top of page

Kitab Keluaran

Materi Pelajaran IPAL

Kelas : X/Semester Ganjil

Alkasi waktu : 4 Jam Pelajaran

Materi Pokok : Kitab Keluaran

Kitab Keluaran

Kitab Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang disusun oleh Musa, dan urutan kedua dalam kanon Perjanjian Lama dan Tanakh (Alkitab Ibrani)

Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata pertama Ve-eleh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan nama "Exodus" (artinya "(berbondong-bondong ) keluar").

Isi

1. Panggilan Musa.

2. Pembebasan orang Yahudi dari perbudakan dengan 10 bencana yang ditimpakan terhadap bangsa Mesir.

3. Keluarnya bangsa Yahudi dari Mesir dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.

4. Perjanjian Tuhan dengan umat-Nya di Gunung Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.

5. Instruksi pembuatan tempat beribadat (tabernakel) untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Tuhan.

Amanat kitab ini terutama menguraikan apa yang dilakukan Tuhan pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu membimbing mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan bagi masa depan.

Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Tuhan untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari buku ini ialah daftar Sepuluh Perintah Allah.

Riwayat Musa

Orang Israel menumpang di Mesir selama 400 tahun lamanya. Untuk berakhirnya masa itu perlulah penganiayaan yang dapat membangunkan keinginan alam hati mereka untukmeninggalkan Mesir dan pulang ke Kanaan, negeri perjanjian itu. Padawaktu itu berkuasalah Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Firaun itu takut melihat bertambah besarnya kekuatan otrang Israel ia menganiaya mereka dan mencoba memusnahkan mereka.

Firaun takut orang Israel bersepakat dengan musuh Mesir, mereka berusaha memusnahkan orang Israel, maka Firaun memerintahkan kerja paksa:

Ø Mengerjakan tanah lia dan batu bata

Ø Membangun kota-kota perbekalan (pitom dan Raamses

Ø Pekerjaan dipadang ( pekerjaan pengairan)

Ø Perinta kepada bidan-bidan untuk membunuh anak-anak lelaki waktu dilahikan ( Sifra dan Pua)

Ø Perintah supaya anak lelaki dibang ke sungai.

Semakn dianiaya semakin banyak jumlah mereka. Orang Israel di Mesir selama 430 tanuh.

Menrut kitab keluaran nama Musa berarti”dianbgat dari air” puri Firaun yanbg mengbangkatnya dan menamainya Musa. Sebab katanya karena aku telah mengangkatnya dari air.

· Musa diutus Tuhan (2:23–4:17)

· Musa kembali ke Mesir (4:18–31)

· Pengutusan Musa (6:1–12)

Kehidupan pribadi Musa

Tercatat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Musa, sekalipun dikenal sebagai orang yang besar, sebagai seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan, juga memiliki kehidupan pribadi. Namun, kehidupan Musa sendiri tidak banyak disebutkan dalam Taurat. Hal ini dapat dimengerti karena Musa diakui sebagai pengarang atau penyusun kitab-kitab Taurat, dan dikenal sebagai seorang yang tidak menyombongkan diri, tidak akan berusaha menulis panjang lebar mengenai dirinya sendiri

Hubungan Musa Dengan Tuhan

Musa dikenal sebagai orang yang dekat dengan Tuhan. Bahkan, Tuhan menyatakan bahwa hanya kepada Musa lah Dia berbicara berhadap-hadapan seperti seorang sahabat tanpa ada hal yang ditutup-tutupi.

Keluarga Musa

Musa berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram dan ibunya bernama Yokhebed. Musa memiliki 2 orang kakak kandung, yaitu Harun dan Miriam. Harun di kemudian hari membantu Musa menjadi juru bicara Musa di hadapan orang Firaun ketika Musa hendak membebaskan orang Israel. Setelah orang Israel bebas, Harun menjadi imam besar dari bangsa Israel, yang memimpin bangsa Israel dalam ibadah di kemah suci. Sementara Miriam kemudian menjadi seseorang yang memimpin kelompok Lewi dalam menaikkan puji-pujian kepada Tuhan sementara ibadah dijalankan. Miriam merupakan seseorang yang pandai menari.[2]

Istri Musa

Berdasarkan penafsiran Taurat Musa dianggap memiliki beberapa orang istri, yaitu:

1. Zipora, anak Rehuel.

2. Seorang perempuan Kush.

Yitro juga disebut-sebut sebagai mertuanya, walaupun tidak diketahui siapa nama anak Yitro yang menikah dengan Musa, dan banyak yang menganggap Yitro adalah nama lain dari Rehuel.

Ada kepercayaan Yahudi yang menganggap bahwa Musa hanya mempunyai satu istri, di mana Zipora karena berkulit gelap disebut sebagai perempuan Kush. Perempuan Kush yang diambil oleh Musa ini juga merupakan pemantik pemberontakan yang diadakan oleh Harun dan Miriam.[6]

Keturunan Musa

Dari Zipora, Musa mempunyai dua orang putera yaitu: Gersom dan Eliezer.

Sepuluh bencana yang didatangkan oleh Tuhan atas bangsa Mesir sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Keluaran pasal 7 sampai 12, untuk meyakinkan Firaunagar membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan pergi ke tanah Kanaan

· Musa menghadap Firaun (6:27–7:13)

· Tulah kedua: katak (8:1–15)

· Tulah ketiga: nyamuk (8:16–19)

· Tulah keenam: barah (9:8–12)

Peristiwa Keluar dari Mesir (atau Keluaran; bahasa Inggris: The Exodus; dari bahasa Yunani: ἔξοδος, exodos, artinya "pergi ke luar") adalah suatu kejadian penting dalam sejarah bangsa Israel, di mana mereka menjadi bebas dari perbudakan selama lebih dari 400 tahun di tanah Mesir. Bangsa Israel mula-mula menetap di Mesir pada zaman Yusuf bin Yakub menjadi perdana menteri. Yakub, ayah Yusuf, dan saudara-saudara Yusuf beserta keluarga mereka, sejumlah 75 orang, pindah dari tanah Kanaan untuk tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, untuk menghindari bencana kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun. Setelah Yusuf meninggal, munculnya raja-raja Mesir, yang disebut para Firaun, yang tidak ingat akan jasa Yusuf. Sebaliknya mereka takut kepada orang Israel yang terus berlipat ganda jumlahnya dengan pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan orang-orang itu menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan.[1] Di bawah pimpinan Musa, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa itu keluar dari tanah Mesir dan mengembara untuk masuk ke "Tanah Perjanjian" yaitu Tanah Kanaan.[2]

TUHAN menampakkan diri di gunung Sinai (19:1–25)

Sinai adalah nama gunung, tempat TUHAN (YHWH) menampakkan Diri kepada Musa dan membuat perjanjian dengan suku-suku bangsa Israel yang berkumpul di situ.

Dalam Perjanjian Lama Gunung Sinai disebut juga Gunung Horeb. Sesudah melewati Mara dan Elim orang Israel sampai di Sinai pada bulan ke-3 sesudah berangkat dari Mesir (Keluaran 19:1), dan berkemah di dataran kaki gunung itu, dan dari situ puncak gunung dapat dilihat (Keluaran 19:16, 18, 20). YHWH menampakkan diriNya kepada Musa di puncak gunung ini dan memberikan Kesepuluh Firman dan hukum-hukum lainnya. Perjanjian yang diadakan Allah di situ dengan umat-Nya sangat penting dalam mengikat suku-suku itu menjadi satu, dan menempa mereka menjadi satu umat yang mengabdi kepada satu Allah. Keaslian berita ini mendapat tentangan dari aliran modern tertentu, berdasarkan Hakim-hakim 5:5, bahwa tradisi tentang Sinai termasuk bagian yang tua dari kepercayaan orang Israel. Peranan Gunung Sinai yang menonjol dalam Perjanjian Lama dan tradisi kuat yang dihubungkan dengan gunung itu, memberikan banyak bukti dalam menopang kebenaran sejarah dari berita ini.

· Kesepuluh firman (20:1–17)

Sepuluh Perintah Allah, dikenal pula dengan istilah Sepuluh Firman Allah, Dasa Titah, atau Dekalog (bahasa Yunani: δέκα λόγοι), adalah satu kumpulan prinsip biblika terkait etika dan ibadah, yang memegang suatu peranan penting dalam Yudaisme, Kekristenan, dan Islam. Disebutkan bahwa kumpulan perintah ini disampaikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi Musa dan ditulis pada kedua loh batu dengan Jari Allah.Sepuluh Perintah Allah tercantum dua kali dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama, pertama di Keluaran 20:2-17, kemudian di Ulangan 5:6-21.

Paskah (bahasa Latin: Páscha, bahasa Yunani: Πάσχα, Paskha; bahasa Aram: פַּסחא‎ Pasḥa; dari bahasa Ibrani: פֶּסַח Pesaḥ[1]) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam keempat Injil di Perjanjian Baru. Perayaan ini juga dinamakan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan, atau Minggu Kebangkitan.

Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" – hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus). Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April (kekristenan ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (kekristenan ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)

Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah Yahudi (bahasa Ibrani: פסח atau Pesakh[1])[3][c] dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia.

Tugas

1. Bacalah kitab keluaran pasal 20,dan tuliskan kembali kesepuluh hukum Taurat!

2. Buatlah uraian singkat latar belakang Israel sampai menjadi penduduk tanah Mesir

3. Tuliskan perbedaan paskah dalam kiab Keluaran dan paskah dalam perjanjian Baru

4. Tuliskan kembali 10 tulah (bencana) yang didatangkan untuk bangsa Mesir.

5. Tuliskan tugas-tugas dari seorang Imam.

189 views0 comments

Recent Posts

See All

Kommentare

Kommentare konnten nicht geladen werden
Es gab ein technisches Problem. Verbinde dich erneut oder aktualisiere die Seite.
bottom of page