Materi
Arti dari inkarnasi dan inkarnasi Allah menjadi manusia sebagai landasan teologis tentang misi kontekstual
A. Pengertian Inkarnasi
Inkarnasi dalam bahasa Inggris Incarnation diartikan sebagai penjelmaan, perwujudan, penitisan. Kata inkarnasi berasal dari bahasa Latin in artinya “dalam” dan caro atau carnis artinya “daging”. Jadi, Inkarnasi dapat diartikan masuk ke dalam daging. Kata “daging” bukan hanya memberikan indikasi pada “tubuh” tetapi seluruh aspek hidup manusia. Dalam bahasa Yunani Inkarnasi dapat diartikan menjadi daging. Anak Allah telah menjadi daging untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan ia menjadi sama dengan manusia.
Menurut parah tokoh
1. Moody mengatakan, Inkarnasi Kristus adalah suatu tindakan dimana putra Allah yang kekal mengambil bagi diri-Nya natur tambahan yaitu manusia, melalui kelahiran dari seorang anak dara (virgin birth). Akibatnya adalah bahwa Kristus tetap selamanya Allah tidak bercacat cela, dan demikian keadaanNya sejak kekekalan; ia juga memiliki kebenaran, dan ia adalah manusia yang tidak berdosa dalam satu Pribadi untuk selamanya. (Yohanes 1:14; Filipi 2:7-8; 1 Timotius 3:6).
2. Menurut Dr. G. C. Van Niftrik, dalam bukunya yang berjudul Dogmatika Masa Kini, memberikan pemahamannya mengenai apa itu inkarnasi. Menurutnya, Inkarnasi adalah:
· Inkarnasi bermaksud menyatakan bahwa Firman Allah telah menjadi daging, yakni bahwa Allah telah menjadi manusia, didalam Yesus orang Nazaret.
· Inkarnasi bermaksud menyatakan bahwa Firman Allah telah menjadi daging, bahwa Allah telah menjadi manusia, bahwa didalam Yesus orang Nazaret Allah itu sendiri datang kepada kita.
B. Hakikat Inkarnasi
Kristus, dalam inkarnasi-Nya mengambil seluruh aspek budaya manusia dan menggunakannya sebagai wahana misi, menyatakan kehendak Allah yang kekal kepada dunia melalui konteks budaya di mana Ia ada. Yesus dikenal sebagai orang Galilea (Lukas 23:5-7), berasal dari Nazaret (Matius 2:22,23;Lukas 18:37), semua orang mengenal Dia dan keluarga-Nya (Matius 13:55-56; Markus 6:1, 3; Lukas 4:16). Dalam kaitannya dengan kehadiran-Nya di dalam konteks budaya Hebraic ini Yesus tetap menggunakan seluruh elemen budaya dalam menyatakan Allah kepada dunia. Berulang-ulang Ia menegaskan tujuan kedatangan-Nya, “… melakukukan kehendak Dia yang mengutus Aku, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34).
C. Kristus ada saat kekekalan
Inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus yang menjadi manusia, merupakan suatu hal yang begitu luar biasa dalam tubuh kekristenan. Sebelum inkarnasi, Yesus Kristus, Allah yang sudah menjadi manusia itu sudah ada. Dalam pernyataan ortodoks mengenai doktrin Tritunggal, pribadi kedua (Kristus) diuraikan sebagai memiliki segala sifat-sifat Ilahi, dibedakan sebagai tidak sama dengan pribadi yang pertama dan ketiga dalam ketritunggalan, dan sebagai Anak yang kekal yang berbeda dari Bapa atau Roh Kudus. Dalam Ibrani 13:8 mengatakan bahwa Yesus Kristus itu tetap sama, kemarin, sekarang dan selamanya. Jadi, jelas bahwa Kristus ini sudah ada sejak kekekalan dan memiliki sifat-sifat Ilahi dan inkarnasi-Nya . Sangat jelas sekali bahwa keberadaan Kristus yang menjadi manusia sudah ada sejak kekekalan. Kej. 1:26-28 dengan jelas sekali menunjukkan keTritunggalan yang juga menyangkut mengenai Allah yang berinkarnasi menjadi manusia dalam Yesus Kristus.
D. Yesus Kristus adalah Allah
Inkarnasi merupakan cara satu-satunya Allah untuk menyelamatkan manusia dari penghukuman dosa. Dengan Allah menjadi manusia dan masuk kedalam dunia, maka Allah memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah sendiri. Allah yang manjelma atau berinkarnasi menjadi manusia menimbulkan banyak perdebatan dan permasalahan. Permasalahan dan perdebatan ini muncul karena salah satu doktrin kekristenan mengenai Allah yang berinkarnasi dalam diri Yesus Kristus sebagai manusia. Perdebatan-perdebatan ini membentuk dua kubu dalam kekristenan yaitu yang percaya bahwa Allah berinkarnasi menjadi manusia dan ada juga yang tidak percaya. Hal yang begitu mendasar adalah bagaimana Allah yang penuh dengan kemuliaan dan takhta meninggalkan semuanya itu dan mau menjadi manusia. Sifat ke-Ilahian Kristus dalam inkarnasi, ada yang pro dan ada juga yang kontra. Teolog-teolog yang pro dengan keilahian-Nya Yesus Kristus: Scheiermacker: mengatakan bahwa Yesus itu sebagai manusia dengan kesadaran ke-Allahan yang luar biasa; Ritsch: menyebutnya sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai Allah; Wendt: melihat Yesus sebagai manusia yang terus menerus memiliki persekutuan kasih dengan Allah; Beyschlag: menyebut Yesus sebagai manusia yang dipenuhi oleh Allah . Pandangan ini menyatakan bahwa inkarnasi Allah dalam diri Yesus Kristus adalah 100% memiliki sifat ke-Allahan. Ketika Allah menjelma menjadi manusia, bukan berarti bahwa ke-allahan Allah hilang. Melainkan ketika Allah menjelma menjadi manusia maka sifat ke-Allahan ada dalam diri-Nya.
E. Yesus Kristus Juga adalah manusia
Ada juga golongan-golongan yang bertentangan dengan pendapat para teolog di atas. Pertentangan ini muncul dari golongan-golongan liberal yang mengandalkan rasio dan pengetahuan, diantaranya adalah: Harnack; Weiss; Schweitzer; dan lain-lain, menyatakan bahwa Kristus yang berinkarnasi itu hanya sekedar menjadi manusia saja, dan tidak memiliki sifat-sifat keilahian . Para tokoh liberal ini hanya mengakui kemanusiaan Kritus saja dan tidak mengakui bahwa dalam penjelmaan Allah menjadi manusia, Kristus itu memiliki sifat-sifat keilahian. Jadi, dua pandangan yang sangat bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Pandangan ini juga ditentang oleh Paulus. Dalam suratnya dia mengatakan bahwa seluruh kepenuhan Allah berada pada tubuh Kristus yang sudah menjadi manusia (Kol. 1:19), dan bahwa Yesus lebih tinggi dari para malaikat merupakan salah satu tema dalam surat Ibrani.
Dalam inkarnasi ini, Yesus adalah sepenuhnya Allah. Dalam diri-Nya, dalam natur-Nya, Dia adalah Allah. Dalam alkitab memberikan bukti yang sangat jelas sekali mengenai inkarnasi Allah ini dalam wujud manusia yang juga memiliki sifat 100% ilahi. Lukas 22:70 menyebutkan kata “Anak Allah”. Kata Anak Allah ini dalam keseluruhan Alkitab disebutkan sebanyak 40 kali . Yohanes 5:18, jelas bahwa nama itu adalah dari Allah yang diberikan kepada Kristus. Pengakuan Iman Westminster mengatakan bahwa: Kristus adalah Allah, Dia juga adalah manusia, di mana Dia secara super natural telah mengenakan natur manusia tanpa dosa, tetapi Kristus tetap satu pribadi yaitu Kristus, satu-satunya pengantar antara Allah dan manusia. Dalam pengakuan ini, menunjukkan bahwa Inkarnasi Yesus Kristus adalah benar-benar menyatakan bahwa Dia adalah manusia dan juga Allah. Kemanusiaan Kristus dan ke-Allahan-Nya adalah dua hal yang ada dalam diri-Nya.
F. Ke-Allahan dan kemanusiaan di dalam Inkarnasi Yesus Kristus.
Inkarnasi melalui Yesus Kristus, kekristenan mengakui bahwa Yesus Kristus itu memiliki sifat Ilahi, dan juga sifat manusia. Dia adalah Alla. Sifat Ilahi dan Insani dalam diri Yesus Kristus adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Namun bukan berarti ke dua sifat itu menyatu. Beberapa bukti dari Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Bukti ini dilihat dari beberapa sebutan terhadap Yesus bahwa Dia adalah Allah. Dia disebut Allah (Yoh. 1:1; Roma 9:5; I Yoh. 5:20); Dia disebut Anak Allah (Mat. 16:16-17; Mrk. 14:16; Luk. 4:41; Yoh. 1:18); Dia juga disebut Tuhan (Mat. 22:43-45; Mark. 2:28; Luk. 6:46; Kis. 4:33; 9:17; 10:36; 26:15). Bukti-bukti Alkitabiah ini memberikan pernyataan bahwa Yesus adalah Allah, sumber kebenaran absolut. Mengenal Yesus sama dengan mengenal Allah. Beberapa bukti-bukti yang diberikan oleh Alkitab mengenai ke-Allahan dan Kemanusiaan Yesus Kristus, ke-Kristenan meyakini bahwa Yesus adalah Allah dan manusia sejati. Beberapa ayat dalam Alkitab mendukung hal ini dan memberikan bukti yang cukup signifikan untuk menerima kesatuan ke dua natur dalam diri sang Inkarnasi tersebut.
Inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus adalah sebagai wujud dari kasih Allah kepada manusia. Manusia yang berdosa, adalah manusia yang sudah mati. Efesus 2:1: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” Kejatuham manusia ke dalam dosa membuat manusia tidak memiliki pengharapan akan hidupnya. Namun Allah dalam kedaulatan anugerah-Nya rela untuk menebus manusia yang sudah mati karena dosa itu. Sehingga manusia beroleh kemenangan dari dosa, dan memiliki pengharapan hidup dalam diri sang Inkarnasi tersebut. Refleksi pribadi mengenai doktrin Kristus ini khususnya mengenai inkarnasi yang saya bahas dalam paper ini, saya memahami bahwa pemahan ini sangat penting dalam kekristenan. Inkarnasi adalah anugerah dari Allah. Anugerah dari Allah dalam inkarnasi ada dalam diri Yesus. Dengan cara Yesus berinkarnasi menjadi manusia, sesungguhnya adalah cara atau upaya yang dilakukan Allah dalam misi penyelamatan manusia berdosa ke dalam dunia. Hanya dengan berinkarnasi kita dapat menerima Anugerah Allah karena kita terbatas dalam memahami pengetahuan akan Yesus Sang Raja yang turun ke dalam dunia yang tercemar oleh dosa.
Tugas: CATAT MATERI DAN DIPELAJARI
Comments