mencatat pergerakan bangsa israel dari saat itu sampa mereka tiba didataran Moab, disebelah timur sungai Yorda n ( Bil. 22: 1; 26:3; 33-50)
Dalam ktab Bilangan Allah mengajar umat-Nya bagaimana harus berfungsi sebagai suatu perkemahan. Ia menata pegelolaan agama, masyarakat, ketentraman meereka. Dalam rangka mempersiapkan perjalanan mereka sdebagai suatu bangsa
· Bil. 1:1-2 memberi tahu bahwa Israel mengadakan sensus dan menerima peraturan-peraturant tambahan, sebagian besar berupa upacara
· Bangsa Israel men in ggalkan gunu ng sinai pada hari ke dua puluh, bulan kedua, pada tahun kedua, setelah peristiwa keluar dari Mesir.
· Dari sinai, bangsa Israel mengadakan perjalanan ke utara kepadang gurun Paran. Disana para pengintai membawa kabar yang tidak baik tentang kanaan dan bangsa itu menolak untuk memasuki negeri tersebut. mereka kembali berkeliling dipadang gurun selama 38 tahun (psl 13-14)
· Setelah itu mereka berjalan dipadang gurun Moab dan menduduki Trans –Yordania dibagian Utara sungai Amon disini mereka berbuat dosa dengan wanita-wanita Moab dan Midian serta menyembah ilah mereka.
· Sensus yang lain dilakukan untuk mengitung generasi baru bangsa Israel dan atas perintah Tuhan mereka menghancurkan bangsa Midian( psl 3). Suku Gad, suk Rub en, dan stengah suku manasye mendapat tanah di sebelah Timur sungai Yordan.Musa megangkat Yosua sebagai Pnggantiunya.pasal 20:36 membicarakan peristiwa-perisiwa pada tahun yang keempat puluh
Tema-Tema Kunci Kitab Bilangan
Bberapa tema penting yang dirtuliskan dalam kitab Bilangan yaitu:
Dosa
Statrus hamba Tuhan
Kehadira Allah
Nubuaan Mesianik
Sensus dan pengaturan tempa perkemahan dan kegagalan ban gsa Israel
5. Tujuan: Kitab Bilangan menceritakan kisah bagaimana bangsa Israel bersiap untuk masuk ke Tanah Perjanjian, bagaimana mereka tidak taat, dan bagaimana mereka bersiap untuk mencoba lagi. Sebagaimana bangsa Israel, kita diberikan kesempatan kedua.
6. Latar belakang: Padang gurun Sinai dan tanah bagian selatan dan timur Kanaan.
7. Ayat Kunci: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia. (Bilangan 6:24-25)
Kitab Bilangan dimulai dengan keturunan Israel yang mempersiapkan perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian. Mereka telah menerima hukum Taurat – dan sekarang mereka harus melakukan sensus. Jadi, jumlah mereka harus dihitung (secara spesifik, jumlah para pria untuk perang). Lalu, orang-orang ini dikhususkan untuk Tuhan, dan dimulailah perjalanan itu.
Dengan dimulainya perjalanan, dimulailah keluh kesah. Bangsa itu merasa tidak senang, mulai dari makanan sampai kepemimpinan. Mereka sampai di Kadesh, dan dua belas mata-mata dikirimkan untuk mengintai. Sepuluh orang kembali dengan ketakutan. Dua orang, Yosua dan Kaleb siap untuk berperang dan memiliki apa yang Tuhan telah berikan pada mereka. Ketidakpercayaan menyerang perkemahan itu – dan karena ketidakpercayaan mereka itu, generasi saat itu tidak akan masuk ke Tanah Perjanjian – dan dimulailah pengembaraan. Akhir kitab ini mirip dengan permulaannya. Generasi yang baru bersiap untuk masuk ke tanah itu. Mereka dipisahkan dan dihitung.
8. Bagian-bagian dalam kitab Bilangan:
Persiapan untuk Perjalanan (1:1-10:10)
Sensus dilakukan, orang-orang Lewi menerima tugas mereka, perkemahan dikuduskan dan mereka menerima instruksi untuk perjalanan mereka. Muncul topik tentang kekudusan (mirip dengan kitab Imamat) karena Tuhan ingin memastikan umat-Nya terpisah dari dunia ketika mereka memasuki bangsa-bangsa di sekitar mereka. Tuhan menginginkan umatnya kudus – bangsa yang dikhususkan bagi-Nya. Aplikasinya dalam hidup adalah bagaimana seharusnya kita, sebagai gereja, menjadi umat Tuhan yang dikhususkan bagi-Nya?
Perjalanan Pertama ke Tanah Perjanjian (10:11-14-45)
Ketika mereka mulai berjalan ke Tanah Perjanjian – mereka mulai mengeluh. Dua belas mata-mata masuk ke tanah itu – sepuluh orang kembali dengan sikap tidak beriman, dan dua orang kembali dengan iman yang penuh. Untuk aplikasi dalam hidup kita, kita dapat berpikir tentang sikap kita akan kondisi di mana kita ditempatkan oleh Tuhan. Kita juga dapat melihat iman kita – apakah Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu yang kita rasa terlalu besar untuk kita? Apakah kita melihat hidup kita melalui mata iman atau ketakutan? Ketika kita berjalan tanpa iman, kita merampas berkat-berkat Tuhan yang ada pada kita.
Pengembaraan (15:1-21:35)
Ada hukuman atas ketidakpuasan dan kurangnya iman mereka. Kita melihat hal ini berulang-ulang di pasal-pasal di bagian ini. Ketika kita berjuang dengan ketidakpuasan dan ketidaktaatan, selalu ada konsekuensi atas tindakan kita. Apakah ada area di kehidupan kita yang perlu kita evaluasi?
Menuju Tanah Perjanjian untuk Kedua Kalinya (22:1-36:13)
Di sini kita akan menemukan kisah Bileam – yang jatuh ke dalam pencobaan. Dia tahu apa yang benar, namun dia berbuat dosa. Kita perlu hati-hati supaya kita tidak hanya punya pengetahuan, tapi kita hidup dengan iman.
Melalui kitab Bilangan, kita melihat pengembaraan dan pemberontakan. Kita akan melihat iman kita lebih dalam. Apakah kita berada dalam pengembaraan – sebuah tempat dimana kita terjebak karena kita tidak hidup dengan iman kita?
Kitab Bilangan akan mengajak kita untuk berjalan bersama dengan bangsa Israel, untuk belajar dari kesalahan-kesalahan mereka, dan untuk melihat Tuhan kita yang sabar memberi kesempatan-kesempatan kedua, sebagaimana kita menuju Tanah Perjanjian akan kehidupan orang Kristen yang berlimpah.
9. Pembagian tanah Israel kuno menurut suku-suku Israel
Suku Israel merujuk pada dua belas suku dalam Bani Israel. Pembagian anggota Bani Israel ke dalam dua belas suku tersebut didasari atas keturunan dari dua belas putra Yakub.
Dikisahkan Yakub atau Israel memiliki dua orang istri, yaitu Lea dan Rahel, putri dari Laban, pamannya, dan dua orang gundik, Bilha dan Zilpa. Dari Lea Yakub mendapatkan enam orang anak laki-laki dan paling tidak seorang anak perempuan Ruben, anak sulungnya, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, dan Dina. Dari Rahel ia mendapatkan dua orang anak termudanya Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan Dan dan Naftali. Dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.
Yakub meninggal di Mesir karena ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di gua, di ladang Makhpela, di tanah Kanaan (Kejadian 49:30).
Yang dimaksud dengan keduabelas suku Israel adalah keturunan dari orang anak laki-laki Israel:
1. Ruben
2. Simeon
3. Lewi
4. Yehuda
5. Isakhar
6. Zebulon
7. Dan
8. Naftali
9. Gad
10.Asyer
11.Yusuf, dan
12.Benyamin.
Setelah mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir dan menduduki tanah Kanaan pada sekitar tahun 1500 SM, kepada masing-masing suku Israel diberikan tanah pusaka yang diwariskan turun-temurun di antara anak-anak lelaki mereka. Namun suku Lewi tidak mendapatkan daerah warisan tersendiri karena mereka dikhususkan menjadi suku para imam yang tinggal di tengah-tengah saudara-saudaranya, sedangkan suku Yusuf mendapat berkat ganda dari ayahnya, maka warisan Yusuf dibagi menjadi dua menurut anak-anak Yusuf, yaitu Efraim dan Manasye. Demikianlah tanah Kanaan dibagi menjadi 12 bagian oleh bangsa Israel.[1]
Kemudian, ke-12 suku Israel mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan raja Salomo pada abad ke-10 SM. Namun setelah kematian Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, Kerajaan Israel Utara (yang disebut Kerajaan Samaria), dan Kerajaan Israel Selatan (yang disebut Kerajaan Yehuda). Kerajaan Israel beribu kota di Samaria dan Kerajaan Yehuda (Yudea) beribu kota di Yerusalem. Kata "Yahudi" dipakai untuk menyebut keturunan dari kerajaan selatan ini, yang akhirnya membentuk negara Israel modern, dengan demikian merujuk pada orang Israel modern.
Harun (bahasa Ibrani: אַהֲרֹן Ahărōn, bahasa Arab: هارون Hārūn, Yunani (Septuaginta): Ααρών; bahasa Inggris: Aaron), sering disebut "Imam Harun" (אֵהֲרֹןהֵכֹּהֵן) dan sekali disebut "Harun, orang Lewi" (אַהֲרֹןהַלֵּוִי) (Keluaran 4:14). Abang Musa (Keluaran 6:16-20) dan nabi Allah. Ia diperkirakan hidup dari tahun 1530-1407 SM menurut para pakar Alkitab. Ia dipilih Allah sebagai Imam Besar pertama untuk bangsa Israel. Orangtuanya adalah Amram dan Yokhebed, dari suku Lewi. Saudara perempuannya bernama Miryam. Sementara Musa mendapatkan pendidikan di istana Firaun Mesir dan kemudian lari ke tanah Midian, Harun dan keluarganya tinggal bersama-sama orang-orang Israel di tanah Gosyen. Di sana, Harun dikenal fasih berbicara, sehingga ketika Tuhan mengirimkan Musa untuk menghadap Firaun, Harun menjadi jurubicaranya ("nabi"-nya). Riwayat hidupnya dicatat di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen . Harun lahir di tanah Mesir dan mati pada usia 123 tahun di gunung Hor dalam tahun ke-40 perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan. Harun berusia 3 tahun lebih tua dari Musa.[2]
Pemberontakan Korah
Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi (sepupu Musa dan Harun) beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta 250 orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan. Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?" Sebenarnya Korah iri dengan jabatan Harun, meskipun sebagai orang Lewi, Korah boleh mendekatkan diri di hadapan Tuhan. Musa meminta Tuhan menjadi hakim. Tuhan menyuruh Musa, Harun dan keluarganya berdiri di satu sisi, sedangkan Korah beserta keluarga maupun teman-teman persekongkolannya berdiri di sisi lain. Umat Israel diminta menjauhkan diri dari orang-orang itu. Maka terbelahlah tanah yang di bawah tempat kelompok Korah dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka, demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu. Lagi keluarlah api, berasal daripada TUHAN, lalu memakan habis 250 orang orang-orang yang mendukung Korah. Keesokan harinya, bangsa itu bersungut-sungut kepada Musa dan Harun, maka turunlah tulah Tuhan. Segera Harun mengambil perbaraan, seperti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah jemaah itu, dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu dibubuhnyalah ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu. Ketika ia berdiri di antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu setelah memakan korban 14.700 orang mati.[18]
Ular Tembaga
APAKAH itu rupanya seperti ular sungguh-sungguh yang melingkar pada kayu? Bukan. Ular itu dibuat dari tembaga. Yehuwa menyuruh Musa mendirikannya supaya orang-orang dapat melihat padanya dan tinggal hidup. Tetapi ular-ular yang di tanah itu adalah ular sungguh-sungguh. Ular-ular itu telah menggigit orang-orang dan membuat mereka sakit. Tahukah kau mengapa?
Ialah karena orang-orang Israel telah melawan Yehuwa dan Musa. Mereka mengeluh, ’Mengapa kamu memimpin kami ke luar dari Mesir untuk mati di padang gurun? Tidak ada makanan atau minuman di sini. Dan kami sudah muak makan manna.’
Tetapi manna adalah makanan yang sehat. Dengan mukjizat Yehuwa telah memberikannya kepada mereka. Dan dengan mukjizat Ia juga telah memberikan mereka air. Tetapi orang-orang tidak berterima kasih atas caranya Allah telah memelihara mereka. Maka Yehuwa mengirimkan ular-ular berbisa ini untuk menghukum orang-orang Israel. Ular-ular menggigit mereka, dan banyak dari mereka mati.
Akhirnya mereka datang pada Musa dan berkata, ’Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Yehuwa dan engkau. Berdoalah kepada Yehuwa supaya ular-ular ini dijauhkan dari kami.’
· Maka Musa berdoa untuk mereka. Dan Yehuwa menyuruh Musa membuat ular tembaga ini. Ia mengatakan untuk menaruhnya pada sebuah tiang, dan bahwa setiap orang yang digigit harus melihat pada ular tembaga itu. Musa mengerjakan persis seperti yang Allah suruh. Dan orang-orang yang digigit ular melihat kepada ular tembaga itu dan mereka menjadi sehat kembali.
· Ada sebuah pelajaran yang dapat kita ambil dari sini. Semuanya kita, sama seperti orang-orang Israel yang digigit oleh ular-ular itu. Kita semua dalam keadaan menuju kematian. Lihatlah di sekitarmu, dan kau akan melihat orang-orang menjadi tua, sakit, dan mati. Ini disebabkan karena lelaki dan perempuan yang pertama, Adam dan Hawa, berpaling dari Yehuwa, dan kita semua keturunan mereka. Tetapi Yehuwa telah membuat jalan supaya kita dapat hidup untuk selama-lamanya.
· Yehuwa mengirimkan Putranya, Yesus Kristus, ke bumi. Yesus digantung pada sebuah tiang, karena banyak orang berpikir bahwa ia jahat. Tetapi Yehuwa memberikan Yesus untuk menyelamatkan kita. Jika kita melihat kepadanya, jika kita mengikuti teladannya, maka kita dapat memperoleh kehidupan kekal. Tetapi kita akan belajar lebih banyak tentang hal ini nanti.
Ular Tembaga
Ular tembaga dibuat oleh Musa atas perintah Tuhan untuk menyembuhkan orang-orang Israel yang telah digigit oleh ular-ular berapi (ular-ular beracun) di padang belantara (Bil. 21:8–9). Ular tembaga ini diikatkan pada sebuah tiang dan “dinaikkan agar barang siapa yang akan memandangnya boleh hidup” (Alma 33:19–22). Tuhan merujuk pada dinaikkannya ular di padang belantara sebagai lambang akan diri-Nya sendiri yang dinaikkan ke atas salib (Yoh. 3:14–15). Wahyu zaman akhir mengukuhkan laporan tentang ular-ular berapi dan bagaimana orang-orang disembuhkan (1 Ne. 17:41; 2 Ne. 25:20; Hel. 8:14–15).
Bileam (bahasa Ibrani: בִּלְעָם, Modern Bilʻam Tiberias Bilʻām; bahasa Inggris: Balaam) bin Beor adalah seorang tokoh yang dicatat dalam kitab Taurat di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, maupun di Perjanjian Baru. Kisah hidupnya dicatat terutama dalam Kitab Bilangan pasal 22-24. Tempat tinggalnya di Petor yang di tepi sungai Efrat,[1] atau "Petor di Aram-Mesopotamia".[2] Ia sendiri menyebutkan tempat tinggalnya di Aram.[3] Semua rujukan kuno menganggapnya bukan orang Israel, seorang juru tenung,[4] dan anak Beor, tetapi tidak ada catatan lain mengenai Beor ini. Walaupun sejumlah sumber menilainya positif karena berkat yang diberikannya kepada bangsa Israel, setelah 3 kali disuruh mengutuki bangsa itu oleh Balak bin Zipor, raja Moab, dia dianggap penyebab kemurtadan bangsa Israel dalam kasus Baal-Peor dan disebut sebagai "orang jahat".[5]
Bileam dan Balak
Kisah utama mengenai Bileam terjadi ketika bangsa Israel berkemah di dataran Moab, di daerah seberang (sebelah timur) sungai Yordan dekat Yerikho, di akhir 40 tahun perjalanan dari tanah Mesir menuju ke tanah Kanaan, sebelum Musa mati dan bangsa Israel melintasi sungai Yordan untuk masuk ke tanah Kanaan. Bangsa Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja: Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan. Balak bin Zipor, raja Moab dan orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka Balak mengirim utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam untuk datang mengutuki orang Israel (Bilangan 22:4-5). Tidak jelas dalam teks Masoret dan Septuaginta di negara mana Bileam tinggal, kecuali dikatakan "dari Aram",[3] meskipun Taurat Samaria, Vulgata, dan Peshitta Siria semuanya menyebutnya
Bileam dan malaikat Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena dalam mimpi dilarang oleh Allah. Namun setelah orang-orang Moab datang lagi, Bileam diberi izin untuk pergi asalkan hanya mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah. Tanpa diminta lagi oleh orang Moab, Bileam berangkat, sehingga membuat Allah marah. Allah mengirimkan malaikat-Nya menghadang di jalan yang dilalui Bileam,[6] tetapi 3 kali keledai Bileam menghindarinya, meskipun Bileam yang tidak bisa melihat malaikat itu memukulnya. Pada kali ketiga, keledainya tiba-tiba dapat berbicara dan memprotes Bileam yang memukulnya tiga kali.[7] Barulah saat itu Bileam dapat melihat malaikat yang membawa pedang terhunus siap membunuhnya. Bileam diperingatkan untuk hanya mengatakan apa yang diperintahkan oleh Allah
Kesempatan pertama[sunting | sunting sumber]
Balak membawa Bileam ke Kiryat Huzot.
· Di sana Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia. Keesokan harinya Balak mengambil Bileam dan membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling ujung dari bangsa Israel.[8]
· Lalu berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah bagiku di sini tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan." Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka Balak dan Bileam mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. Sesudah itu berkatalah Bileam kepada Balak: "Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi; mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apapun yang dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia ke atas sebuah bukit yang gundul.[9]
· Ketika ia kembali, maka Balak masih berdiri di situ di samping korban bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab. Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya: "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel. Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?..."[10]
· Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Apakah yang kaulakukan kepadaku ini? Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau, tetapi sebaliknya engkau memberkati mereka." Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?" Lalu Balak berkata kepadanya: "Baiklah pergi bersama-sama dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu; engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku."[11]
Kesempatan kedua
Kedua kalinya, Balak membawa Bileam ke Padang Pengintai, ke puncak gunung Pisga.
· Balak mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. Kemudian berkatalah Bileam kepada Balak: "Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ." Lalu TUHAN menemui Bileam dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian." Ketika ia sampai kepadanya, Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. Berkatalah Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan TUHAN?" Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor. Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya..."[12]
· Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya." Tetapi Bileam menjawab Balak: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan." Kemudian berkatalah Balak kepada Bileam: "Marilah aku akan membawa engkau ke tempat lain; mungkin benar di mata Allah bahwa engkau menyerapah mereka bagiku dari tempat itu."[13]
Kesempatan ketiga
Ketiga kalinya, Bileam dibawa ke puncak gunung Peor, yang menghadap Padang Belantara. Berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah di sini bagiku tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan." Lalu Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka ia mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.[14]
· Ketika dilihat Bileam, bahwa baik di mata TUHAN untuk memberkati Israel, ia tidak mencarikan pertanda lagi seperti yang sudah-sudah, tetapi ia menghadapkan mukanya ke arah padang gurun. Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia. Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!..."
· Lalu bangkitlah amarah Balak terhadap Bileam dan dengan meremas-remas jarinya berkatalah ia kepada Bileam: "Untuk menyerapah musuhku aku memanggil engkau, tetapi sebaliknya sampai tiga kali engkau memberkati mereka. Oleh sebab itu, enyahlah engkau ke tempat kediamanmu; aku telah berkata kepadamu aku telah bermaksud memberi banyak upah kepadamu, tetapi TUHAN telah mencegah engkau memperolehnya." Tetapi berkatalah Bileam kepada Balak: "Bukankah telah kukatakan juga kepada utusan-utusan yang kaukirim kepadaku: Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN dengan berbuat baik atau jahat atas kemauanku sendiri; apa yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kukatakan. Dan sekarang, aku ini sudah hendak pergi kepada bangsaku; marilah kuberitahukan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsa itu kepada bangsamu di kemudian hari."[16]
· Lalu bersiaplah Bileam dan pulang ke tempat kediamannya; dan Balakpun pergilah juga.
Peraturan Mengenai Orang-orang Yang Najis
Peraturan Mengenai Orang-orang Yang Najis. Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 5:1-4 dengan judul perikop Peraturan Mengenai Orang-orang Yang Najis). Kita belajar perikop Peraturan Mengenai Orang-orang Yang Najis ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa. Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar. Peraturan Mengenai Orang-orang Yang Najis (Kitab Bilangan 5:1-4)
Num 5:1 TUHAN berfirman kepada Musa: Num 5:2 "Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan; Num 5:3 baik laki-laki maupun perempuan haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat perkemahan haruslah mereka kausuruh pergi, supaya mereka jangan menajiskan tempat perkemahan di mana Aku diam di tengah-tengah mereka." Num 5:4 Maka orang Israel berbuat demikian, mereka menyuruh orang-orang itu meninggalkan tempat perkemahan; seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa, demikianlah diperbuat orang Israel. 2. Perintahkanlah ... semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan dan semua orang yang najis oleh mayat ... meninggalkan tempat perkemahan. Menurut perintah yang dikemukakan di sini, tiga macam orang najis ini harus disingkirkan dari perkemahan. Namun di bagian yang membahas kenajisan ini secara lebih terinci (Im. 13; 15; Bil. 19) hanya orang kusta saja yang harus diusir dari perkemahan (Im. 13:46). Menurut Imamat 13, seseorang tidak diusir keluar dari perkemahan sebelum dipastikan bahwa dia memang nyata-nyata menderita kusta. Tentang "semua orang yang mengeluarkan lelehan" di 5:2 ini, mungkin yang dimaksudkan juga sebuah penyakit yang sudah permanen atau sudah berlangsung sejak lama sehingga dia perlu diusir dari perkemahan, sedangkan Imamat 15 hanya membicarakan penyakit itu dalam taraf sementara. Ungkapan ketiga menyebutkan tentang "semua orang yang najis oleh mayat" (nepesh) yang umumnya merupakan ungkapan untuk kenajisan akibat bersentuhan dengan mayat (Bil. 9:10; 19:11). Jenis kenajisan ini pada umumnya tidak membuat seseorang diusir dari perkemahan.
Namun menurut 19:20, jika orang najis itu gagal untuk ditahirkan dengan benar, maka dia harus diusir dari kalangan jemaat. Singkat kata, ketiga jenis kenajisan yang disebutkan di sini berkenaan dengan kasus-kasus kenajisan yang ekstrem sehingga pengusiran dari perkemahan merupakan satu-satunya cara untuk memelihara kesucian upacara agama dari seluruh umat itu.
Gulungan Imamat Pertama (5:1-10:10) Hukum-hukum yang berkenaan dengan penyelenggaraan perayaan Paskah bertanggal satu bulan sebelum Bilangan 1:1 (lih. 9:1). Hal ini dapat dipahami jika kita menyadari bahwa sekalipun urutan kronologis yang menyeluruh diperhatikan, bahan-bahannya disusun dan dikumpulkan menurut topik. Masuk akal untuk beranggapan bahwa tulisan aslinya adalah pada gulungan kitab. Kita sudah memiliki gulungan sensus, dan kini kita beralih pada sebuah gulungan yang berisi rincian-rincian seremonial tambahan serta masalah-masalah terkait lainnya.
Tugas
Baca materi dan buatlah rangkuman dari materi tersebut
Comments